CHAPTER 15

154 5 0
                                    

Setelah kekacauan yang Bara buat dua hari yang lalu,tidak ada hal sedikitpun yang merubah dirinya menjadi seseorang yang sedikit lebih baik. Bahkan hukuman Skorsing yang kepala sekolah berikan tidak membuat ia berubah sama sekali. Baginya,hukuman skorsing bukan suatu hal yang besar. Bahkan mungkin dikeluarkan dari sekolahnya pun Bara tidak perduli.

Malam itu,Bara berjalan sempoyongan menuju arah mobilnya yang terpakir diarea parkir club malam. Tak sesekali dirinya bertubrukan dengan orang lain disana. Mulutnya meracau tak jelas dengan mata yang memerah. Ia cukup kesulitan untuk menuju mobilnya karena kepalanya yang sedikit pening akibat dari pengaruh alkohol yang ia minum.

Brukk!
tak sengaja Bara menubruk seorang pria berbadan lebih besar dari dirinya yang dapat dipastikan bahwa ia adalah penjaga club malam tersebut. Laki-laki itu menatap Bara kesal dengan matanya yang terkesan seram.

"KALAU JALAN LIAT-LIAT BEGO!" sentak Bara yang dibalas dengan sorotan marah dari laki-laki itu.

"MATA LO TARO MANA HAH? BADAN DOANG DIGEDEIN MATA KAGA PUNYA!" ucap Bara lagi.

Tak terima dengan ucapan Bara laki-laki itu menarik kerah baju Bara dan memukulnya tepat dipelipisnya.

"KURANG AJAR LO BOCAH!" ucap laki-laki itu sembari tangannya masih memukuli Bara.
Bara yang mencoba melawan nihil tak bisa, badannya terlalu sulit untuk ia gerakan karena pengaruh alkohol yang membuat dirinya pening bukan main.

Pengunjung yang datang ke club itu mulai mengerubungi mereka, namun tak ada satupun yang berniat untuk mengehentikannya. Mungkin baku hantam diarea club ini sudah dinilai terlalu biasa, jadi mereka hanya mengerubunginya dan menyemangati laki-laki besar tadi untuk terus memukuli Bara.

Adit yang saat itu hendak menemui Bara di club, ia melihat keramaian yang terjadi disana. Ia penasaran dengan apa yang terjadi dan mendekati area keramaian itu.
Adit terkejut saat melihat sumber dari keramaian itu adalah Bara. Lebih tepatnya Bara yang sedang dipukuli habis-habisan oleh laki-laki berperawakan besar itu.
Tak Pikir panjang, Adit langsung menendang badan laki-laki itu dengan keras.

"STOP ANJING! LO BISA BUNUH DIA BODOH!" UCAP Adit dengan keras deru nafasnya turun naik melihat sahabatnya dipukuli habis habisan oleh laki-laki itu.

Laki-laki itu menatap jengah Adit dengan deru nafas yang turun naik.
" lo gausah ikut campur! Ini bocah udah kurang ajar sama gue!" ucap laki-laki itu.

" Lo gatau dia pelanggan VVIP disini hah?" ucap Adit lagi
Mata laki-laki itu melotot mendengar ucapan Adit barusan,ada ketakutan terpancar disana.

Adit tersenyum meremehkan laki-laki itu. Ia mendekati Bara yang terkapar lemas, ia mencoba mendirikannya dengan kondisi Bara yang setengah sadar.

"Gue pastiin lo bakal dipecat dari sini." Ucap Adit akhirnya. Seketika laki-laki itu merasa takut dengan apa yang diucapkan oleh Adit. Adit pergi membawa Bara menuju mobilnya menjauhi tempat itu.

***

Setelah berhasil membawa Bara pergi dari tempat itu, Kini Adit membawanya menuju kediamannya. Adit tau bukan hal yang baik jika membawa Bara kerumahnya ayah Bara akan memarahi Bara habis-habisan jika melihat kondisi Bara yang sangat kacau.

Adit membaringkan Bara di tempat tidurnya. Lalu meraih handphone nya dan menelepon seseorang disana.
"Sya lo bisa kerumah gue? Gue udah nemuin Bara. Oke,Nanti gue Sharelock." Ucap Adit kepada seseorang disebrang sana, ya Tasya.

