12. This is RIOT

592 121 24
                                    

Kutukan Medusa.

KUTUKAN MEDUSA, HARUMNYA SEPERTI LAVENDER. What kind of sorcery is this.

Aku menenggalamkan wajahku diatas meja panjang tempat kami dikumpulkan. Berjuta-juta kata kasar ingin sekali ku keluarkan kepada Medusa yang wujudnya saja tidak kuketahui.

Kenal saja tidak!

Kenapa tiba-tiba dia memberiku kutukan?

Kali ini ia melibatkan seorang Pangeran, A PRINCE WHO LOOK EXACTLY LIKE EVERY PRINCE ON MY BED TIME STORY BOOKS.

Tinggi, tegap, berwibawa, membawa kedamaian, tampan, apa dia singl— "Ehem," deheman Jeffrey membuatku bangun dari posisi tidak sopanku.

Ah, dan dia. Jeffrey.

Kami bertiga terlibat di kutukan tidak bertujuan itu.

Bedanya, Jeffrey tidak mendapat harum apa-apa dari Medusa. Dasar nenek leluhur yang pilih kasih! Kenapa hanya Jeffrey yang tidak diberi?

"Perkenalkan, nama saya Jeffrey," ujarnya memecah keheningan. Tangannya terulur kearah Prince Charming yang aku lupa namanya siapa.

Felix..?

"Oh, uh, iya. Nama saya Ezekiel."

Aku mengadahkan kepalaku, "Ezekiel? Like.. the prophet?" tanyaku tanpa berpikir dahulu.

Sudahlah bodoh, ternyata aku ini tidak dapat mendengar dengan baik juga. Jelas-jelas namanya Ezekiel, bukan Felix. Mungkin ini salah satu hukuman dari Tuhan karena aku ini sangat jarang ikut pergi ke tempat ibadah.

Oh?

Ezekiel sedang menjawab pertanyaanku. Mulutnya bergerak, tetapi aku tidak dapat mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya. Aku hanya sibuk memperhatikan wajahnya, sejak kapan wajahnya setampan ini? Proporsi hidung, cheek bones, dan bibirnya sangat sempurna.

Seakan-akan Tuhan menata Ezekiel dengan hati-hati agar terlihat sempurna.

Tangan kiri Jeffrey bergerak kesana-kemari membuatku kehilangan konsentrasiku. Dapat kudengar lagi jawaban dari Ezekiel. Hanya saja aku masih belum bisa menangkap apa yang dikatannya sedari-tadi karena lamunanku.

Lamunan yang sungguh aneh. Tidak biasanya aku seperti ini. Konsentrasiku benar-benar hilang.

Harum lavendernya membuatku lupa akan suasana.

Apa mungkin ini efek samping dari kutukannya seperti yang dikatakan Mr. Max?

"Kalau kamu, Roseanne?" Ezekiel tersenyum ramah dan melipat kedua tangannya diatas meja.

Kalau aku apa..?

Jeffrey memutar bola matanya, "Kamu ini nggak sopan ya, Ros-"

Ezekiel mengangkat tangan kanannya membuat Jeffrey menghentikan ceramah singkatnya.

Mata kami bertemu, dan Ezekiel memberi gesture untuk Jeffrey agar tidak melanjutkan ceramahnya. Wajahnya terlihat lebih bercahaya dari sebelumnya. Senyumnya benar-benar membuatku bisu. Ezekiel ini bukan manusia, ya?

"GODS, Roseanne. He asked you, where do you came from! Your thoughts are scaring me," Jeffrey menjentikan jarinya tepat di depan wajahku.

***

Terik matahari di luar membuat malas untuk melakukan aktifitas lain selain tidur diatas kasur yang seakan-akan memeluk tubuhku sesaat setelah aku membaringkan tubuhku diatasnya.

Sangat, amat, nyaman!

"Rosie, ada temen nih yang nyari."

Kiamat kecilku sudah datang.

PaviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang