Sehari tepat setelah insiden itu, tiba-tiba ada yang aneh (?) Belakangan ini.
Mulai dari mahasiswa yang keluar, dosen yang bermasalah, dan masih banyak lagi.
Kemarin aja ada tuduhan dari warga sekitar, yang katanya liat ms. Kate ke tempat minum Soju.
Belum selesai masalah itu, ada kakak tingkat yang keluar. Rumornya, ada dosen yang memperlakukannya cenderung lebih keras, dan pilih kasih terhadap para anak didikannya.
Dan katanya siswa itu menuduh Mr. Rahman, yang notabenenya adalah dosen paling alim disini.
Ya pastinya, para mahasiswa dan dosen gak terima. Masa iya dosen sebaik itu memperlakukan siswa dengan keras? Memang sih, terkadang ada juga yang berpura-pura baik, tapi sebenarnya bermuka dua.
Tapi ya, dia kan senior juga. Senior pasti tahu lebih banyak dan berpikiran lebih jernih dan dewasa.
Pokoknya keadaan kampus sekarang udah mirip benang kusut. Ruwet, ribut, ACAK-ACAKAN.
"Yaelah masa sih? Gak mungkin, masa iya miss Kate ketempat yang gitu? Aku udah kenal miss Kate lama. Dan beliau gak mungkin berbuat maksiat kaya gitu." Kim.
"Jangan dipercaya dulu, takutnya hoax, kan kita yang rugi entar." Nabilla.
Brak!!
Pintu hampir aja copot. Ada Jason disitu.
"WOOOOIIII! GAWAT GAWAT! CEPETAN KELUAR SEKARANG!" Jason tiba-tiba teriak gak jelas di depan kelas dengan nafas ngos-ngosan.
"Apaan sih? Rusakin pintu kelas orang aja! Ada apa? Tenang dulu." Digan.
"It-it-itu Gan, ADA DEMO!"
"Hm? Jangan becanda deh, Jas. Kamu tuh kalo ngomong yang bener." Chaejin.
"BENERAN CHAE!!! ADA DEMO DILUAR!!! PENJAGA KAMPUS SAMPE PINGSAN TAHU!! CEPETAN KELUAR KALO MASIH MAU HIDUP!!! IKUT AKU!!"
Hanya beberapa orang yang keluar. Jihan, Nabilla, Kenta, Ali, Maira, Rocky, Justin, Digan, dan Chaejin masih diam dikelas. Jaga-jaga, bisa aja kan, akal-akalan salah satu pendemo nyari kesempatan buat mencuri barang para mahasiswa.
"Iya beneran hey, liat, lapangan depan aja sampe penuh." Rocky.
"Emangnya mereka mau ngapain sih? Sampai demo begitu?, Eh itu liat! Ada yang bawa spanduk segala." Si riweuh Jihan mulai nyerocos.
"Mereka mau CEO nutup kampus ini?" Machida.
"Alah, mimpi aja kali." Kenta.
"Kalau ini ditutup, kita mau kuliah dimana? masa iya pindah negara? kan gak lucu." Ali.
"Sia-sia dong aku nabung dari kecil cuma buat biaya masuk universitas ini." Kenta.
"Jin, anter ke air bentar." Maira.
"Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are BaClaTuBTion
Non-FictionMengisahkan kehidupan mahasiswa di kelas yang bernama Baclatubtion. Seperti biasanya, mereka juga punya masa-masa yang kelam, indah, dan juga momen-momen tak terduga. Rasanya mereka tidak ingin berpisah. Tapi apa boleh buat? Mereka terpaksa terpeca...