Pagi itu berbeda dari biasanya, Tasya yang biasanya berangkat lebih awal kini ia malah datang terlambat. Jikalau rantai sepedanya tidak putus tadi mungkin ia tidak akan setelat ini.
Tasya berlari secepat yang ia bisa sembari mendorong sepedahnya, saat dekat gerbang sekolah terlihat segerombolan para pelajar dengan membawa celurit,Batu dan benda-benda tajam lainnya yang Tasya tidak ketahui namanya.
Beberapa diantara mereka sibuk memutar-mutarkan Gir sepeda motor yang mereka ikat dengan sebuah tali,ada pula yang sibuk melempar-lemparkan batu yang berukuran lumayan besar, begitu pula dengan beberapa pelajar yang mengacungkan celurit pada lawannya.Tasya yang shock dengan situasi yang terjadi disana,Ia terpaku ditempat. Hingga batu yang berukuran cukup besar sedang mengarah padanya.
SREET!! Beruntung Bara menarik Tasya dengan cepat jika tidak dapat dipastikan batu itu mengenai kepala Tasya tepat. " LO NGAPAIN DISINI? GALIAT SMA KITA LAGI DISERANG?!" Bentaknya.
Tasya tidak bisa menjawab pertanyaan Bara,tangannya masih gemetar dengan kejadian yang menimpannya barusan. Bara menarik cepat Tasya menjauhi tempat kejadian. Setelah dirasa cukup jauh Bara menghela napas lalu berjongkok didepan dinding yang lumayan cukup tinggi.
"Buruan lo naik,diluar bahaya" suruh Bara tegas. "na-naik?aku gabisa manjat" kata Tasya takut.
"lo naik ke pundak gue, BURUAN! Lo mau batu-batu tadi kena muka udik lo itu?" hardik Bara.
Mendengar nada bicara Bara yang semakin meninggi tanpa berpikir panjang,Tasya pun menaiki pundak Bara perlahan. "Pelan-pelan aku takut, kak ini tinggi banget."kata tasya yang sekarang tengah mencoba meraih tembok dengan Bara dibawahnya.
"woi buruan!" Ucap Bara lagi ia menstabilkan badannya agar Tasya cepat menggapai tembok.
"Dikit lagi kak" ucap tasya sembari tangannya mencoba menggapai tembok .
Happ Tasya berhasil meraih tembok lalu mencoba memanjatnya perlahan,setelah dirasa Tasya telah aman Bara berdiri lalu berteriak kencang pada Tasya. " buruan ke kelas! Diluar bahaya" kata Bara dibalik tembok. Setelah itu ia berlari menuju tempat kejadian tadi begitu juga dengan Tasya yang segera berlari menuju kelasnya.
***
Pagi itu,SMA RAJAWALI tengah diserang oleh musuh bebuyutannya SMA BARATAYUDHA. Entah apa yang menyebabkan tawuran itu terjadi,untung saja tawuran itu tidak berlangsung lama karena pihak sekolah segera melaporkan kejadian itu kepada polisi.
Jika masalah Tawuran, para guru sudah tidak bingung lagi siapa yang menjadi biang keroknya.Siapa lagi kalo bukan ERLANGGA BARA DAVIAN?
Siang nya Bara dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap keruangannya. Didalam sana sudah ada para guru,polisi begitupun dengan ayahnya,Herman. Tasya yang sedari tadi melihat apa yang terjadi ia pun mengikuti Bara hingga kedepan ruang kepala sekolah dan menunggunya diluar.
Setelah menunggu lama akhirnya Bara dan ayahnya pun keluar dari ruang kepsek tersebut begitu pun dengan para polisi. Ayah Bara dan Bara pun pergi dari ruang kepsek tersebut setelah ayah Bara menjabat tangan kepala sekolah dan kedua polisi itu.
Tasya diam diam mengikuti Bara dan ayahnya hingga akhirnya mereka berakhir di sebuah taman belakang sekolah.
PLAKK!! Tasya membulatkan matanya saat melihat Ayah Bara menampar pipi Bara dengan keras.
"DASAR ANAK KURANG AJAR! GATAU DIUNTUNG! BISANYA CUMAN BIKIN MALU ORANG TUA DOANG! SEKALI LAGI SAYA DIPANGGIL KE SEKOLAH CUMAN GARA-GARA KAMU NGELAKUIN KRIMINAL,SAYA PINDAHIN KAMU KELUAR NEGRI!" Ucap ayah Bara dengan nada tinggi disertai napasnya yang turun naik karena emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA
Teen FictionERLANGGA BARA DAVIAN atau lebih akrab disapa Bara,adalah MOST WANTED SMA Rajawali. Sudah banyak sekali peraturan yang Bara langgar seenaknya hingga membuat para guru geram dengan tingkah lakunya. menurut Bara,sekolah hanyalah taman bermain, tempa...