Adit menelponTasya untuk datang kemari karna dirasa hanya Tasya lah yang bisa mengurus Bara sekarang. Ditambah perempuan itu sangat bersikeras untuk ingin menemui Bara saat itu.

Setelah mendengar jawaban dari Tasya disebrang sana, Adit memutuskan sambungan telponnya, ia menatap Bara dengan perasaan iba. Ia tau bahwa hidupnya sama kacaunya dengan Bara, tapi masalah dirinya tak sebanding dengan masalah-masalah yang Bara hadapi. Dan lukanya juga tak sebanding dengan luka Bara yang mungkin jika ia bayangkan diposisinya saja ia tidak bisa sekuat Bara.

Adit menghembuskan nafas berat, lalu pergi meninggalkan Bara sendiri dikamarnya.

***

"kak Adit ketemu kak Bara dimana?" Tanya Tasya setelah ia mengobati luka Bara,Ia duduk di sofa ruang tamu Adit lalu meneguk air putih yang Adit sediakan tadi.

" Gue nyoba nyari dia di club. Nyampe disana gue udah liat dia babak belur begitu." Jelas Adit.
Tasya menghembuskan nafasnya berat. Ia tau bahwa merubah seorang Bara bukanlah hal yang mudah. Hatinya sudah terlalu keras untuk diubah.

"Sya,gue yakin lo bisa ngerubah Bara kayak dulu lagi." Kata Adit, matanya menatap Tasya dengan penuh keyakinan. Adit melihat raut kecewa di wajah Tasya.

Ia tau bahwa hal yang sulit untuk merubah sahabatnya menjadi seperti dulu,sampai sekarang pun ia sendiri belum bisa membawa sahabatnya berubah. Tapi hatinya yakin, bahwa perempuan yang ada dihadapannya saat ini mampu merubah hati keras Bara menjadi luluh.

" Gue tau Bara selalu bersikap kasar, ga cuman sama lo. Tapi semua orang yang ga kenal Bara lebih jauh bakal dapet perlakuan seenaknya dari dia. Kenapa gue sama Radit betah bertahan temenan sama dia? Karna kita tau, kalo Bara ga bisa nanggung bebannya sendiri. Ya walaupun dia gasuka cerita banyak sama kita. Tapi seenggaknya kita masih ada buat dia, buat bisa jadi temengnya dia kalo dia bener-bener hilang arah."

" Dia cuman perlu kasih sayang bener-bener aja dari orang. Karena dari kecil dia gapernah dapet kasih sayang dari keluarganya. Dua tahun yang lalu sebelum Omanya meninggal Bara ga separah ini, dia masih bisa ketawa dan ga sering buat onar kaya sekarang. Tapi semenjak Oma nya meninggal ya kelakuannya duakali lipat lebih parah dari sebelumnya. Maklum, cuman Oma nya doang yang memperlaukan Bara layaknya keluarga." Jelas Adit, Tasya tertegun mendengar Cerita Bara yang benar-benar membuatnya ingin merangkul Bara saat itu juga. Ia malu dengan dirinya sendiri yang masih selalu mengeluh saat ditinggal pergi oleh ayahnya, apalagi Bara yang mempunyai keluarga namun tak ada satupun yang memperdulikannya?

Tak semua orang yang terlihat tangguh, selalu kuat. Dan tak semua orang memilki keluarga yang selalu menjadi 'rumah' bagi mereka.

" Jadi gue mohon sama lo, lo bantu dia buat kembali kaya dulu. gue percaya masih ada kebahagian buat dia. Masalah dia sama Radit biar gue yang urus." Kata Adit lagi meyakinkan Tasya.

" Iya kak." ucap Tasya setelah ia memantapkan hatinya untuk terus sebisa mungkin tetap pada niatnya untuk merubah Bara sedikit demi sedikit.

***

Yeayyy TBC guyss!!!

Maaf Akhir-akhir ini Jarang update ya! author lagi sibuk bikin alurnya biar cepet tamat nihh hehe.

Tetep Setia nunggu Kelanjutan dari BARA yaa!! Terimakasi untuk support dan keinginan membaca kalian dicerita saya kali ini hehe.

ILY 3000🖤🖤

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang