6. First Task

740 170 9
                                    

Entahlah, semenjak kejadian yang melibatkan nama Medusa itu, hari-hariku menjadi semakin tidak tenang.

Bukan hanya aku saja yang kelihatan tidak tenang.

Bahkan para jejeran pengajar di Univesitas Pevaria pun ikut tidak tenang. Sudah beberapa kali aku memergoki mereka semua berusaha mengikuti, padahal aku tidak merasa ada hal yang aneh sampai mereka harus mengikutiku.

Study Tour kami saja sampai dipersingkat menjadi 3 hari.

Belum lagi Jeffrey yang semakin hari semakin aneh.

Seperti sekarang. Ia sedang berada di sebelahku sambil menyelesaikan tugas Matematika. Pelajaran termudah, kalau kalian ke Pevaria.

"Saya juga nggak mau dekat kamu, tapi saya benar-benar nggak ngerti," ujar Jeffrey sambil menatapku tajam.

Agak menyesal sih aku memujinya waktu ia menyelamatkanku di dalam Gua milik Medusa itu.

"Kalian berdua bisa telepati?"

Jeffrey mendelik, lalu menganggukkan kepalanya dengan cepat. Fokusnya kembali kepada soal-soal matematika yang harus diselesaikannya.

"Demi apa?"

Aku tahu, bodoh itu bukan penyakit. Tapi kalau harus stuck dengan orang bodoh terus, aku takut terjangkit kebodohannya.

"Nggak, June. 'Telepati'-nya cuma one way. Aku nggak bisa tau apa-apa," June hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sebelum kemudian kembali memainkan game di ponselnya.

Suasana kembali hening.

Se-random apa sih jalan kehidupanku sampai pada detik ini aku bisa duduk bertiga dengan manusia-manusia ini?

Kalau aku tidak mengetahui sifat mereka, mungkin aku akan bersyukur 7 hari 7 malam kepada Tuhan karena kesempatan emas ini. Tetapi.. aku sudah tahu mereka berdua.

"..memang saya seburuk itu?" tanya Jeffrey, matanya sedikit kelihatan kecewa.

June yang sedang asik dengan ponselnya pun dibuat berhenti dengan pertanyaan yang dilontarkan Jeffrey itu.

Aku tersenyum simpul, "Nggak buruk, tapi nggak baik juga."

Mungkin June sudah frustasi dengan percakapanku dan Jeffrey yang terdengar aneh dari telinga orang awam. Karena isinya hanya Jeffrey menanyakan pertanyaan random secara tib-tiba dan aku menjawabnya dengan sabar.

Dibilang telepati pun juga tidak.

Yang menggunakan kekuatannya kan hanya Jeffrey.

"Ngomong-ngomong soal kekuatan, Mr. Jay sudah ketemu kamu?" tanya Jeffrey lagi.

Kini wajah June kelihatan super bingung.

Tangan kirinya menggaruk-garuk lengannya yang tidak gatal, "Siapa yang ngomongin kekuatan?" tanya June.

"Saya lagi bertanya, kok malah ditambah lagi dengan pertanyaan," celetuk Jeffrey.

June mengerutkan dahinya, "Lah? Lo sih nggak jelas, tiba-tiba nanya kayak gitu. Ya, gue sebagai orang yang pendengarannya normal nanya lah!" jawabnya tidak santai.

Tension di ruangan ini sudah mulai tidak kondusif. Dimana Chris yang biasanya dapat mengatasi situasi jenis Tidak-Nyaman-Aman-Sangat di Kamus Roseanne-ku.

Dari pada melihat mereka berdua sibuk beradu tanduk, lebih aku keliling untuk mencari buku tentang Medusa.

Beberapa hari ini aku jadi sering mimpi tentang Medusa yang disihir oleh Athena, lalu diasingkan hanya karena memiliki paras cantik. Mimpiku selalu berakhir dengan dialog dimana Medusa akan membangkitkan sesuatu yang akan membuat 3 keturunan terkuat menjadi anaknya.

PaviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang