" Saking sukanya, dia sampai rela menjual barang kesayangannya demi membelikan CD game terbaru."
" Cukup, cukup sudah. Aku tak bisa membiarkannya."
" Satu masalah terakhirnya, penyebab Tamy berhenti kuliah."
" Dia bertengkar dengan Tamy dan bahkan dia menggorok leher Tamy karena dia tak satu kelompok denganmu dulu. Jika Tamy tidak ada, dia akan satu kelompok denganmu."
" CUKUP! DIMANA DIA SEKARANG?"
*
*
*Frasky mengotak-atik keyboard laptop nya. Tugas makalah dari Mr. Rocky belum diselesaikan nya. Padahal besok sudah harus dikumpulkan.
" Kenapa gak dari kemarin aja sih? Kan repot jadinya." Digan.
" Males. Udah sana ah!"
Digan mendengus kesal. Lalu ia berjalan keluar.
Di koridor sepi, mungkin semuanya sedang dikelas masing-masing. Rencananya sih mau ke bawah, gabut dikelas. Tapi firasatnya mengatakan bahwa rooftop lebih nyaman.
Di lift dia bertemu Chaejin, Maira, Albren, dan Jason
Terdengar keributan dari koridor. Hulya yang tertidur, bangun kembali karena keributan itu.
" Aduh! Ngapain sih? Berisik amat!" Gerutunya.
" Aku punya firasat buruk deh Jin. Anter keluar yuk!" Kata Yoora. Akhirnya, dia dan Chaejin keluar.
Betapa terkejutnya mereka, melihat Firas berdebat dengan Cathlyne. Matanya berapi-api.
" STOOOP!" Teriak seorang perempuan dari belakang mereka. Semuanya menoleh ke arahnya. Itu Hulya.
" KALIAN GAK SADAR APA INI DIMANA? KALIAN SIAPA? APA GAK BISA NYELESAINNYA BAIK-BAIK? HAH? JAWAB! KALIAN INI UDAH DEWASA! HARUSNYA KALIAN TAU YANG KALIAN LAKUKAN INI GAK BAIK!" Teriaknya.
Bagus!- batin Chaejin
Terus, jangan kasih kendor!- Yoora
" LO JUGA NGAPAIN IKUT CAMPUR URUSAN KITA? EMANGNYA LO SIAPA DIA HAH?" Balas Cathlyne pedas.
" AKU SAHABATNYA! EMANG KENAPA HAH?"
" Ya terus? Apa hubungannya sama dia?" Tanya Cathlyne sambil menunjuk-nunjuk Firas.
" AKU GAK PUNYA HUBUNGAN APAPUN SAMA DIA! TAPI, IKATAN KEKELUARGAAN DI KELAS KITA KUAT! KITA UDAH SALING NGANGGAP KELUARGA SENDIRI!"
" Dan, sebelum kamu nyerang dia, kamu harus ngadepin kita dulu." Kini Rocky yang bicara.
" Huh! Mungkin kali ini kamu menang, tapi lain waktu, aku pasti kembali." Kata Cathlyne sambil tersenyum sinis dan pergi meninggalkan mereka.
Mereka masuk kembali ke kelas.
" Lo kenapa sih Ras? Kok bisa-bisanya sih Lo ngebentak UG? Biasanya Lo b-aja ke UG?" Tanya Ali.
" Gue ngebentak dia karena dia emang udah salah banget Li, dia udah keterlaluan."
" Tapi se keterlaluan apapun, Lo harus tetep bisa tahan Ras, jangan sampe orang lain ngenilai Lo sebagai orang..." Ucapan Ali terpotong.
" Jadi Lo ngebela dia gitu?! Jangan sok iye deh! Kalo Lo belom tau awalnya, Lo jangan sok-sok an ikut campur masalah gue!" Firas langsung nyerang tanpa nyaring omongannya.
" Bukan itu, maksud gue.." lagi-lagi Firas memotong omongannya.
" Ah udahlah Li! Gue males ngedengerin Lo yang terus-terusan ngebela UG gak tau diri itu!" Final Firas.
" Firas," gumam Ali pelan.
Biasanya sih abis ngeluarin semua amarahnya, Firas langsung berubah 180° menjadi B aja, tapi nggak buat kali ini.
Dia pergi mencari Cathlyne. Yang ternyata berada didekat kolam ditaman sebelah utara.
" Hey!"
Firas berlari mendekat, tetapi terhenti ketika Cahtlyne menunjuknya dengan pisau lipat yang digenggam olehnya.
" Diam! Jangan mendekat!"
" Hei! Lo tuh maunya apasih? Apa masalahnya gue sama lo? sampe lo jadi kaya gini?"
" Gue ngelakuin itu semua supaya gue bisa deket sama lo, karena gue suka sa---"
" Kalo lo suka sama gue, gak kaya gini caranya! sampe tega-teganya lo ngebuat Sepupu gue satu-satunya berhenti kuliah dan pergi jauh-jauh dari sini! LO GAK TAHU APA GIMANA PERASAAN GUE? SAKIT CATH! DIA SATU-SATUNYA SEPUPU GUE YANG GUE SAYANGI SELAIN KELUARGA, DAN LO, MALAH NGEBUAT DIA TRAUMA!"
" Tapi, Fi--"
" DENGER BAIK-BAIK,SEJUJURNYA, GUE GAK PERNAH NARO PERASAAN APAPUN SAMA LO! DAN JANGAN BERHARAP KALO GUE BISA JATUH CINTA SAMA ORANG PALING EGOIS YANG NGERASA SEOLAH-OLAH PUNYA MASALAH TERBERAT DIDUNIA KAYA LO!"
Maira melihatnya, semuanya, sejak Cathlyne menunjuk Firas dengan pisau. Ia segera menyusul Cathlyne ke kelasnya. Baru mau masuk, pintunya langsung ditutup.
" Cath! Tolong buka dulu sebentar," Maira menggedor pintu. Tapi nihil, pintunya tidak dibuka oleh Cathlyne dan bahkan terdengar dikunci dari dalam.
" Cath, please, we can talk about it well. Open the door! I'll tell you why, but--"
Krieeet....
Pintu terbuka memperlihatkan Cathlyne yang acak-acakan. Hidungnya memerah dan matanya sembap.
" Cathlyne! What's wrong with you? Are you ok?"
Cathlyne langsung memeluk tubuh Maira. Maira tidak menolak dan membiarkannya menangis di pundaknya. Tak apalah pakaiannya basah. Cathlyne perlu menumpahkan semuanya (?)
" Hei, udah, jangan nangis. Mata kamu bisa bengkak."
" I can't hold it Ra, let me crying for a second." katanya sembari sesenggukan.
" Tapi kamu gak bisa terus begini, you will look like a weak girl."
Hyuna datang dan mengambil alih Cathlyne dari Maira.
" Berhenti menangis Cath, there are still many male who want accept you."
" Biarkan aku membawanya sebentar. Aku perlu bicara dengannya."
" Beritahu aku jika ia membicarakan tentang kejadian tadi." Bisik Maira.
" I know, I'll tell you later."
Maira kembali ke kelas.
" Kamu abis mandi?" Tanya Machida yang tiba-tiba muncul dari belakang.
" Nggak lah, masa iya aku mandi disini."
" Terus, itu kenapa basah?"
" Ini bekas air mata penyesalan(?), mungkin."
" Mulai deh bucin nya."
__________________________
See you again guys!
Lagi banyak libur jadi bisa cepet up
Final masalahnya di next chapter ya!
Don't forget to vote! And follow our account!Love BaClaTuBTion...💖
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are BaClaTuBTion
Non-FictionMengisahkan kehidupan mahasiswa di kelas yang bernama Baclatubtion. Seperti biasanya, mereka juga punya masa-masa yang kelam, indah, dan juga momen-momen tak terduga. Rasanya mereka tidak ingin berpisah. Tapi apa boleh buat? Mereka terpaksa terpeca...