Sultan Abdul Hamid II
Theodore Hertzl
.
.
.
.S
ebuah kerajaan di suatu ruangan datanglah seorang pria dengan langkahnya yang tegap dan penuh percaya diri tapi masih dengan sedikit membungkuk. Karena yang dia datangi adalah seorang raja sekaligus sultan.
Sang raja dan pria itu pun mulai berdialog...
.
.
."Theodore Hertzl..... katakan, apa sebenarnya maksud kedatanganmu."
"Saya menginginkan tanah dan tempat tinggal di wilayah khilafah. Sepetak tanah pemukiman bagi saudara-saudaraku, orang-orang Yahudi di Palestina.....-"
Sang sultan hanya menatapnya tajam.
"-.....Tolong berikanlah orang-orang Yahudi sebagian tanah Palestina agar mereka menjadi Palestina sebagai layaknya negeri kelahirannya.....-"
Sang sultan menengok dan melihat dua orang menterinya. Mencoba menelaah kembali apa yang ia dengar.
"-..... Anda juga tahu bahwa kami orang Yahudi memiliki kekuatan finansial yang amat besar. Kami tidak akan pernah membiarkan kemurahan hati Anda sia-sia tanpa adanya imbalan. Bila Anda menyetujui, akan kami lunasi triliyunan hutang khilafah yang ada di bank-bank Eropa.....-"
Sang sultan mengambil dan menyimpan setiap perkataan yang disampaikan dengan menatapnya tajam.
"-.....Tolonglah. Kami hanya meminta satu hal saja darimu. Kami minta, engkau jual kepada kami secuil saja beberapa petak tanah di Palestina."
Dua menterinya yang mendengar permintaan tersebut hanya bisa terkejut. Sedangkan sang sultan berusaha menahan emosionalnya sambil menghentakkan tongkatnya dengan tatapan tajamnya pada Theodore Hertzl.
"Mustahil bagiku untuk menyerahkan tanah Palestina! Takkan pernah kuserahkan walau hanya segenggam tanah!.....-" ucapnya dengan nada keras dan tegas.
"-.....Karena tanah Palestina bukanlah milikku, tapi ia adalah milik rakyatku. Kami pun berulang kali mengorbankan ribuan nyawa demi Palestina dari masa ke masa.....-"
"-.....Para tentara Islam, mujahidin kami yang berasal dari Suriah dan Palestina pun berguguran di medan perang Plevne (Balkan : Bulgaria) satu demi satu. Jumlah nyawa umat yang berjuang dikorbankan demi Islam sudah tak terhitung lagi. Sekali lagi kujelaskan. Palestina bukanlah milikku, tapi ia adalah milik umatku ini."
Sang sultan memberikan selembar photo pada salah satu menteri besarnya "Pasha..." lalu Pasha memberikan photo itu pada Theodore Hertzl.
Theodore Hertzl pun mengambilnya dan melihat photo itu.
Photo Theodore Hetzl pertama di Swiss dan proses pembentukan bendera untuk negara impian zionis
"
"Simbol yang ada ditengah bendera adalah bintang david. Lalu, apa maksud dari dua garis berwarna biru diujung atas dan bawah bendera?"
Theodore Hertzl yang ditanya dengan pertanyaan dari sang sultan berusaha menutupi sesuatu. "Tidak ada makna tertentu wahai sultan. Itu hanyalah sebuah tanda biasa saja."
Sang sultan menatapnya tajam lagi.
"Kalau begitu, akan aku jelaskan padamu jika kau lupa makna dua garis biru itu, Hertzl.....-"
Theodore Hertzl hanya bisa tegang membiarkan telinganya mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh sang sultan kepadanya.
"-.....Goresan dua garis biru di bendera menunjukkan tentang sebuah cita-cita kalian. Cita-cita akan sebuah tanah, negeri yang dijanjikan. Luasnya adalah antara garis sungai Nil dan Eufrat. Kalian dengan terang-terangan merencanakan untuk mendirikan sebuah negara zionis yang luas...."
Kembali menghentakkan tongkatnya. Kini lebih keras dan berbicara dengan suara lantang.
"-.....Maka, dengarkanlah aku sekarang! Cita-cita negara zionis busukmu takkan pernah bisa terwujud selama aku hidup.
Aku akan menghentikannya!
Enyahlah kau dari sini!!!"
Dengan tidak percaya dengan apa yang Theodore Hertzl dengar bahwa itu memanglah benar adanya. Di ruangan itu, satu menterinya tersenyum menyetujui perkataan si sultan dan Pasha menatap tajam Theodore Hertzl.
"Pergilah kau dari sini. Manusia hina!"
Theodore Hertzl pun melangkah mundur sambil menundukkan kepalanya dan memutar balik tubuhnya berjalan ke arah pintu untuk keluar dari ruangan dengan harapan dan tangan kosong.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabar_ISLAMIYAH
NonfiksiAssalaamu'alaikum sobat. Cerita ini saya ambil dari berbagai sumber yang ada. Ada yang memang dari sumbernya langsung dan ada yang saya ubah sedikit kata-katanya sesuai alur yang dibahas sesuai yang terjadi di dunia Islam. Jadi, saya mohon agar apab...