Jennie Pov
3 bulan sudah aku bekerja sebagai PA Mr. Joe. Aku merasa banyak sekali belajar. Selain berhubungan dengan tim internal, aku juga banyak berkomunikasi dengan investor maupun rekan bisnis perusahaan, yang berasal dari luar.
Aku mulai memahami sifat Mr Joe. Dari mulai sifat baik sampai sifat yang terburuknya
pekerjaanku tidak hanya mengatur jadwalnya, aku juga melakukan tugas-tugas lainnya sebagai PA, selain itu aku harus memperhatikan jadwal maupun menu makanannya, memberikan ia advice tentang segala hal, termasuk hal-hal diluar pekerjaan, seperti "film apa yang sedang hits saat ini" misalnya. Aku juga Berusaha melakukan do dan menghindari don't agar moodnya selalu terjaga.
Sekarang ia sudah mulai berubah, kemarin aku mengajaknya makan siang bersama divisi marketing, tujuannya supaya ia lebih mingle dengan para pegawai. Ternyata ia menyetujuinya ! ya... walaupun masih sedikit kaku. But it was a good move !
Oiya ! Ia juga tidak seenaknya memotong pembicaraan di telfon lagi hahaha.
Aku melihat schedule hari ini. Oh my, aku lupa ada perubahan jadwal keberangkatan ke Singapore. Meeting akan dilaksanakan sore ini, sehingga Mr. Joe harus bergegas pagi ini juga.
Aku kemudian menelfonnya.
Tuuut...tuuut...
"hmmm ?"
"Mr. Joe anda di mana ?"
"Appartement." Jawabnya sambil menguap
"anda tidak ke kantor ?"
"Kau bilang hari ini jadwalku kosong. Sudah aku mau ti..."
"Sebentar Mr. Joe, ada perubahan jadwal. Anda harus ke Singapore hari ini." Potongku cepat
"Apa ? Kau gila ! kenapa mendadak ?" Jawab Joe sedikit berteriak.
"Maafkan aku..."
"Cepat kemari, dan siapkan barang-barangku!" ucapnya.
Bruk...
"Oh shit !"
Kemudian aku memutus sambungan telfon.
'Dasar bodoh ! bodoh ! kenapa informasi sepenting ini bisa terlewat ! mati saja kau' aku merutuki diriku sendiri memikirkan hukuman apa yang akan Joe berikan kepadaku nanti.
*****
Ting tong... ting tong...
Cklek
Joe membukakakan pintu. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit bagian tubuh bawahnya. Sementara bagian atas ia biarkan topless.
Jennie sangat kaget dengan pemandangan itu, ia tidak berhenti memandangi tubuh indah Joe. Ia tidak beranjak dari tempatnya !
Kemudian Joe berbalik
"masuklah ! Jika kau terus memelototi tubuhku aku akan melewatkan meetingnya !"
"aku bisa memperlihatkan lagi 'ini' nanti" Ucap Joe dengan nada genit, yang mampu membuat wajah jennie memerah.
Jennie kemudian mengipas ngipas wajahnya. Joe hanya terkekeh melihat reaksi PA nya.
Jennie berjalan menuju ke ruang pakaian Joe, menyiapkan pakaian, Jam tangan, dan kebutuhan lainnya.
Setelah itu ia mengikat rambutnya asal, agar dapat bergerak dengan leluasa, kemudian Jennie berjalan menuju dapur, untuk menyiapkan sarapan. Ia tau bahwa bossnya itu belum makan sama sekali.
'Selamat pagi... pemirsa hari ini cuaca akan sedikit dingin, kami sarankan anda untuk memakai pakaian tebal sebelum meninggalkan rumah.'
Jennie kemudian kembali ke kamar Joe, memilih sweater yang cukup hangat dan memakaikannya
"Ramalan cuaca mengatakan hari ini akan sedikit dingin, jadi anda harus menggunakan sweater."
"Anda boleh membukanya ketika sudah menaiki pesawat." Ucapnya sambil membetulkan kerah baju Joe.
Wajah mereka begitu dekat, lalu Keduanya beradu pandang. Untuk pertama kalinya Joe tersenyum pada Jennie.
Jennie salah tingkah, kemudian ia beranjak mundur. Ia sangat malu, akhirnya ia pergi kearah dapur mengambil sarapan untuk bossnya itu.
'Oh my kenapa wajahnya sangat tampan, bila tersenyum ? Ah pasti aku sudah gila !' Ucap Jennie dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya.
Joe yang melihat pemandangan itu hanya terkekeh.
*****
"Mr. Joe semoga anda selamat sampai tujuan. Maaf saya tidak bisa menemani anda, karena harus menyelesaikan urusan di sini."
"Telfon aku jika ada sesuatu yang mendesak. Lakukan report setiap saat." Ucap Joe. Sambil sesekali memeriksa jam tangannya.
"setelah melihat 'itu' kau jadi lebih bersemangat. Lain kali akan kuperlihatkan sering-sering, kalau begitu." Ucapnya setengah berbisik
Jennie membelalakan matanya. Untuk kesekian kali wajahnya bersemu merah.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Contract
RomanceJennie seorang staff yang cantik dan pintar menikah dengan Joe CEO yang angkuh dan kasar dalam sebuah contract. Pernikahan tanpa cinta dengan tujuan masa untuk mempersiapkan masa depan masing-masing. Akankah keduanya jatuh cinta pada akhirnya ?