Joe POV
Malam itu aku kembali ke kantor, setelah menyelesaikan beberapa urusan. Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Keadaan sudah sangat sepi. Tentu saja semua orang sudah pulang, tidak terkecuali Jennie, PA-ku.
Aku memintanya untuk menyortir beberapa dokumen penting sebelum pulang, dan sepertinya ia melakukan tugasnya dengan baik.
Tumpukan itu kini sudah terbagi dua dan diletakkan dengan rapi di atas meja kerjaku.
Triiiing...triiing..
Ponselku berbunyi, ku lihat nomor ayahku.
"Halo nak..."
"Iya ayah, ada apa ?"
"Kamu dimana ?"
"Aku masih di kantor."
"Pulanglah, ini sudah malam. Istirahatkan badanmu."
"Iya. Ayah juga."
"Eh, nak..."
"Hmmm"
"Bagaimana dengan Jennie ?"
"Maksudnya ?"
"Ya bagaimana dengan PA barumu itu ? apa kau menyukainya ? Maksud ayah sudah 2 minggu ini ayah tidak mendengar keluhanmu."
"Lumayan, hanya dia sangat lamban." Jawabku sambil membereskan barang-barangku di meja,kemudian memasukkannya kedalam tas kerja.
"Jangan terlalu keras padanya. kudengar kau menyuruh dia lembur 1 minggu penuh."
"Ia juga perlu waktu untuk beradaptasi dengan pekerjaan barunya." Lanjut Mr.Kim
"Hmmm. Ayah ku tutup ya, aku mau pulang."
"Baiklah, istirahatlah."
Tut
Sambungan telfon terputus.
'Apa aku terlalu keras padanya ? Aku hanya mendisiplin kannya.' Bathinku.
Ya memang, seminggu ini aku selalu memintanya lembur, tapi ia tidak pernah menolak.
Aku juga kadang menelfon ketika weekend, dan ia selalu mengangkatnya. Bahkan ia bilang, aku bisa menelfonnya kapan saja jika butuh bantuan.
Dia juga tidak pernah mendengus ketika kuberikan tugas diluar jam kerja, karna memang itu jobdescnya.
'Ah sudahlah, kenapa aku jadi memikirkan ini ?' fikirku, sambil bergidik.
Sebelum pulang aku melihat sebuah cup di atas mejaku. Rasanya sebelum keluar tadi, aku tidak memesan ini. Lalu, siapa yang memesan dan meletakannya di sini ?
Di cup itu terdapat tulisan 'SORRY' dan secarik kertas bertuliskan
'Mr. Joe saya minta maaf untuk yang waktu itu, semoga anda tidak membenci saya karna kejadian itu.'
Tanpa sadar aku tersenyum setelah membaca noted tersebut.
Hmmm, kopinya masih hangat, berarti ia belum lama pulang.
*****
"Pagi Mr. Joe..." Ucap Jennie sambil membungkukkan badan.
"Hai Pagi Jennie." Jawabnya sambil berlalu menuju ruangannya.
'hah ? apa ini ? dia balik menyapaku ? aku rasa moodnya sedang bagus hari ini.' Bathin Jennie sambil tersenyum girang.
"Ah Jennie, aku sudah mengirim email kemarin. Ada Investor China yang akan berkunjung kemari. Tanyakan kapan ia akan kemari."
"aku tunggu reportnya sebelum jam makan siang." Tambah Joe.
"Baik Mr.Joe..."
Jennie segera menghubungi PA Investor tersebut, dan menanyakan beberapa hal. Ia juga mencatat beberapa informasi penting lainnya untuk kemudian dilaporkan pada atasannya nanti.
Jennie lalu mengerjakan pekerjaan lainnya, ia juga membaca beberapa arsip dan email dari Lee untuk menambah pengetahuannya.
Tiba-tiba ada pesan masuk ke ponselnya. Rupanya itu ajakan makan siang dari tim terdahulunya. Melihat mood Joe sedang baik, maka Jennie memutuskan untuk meminta izin makan siang diluar. Ia kemudian mengirimkan 'OK' pada si pengirim pesan.
*****
Tok...tok...tok...
"Masuklah."
"Mr. Joe, ini laporan meeting kemarin."
"Oiya, anda tidak ada jadwal siang ini."
"Ok."
"Apa yang anda inginkan untuk makan siang ?"
"Hmmm, belum terfikirkan."
"Bagaimana dengan Zhang ?" Tanya Joe
"Ia akan datang besok pagi sekitar jam 9, di bandara Incheon."
"Ok"
Joe kembali berkutat dengan pekerjannya.
'Kenapa ia masih berdiri di situ ?' fikirnya.
Kemudian ia mendongakkan kepalanya. Jennie pun melanjutkan pembacaan reportnya.
"Mr. Zhang akan datang bersama istrinya. Besok, saya dan Mr. Lee akan menjemput mereka langsung ke bandara."
"Hotel sudah dipesan, sesuai rekomendasi dari PA nya, saya rasa hotel Ilsam pilihan terbaik. Selain lokasinya nyaman & dekat dengan kantor kita, mereka juga menyediakan Chinese food yang autentik dan sangat enak."
"Saya sudah menawarkan beberapa tempat wisata yang cocok dengan mereka selama kunjungannya ke sini dan akan di konfirmasi besok."
Joe mengangkat wajahnya, mengekspresikan 'apa ada informasi lainnya ?'
"Oiya, Mrs. Zhang sangat menyukai tembikar..."
"Saya akan mengajaknya ke gallery Baeksang untuk melihat-lihat karya di sana. Hmmm, saya juga sudah membuat janji dengan salah satu seniman tembikar yang dimiliki Baeksang."
"Sementara itu yang bisa saya laporkan." Jennie mengakhiri laporannya.
"Good" Joe tersenyum puas.
Jennie kemudian meminta izin untuk makan siang bersama teman-temannya di divisi lain. Tentu saja Joe mengizinkan, dengan syarat ia harus kembali satu jam kemudian.
Namun, baru 30 menit keluar, Joe sudah menelfonnya kembali.
"tidak bisakah aku bebas sehari saja." Jennie menarik nafas panjang. Kemudian ia berdiri.
"baiklah silahkan dimakan, hidangannya... aku kembli ke kantor."
Teman-temannya hanya menatap mantan bossnya itu dengan miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Contract
RomanceJennie seorang staff yang cantik dan pintar menikah dengan Joe CEO yang angkuh dan kasar dalam sebuah contract. Pernikahan tanpa cinta dengan tujuan masa untuk mempersiapkan masa depan masing-masing. Akankah keduanya jatuh cinta pada akhirnya ?