Malam semakin larut,suara dentuman jarum jam dindinding pun terdengar sangking heningnya malam itu. Tidak ada suara jangkring seperti biasanya malam itu hal ini menambah suasana semakin hening.
Tasya merubah posisi tidurnya dengan menghadap kearah kanan, sudah beberapa kali ia merubah posisi tidurnya itu. Ia tidak bisa tidur karena pikirannya yang masih teringat dengan kejadian beberapa jam yang lalu.
Ia khawatir dengan Bara,saat ini pun ia memikirkan apa yang dilakukan Bara sekarang.
Tasya menghembuskan nafasnya gelisah,pikiran dan hatinya terus menerus berkata Bara dan Bara. Ia mencoba memejamkan matanya,namun tetap saja ia tidak bisa tidur.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 5, tak ambil pusing Tasya pun bergegas untuk mandi agar ia bisa lebih cepat datang kesekolah dan menemui Bara nanti siang.
Setelah semuanya siap Tasya bergegas untuk pergi sekolah dengan tak lupa berpamitan kepada ibu tercintanya itu. Setelah mengucapkan salam ia bergegas keluar lalu menutup pintu menuju gerbang.
Tasya kaget bukan main saat melihat seorang laki-laki yang sedang duduk diatas motor berwarna merah didepan gerbang rumahnya.
“Kak Bara? Kok-disini?nga-ngapain?” ucap Tasya heran.
Bara berdiri dari posisi duduknya lalu memberikan helm berwarna merah kepada Tasya.
“Gatau, tiba-tiba pengen kesini aja” ucap Bara singkat
Tasya mengernyitkan dahinya heran dengan jawaban Bara yang tidak masuk akal menurutnya.
“udahah, lo pake helmnya. Kalau gue kesini pagi-pagi ya berarti gue jemput lo,ngajak lo bareng. masaiya gue nunggu dari pagi Cuma mau nagih utang sama lo” ucap Bara cuek
Tasya terkekeh geli dengan ucapan Bara,Bara langsung mendelik tajam kearah Tasya. Ia merebut helm yang diberikannya tadi lalu memasangkannya kepada Tasya.
Tasya dibuat diam karena perlakuan Bara tadi.“Buruan naik” ucap Bara ketus sembari menghidupkan motornya.
Tanpa banyak bicara Tasya pun naik keatas motor itu,memegang pundak Bara lalu motor itupun perlahan maju menjauhi rumah Tasya.
Disepanjang jalan tidak ada obrolan sama sekali, hening.
Sesekali Bara melirik Tasya yang ada dibelakangnya melalui kaca spion,tak jarang Bara melihat Tasya yang kebetulan sedang Menguap sembari memejamkan matanya.
“lo kurang tidur apa gimana?”ucap Bara dalam hati.
“Sya udah sarapan belom?” tanya Bara disela-sela ia melajukan motornya.
“HAH?APA KAK?GAK KEDENGER” kata Tasya dengan nada sedikit keras.
“Mau makan bubur dulu ga?” Tawar Bara yang sekarang nadanya sedikit lebih keras dari tadi.
“HAH ? SIAPA YANG DI KUBUR KAK?”Jawab Tasya tidak nyambung.
Bara berdecak kesal, ia akhirnya menghentikan motornya di depan sipenjual bubur pinggir jalan.
“Lah kak?kok berhenti disini?sekolah kan masih jauh” ucap Tasya sembari melepaskan helmnya.
“ gue ngajak lo sarapan bubur. Bukan ada yang di kubur. Conge lo dasar” ucap bara sembari duduk dikursi yang telah disediakan oleh si penjual bubur .
Tasya menggaruk lehernya yang tidak gatal,lalu ikut duduk dikursi depan Bara.
“Mang pesen 2” kata Bara kepada si penjual bubur. Si penjual bubur mengangguk mengiyakan lalu bergegas membuat pesanananya.
Tasya yang sibuk merapikan ikatan rambutnya sedari tadi,tidak sadar bahwa kini Bara sedang memperhatikannya. Bara tersenyum tipis saat gadis itu berhasil merapikan ikatan rambutnya yang tadi sedikit kepinggir.
Bara mengalihkan pandangannya saat penjual bubur itu membawa 2buah mangkuk bubur yang langsung ditata nya diatas meja.
“nuhun mang” ucap Bara yang dibalas anggukan dari si penjual itu.
“makan dulu biar gak bego” kata Bara sembari menyodorkan mangkuk bubur yang satunya.
Tanpa banyak bicara,Bara langsung melahap bubur nya dengan semangat,maklum saat ia pulang dari rumah Tasya tadi malam ia tidak makan sedikitpun, ia langsung bergegas kerumah Tasya saat jam sudah menunjukan pukul 5.
***
Wuiii Udah 8 Chapter aja nii😁
Ga ada bosen-bosennya aku ngingetin buat jangan lupa tinggalin jejak dengan cara Vote&Comment😁NEXT? '-'
Oh Ya,Dapet salam nih Dari Bang Adit Pandu Pradana wkwk😁
KAMU SEDANG MEMBACA
BARA
Teen FictionERLANGGA BARA DAVIAN atau lebih akrab disapa Bara,adalah MOST WANTED SMA Rajawali. Sudah banyak sekali peraturan yang Bara langgar seenaknya hingga membuat para guru geram dengan tingkah lakunya. menurut Bara,sekolah hanyalah taman bermain, tempa...