CHAPTER 9

202 9 0
                                    

“ Bar, Si Dhika ngajak lo tanding nanti malem” kata salah seorang teman Bara saat mereka berkumpul di warung bu ida tempat Ia dan anak-anak geng nya nongkrong.

“jaminannya apaan ?” Saut Bara santai sambil sesekali menghisap sebatang rokok yang diselipkan diantara jarinya.

“ Karin” ucapnya dengan serius.

Radit yang sedari tadi diam,membulatkan matanya saat  nama seseorang yang sangat ia cintainya dari dulu disebut.

“Lo serius? Si Andhika mau jadiin ceweknya bahan taruhan?”Tanya Adit seolah tak percaya.

Temannya menganggukan kepala iya. “yang menang lo bisa pake Karin.”tuturnya  lagi.

Bara melirik Radit yang sekarang terlihat marah,tampak jelas dari urat rahangnya yang mulai mengeras menahan emosi.

Mengerti dengan situasinya saat ini,Bara memutuskan untuk menyetujui  ajakan Andhika,Rivalnya saat ia berada di area sirkuit maupun Area  perang.

Andhika Candra Warndana adalah musuh bebuyutan Bara dari dulu. Andhika merupakan sahabat Bara saat SMP sebelum ia bertemu dengan Adit dan Radit disana. Karna Andhika adalah seorang laki-laki yang culun pada saat itu,Bara memutuskan untuk menjauhi Dhika dan lebih memilih bergaul dengan Radit dan Adit.

Mungkin hal itulah yang menyebabkan Bara dan Andhika menjadi musuh bebuyutan sampai sekarang. Bahkan masing-masing dari mereka sekarang menjadi MOST WANTED sekolah,serta panglima perang yang  memimpin harkat martabat nama baik sekolahnya masing-masing.

“Brengsek juga si Dhika” dengus Bara ia menghisap Rokok terakhirnya lalu membuang nya sembarang.

“ya terus lo apa?suci?” ucap Adit asal yang langsung mendapatkan delikan tajam dari Bara.

“Oke,Gue turun” kata Bara akhirnya.

“Gue aja yang turun Bar.” Ucap Radit yang sedari tadi bungkam. Ia menatap mata Bara meyakinkan bahwa ia serius dengan ucapannya itu.

“Gue aja” Bara berdiri dari tempatnya duduk “Lagian gue gak nafsu Maen sama bekasan si Dhika” lanjut Bara sembari Menepuk pundak Radit lalu pergi menghidupkan motornya.

“ Jam 7 gue ketempat langsung.” Katanya,lalu memajukan motornya perlahan menjauhi tempat ia nongkrong bersama teman-temannya tadi.

                               ***

Malam itu,tepat pukul 7 Bara sampai ditempat yang sudah mereka janjikan. Sekumpulan remaja berkumpul disana  dengan sepeda motor mewah yang tertata rapi disana.

Bara yang baru saja sampai sesegera mungkin untuk menghampiri sahabatnya Radit dan Adit yang sudah menunggu dengan gelisah diarea sirkut sana.

“Bar anjing gue kira lo ga dateng!” ucap Adit sarkas begitu Bara tiba disana.

“Dimana si brengsek?” Ucap Bara tanpa memperdulikan ucapan Adit barusan. Yang dimaksud dengan  ‘Brengsek’ itu adalah Dhika. Bara menyebutnya Brengsek karna sikap Dhika yang tidak jauh berbeda dengan dirinya. Mungkin Bara dapat dikatakan lebih parah dari Dhika.

“Bar lo yakin? Biar gue aja yang ngadepin si Dhika” tawar Radit dengan sungguh.

Ia ingin menghadapi Dhika di area sirkuit sana. ia tidak rela jika  Karin,seseorang yang selama ini Radit cintai dijadikan Bahan taruhan.

“Lo percaya ama gue, gue gaakan make si Karin” Kata Bara sembari menepuk pundak Radit pelan.

“ck! Bukan gitu,gue pengen  ngasih pelajaran sama si Dhika” ucapnya diserta dengan deru nafasnya yang naik turun karna menahan emosi.

BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang