42 Punishment

1.7K 65 8
                                    

Adegan 21+

Harap pembaca bijak menanggapinya


Jennie pov

'Aku harus menjelaskan kesalah fahaman ini.' bathin ku.

Aku yang kini berdiri tepat di depan pintu kamar kami, mengangguk mantap. Sebelum akhirnya memegang kenop pintu dan bersiap mendorongnya, namun tiba-tiba kenop itu sudah terlebih dahulu ditarik.

Perlahan pintu terbuka dan menampilkan sosok Joe yang semakin jelas. Aku melihatt kejanggaan pada dirinya, tangan kanannya memegang seutas tali ! 'Oh my ?!' Wajahnya begitu menakutkan, dengan sorot mata tajam. Ia tersenyum menyeringai, saat menyadari aku berdiri tepat di depannya.

Perlahan ia mulai berjalan ke arahku.

'Oh mana keberanianmu tadi ?.' rutukku dalam hati, ketika kaki ini mulai beringsut mundur saat Joe berjalan mendekat.

'Untuk apa tali itu ?' pertanyaan iu muncul di benakku saat Joe mulai memilin tali di genggamannya, tanpa mengubah fokusnya yang terus berjalan ke arahku dengan tatapan mengintimidasi. Hingga tubuhku ku menubruk dinding dan tersudut.

Joe berjalan semakin dekat. Kini kami tubuh kami berhadapan, nyaris menempel. Aku bisa merasakan nafasnya memburu, rahangnya mengeras dan tatapan matanya begitu nyalang, saat aku coba menatap wajahnya.

"Joe... sepertinya kau salah faham." Ucapku, lebih mirip seperti bisikan, karena mendadak nyaliku ciut.

"Salah faham ? Ketika seorang laki-laki mengirimu bunga di pagi hari, dengan sebuah kartu ucapan... ha ?" Joe membuang muka, ia tertawa sarkas " Dia bahkan menelfon mu dan memanggil dengan sebutan sexy back..." Ia kembali menatapku dengan tajam. "Sejauh apa hubunganmu dengannya ?!" bentak Joe.

Ya, suami mana yang akan percaya jika mengalami hal demikian. Bahkan lelaki baik sekalipun pasti akan marah, jika mengalami hal ini.

Aku masih terdiam. 

Ia mengangkat daguku, hingga wajahku mendongak menatap tepat ke arahnya.

" Apa yang kau lakukan saat aku tak ada huh ?"

Aku menggeleng dengan cepat.

"Hal apa yang kau sembunyikan di belakangku ?  You slut !?"  hardiknya.

Namun aku tetap menggeleng. Karena aku memang tidak melakukan apapun. Aku bahkan tak pernah memberikan nomorku pada Tom.

"Aaaaargh !" ia mengacak rambutnya dengan frustasi.

Segala cacian dan makian aku terima atas sesuatu yang tak aku lakukan. Sungguh aku ingin memperbaiki ke salah fahaman ini. Apa daya, nyaliku sungguh ciut. Jangankan menjelaskan, menatap matanya saja aku tak mampu.

"Kemarikan tanganmu" Ucap Joe tiba-tiba.

Aku mangulurkan tangan kananku, dia mengangkat dagunya ke arah tangan kiriku, mengisyaratkan bahwa ia memintaku untuk mengulurkan keduanya.

Aku mangulurkan tangan kananku, dia mengangkat dagunya ke arah tangan kiriku, mengisyaratkan bahwa ia memintaku untuk mengulurkan keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang