Selamat membaca
☁️☁️☁️
Seseorang yang menghina rupamu atau caramu berpakaian adalah orang yang kurang pintar, yang takkan mengerti sebuah konsep perbedaan.
***
Hari ini pelajaran matematika. Rumus rumus dan rumus huh. Aku melihat ke arah samping dan lagi lagi dia terus memperhatikanku. Aku menautkan kedua alisku dan bertanya padanya.
"Kenapa sih. Lo selalu ngeliatin gua?."
Dia hanya tersenyum manis "karena lo cantik." Tatapannya beralih kembali ke papan tulis.
'Cihh bulshit!' batin rosa
Dia benar benar tidak waras. Aku melihat ke samping kiriku. Ody sedang bermain game ludo. Aku hanya menengelamkan wajah di kedua tanganku. Dan sialnya guru itu malah menyuruhku untuk maju mengerjakan soal di papan tulis.
Aku maju dan mengerjakan soal tanpa gangguan dan kesulitan. Setelah selesai ku berikan spidol pada guru itu. Dia kaget dengan jawabanku yang sempurna. karena biasanya aku malas belajar di kelas.
Kring kring
Bel istirahat berbunyi. Aku dan ody memutuskan untuk pergi ke taman belakang.
"Sa lo ngga laper?." Tanya Ody
"Lumayan."
"Gua beli makanan dulu. Lo mau titip apa?."
"Samain." Ody berjalan ke arah kantin lantai satu meninggalkan rosa sendiri. Rosa duduk di bangku taman bersebelahan dengan pohon mangga. Seorang adik kelas 10 yang mengenakan kaca mata dengan rambut yang dikepang dua dan membawa buku, berjalan melewatiku sambil tersenyum. Aku membalasnya dengan senyum tipis.
Bruk
Suara buku berjatuhan karena menabrak sesuatu.
"Heh! Gimana sih? Bisa jalankan?" Ucap seseorang yang tak sengaja adik kelas itu tabrak. Dia adalah Diandra Robertson. Anak dari salah satu pengusaha sukses disini. Dia terkenal sangat sombong.
"Maaf ka. maaf." Ucapnya meminta maaf sambil mengambil buku yang berserakan diandra.
Diandra menendang bukunya dan tertawa meledek. Tidak puas dengan aksinya, diandra menarik kepangan adik kelasnya keatas yang berhasil membuatnya berdiri.
"Enak banget kalo ngomong. Maaf maaf. Heh lo jangan belagu deh. Udah jelek, penampilan culun, bau lagi. Ihh ilfeel gua liat lo." Diandra dan teman temanya tertawa terbahak bahak. "Heh sekarang lo sujud didepan gua, dan cium kaki gua juga bilang lo minta maaf dan ngga bakal ngulangin lagi."
Adik kelas itu hanya diam menunduk tak bergeming. "Ayo cepetan!" Ucap diandra membentak dan membuatnya kaget.
"Ta..tapi kak."
"Ohh berani ngelawan lo yah! Rasain nih!" Diandra mengangkat tangannya dan ingin menampar adik kelas itu. Tak disangka seseorang mencegahnya dan dia adalah Rosa.
Rosa menahan tangan kanan diandra dan melintir tangannya ke belakang membuat posisinya berada di belakang diandra. Diandra merintih kesakitan dan berusaha melepas genggaman Rosa. Namun nihil kekuatan rosa jauh lebih kuat.
"Akhh sial! Lepasin gua!" Pekik Diandra memberontak
"Ngga. Sebelum lo minta maaf ke dia."
"Cihh. Gua ngga akan sudi minta maaf ke dia." Rosa mengeratkan genggamannya yang membuat Diandra berteriak kesakitan.
"Akhh lepasin gua jalang! Lo berdua cepat bantuin gua!" Lisa dan vera pun maju berniat untuk membantu Diandra. Namun dicegah oleh rosa.
"Kalo lo berdua maju selangkah lagi. Gua pastiin tanggan bos lo bakalan patah besok." Ancaman dari rosa membuat nyali mereka berdua ciut. Tak kunjung minta maaf. Rosa menendang kedua lutut belakang diandra, dan membuatnya jatuh tersungkur di tanah.
"Sudah tidak apa apa kak. Tidak usah." Ucap adik kelas itu berusaha menjauh.
'akhh sial.' batin Diandra
"Minta maaf." Rosa menyuruhnya untuk minta maaf. Dan diandra masih diam tidak berbicara sepatah kata apapun.
"Minta maaf." Ulang Rosa untuk terakhir kalinya. Dia tidak akan tinggal diam untuk kali ini.
"Iya iya!. Maaf. Udah." Ucap diandra tidak ikhlas.
"Ulangi."
"Hiss mau lo apa sih!" Diandra emosi dan membentak Rosa. Sementara Rosa tidak goyah sedikit pun dan makin mengencangkan genggamannya.
"Ulangi!"
"Iya!. Gua minta maaf. Karna udah ngebentak lo." Ucapnya dengan nada datar
"Tidak apa apa kak. Aku juga minta maaf karena jalan tidak hati hati." Adik kelas itu tersenyum manis pada diandra. Diandra hanya memandang acuh dan langsung meninggalkan mereka berdua.
'lihat saja nanti. Gua bakal bales perbuatan lo.' Batin Diandra.
"Siapa nama Lo?." Rosa bertanya pada adik kelas yang tidak diketahui namanya.
"Belia Patel ka. Kelas 10 IPA2. Kak rosa kan? Kelas 11 IPA1" Rosa hanya menganggukkan kepalanya dan pergi meninggalkan gadis bernama belia itu.
Disisi lain seseorang laki laki berjubah hitam menatap rosa dengan senyuman miringnya."Kau memang hebat queen." Gumamnya pelan dibalik sebuah pohon rindang.
Rosa yang merasa sedang diperhatikan celingak celinguk mencari seseorang. Namun nihil dia tidak menemukan siapapun disana. Hah mungkin hanya perasaanya saja.
"Woi!!. Lagi ngapain lo celingak celinguk kaya orang ilang?." Ody datang sambil menggedor rosa dari belakang. Dan rosa hanya menatap datar tanpa ekspresi.
"Muka Lo biasa aja kali sa. Jadi parno lama lama gua liat muka lo." Rosa tetap memandang datar ody dan mengambil minuman yang ada di tangan ody.
Kring kring
Bel masuk berbunyi. Semua siswa masuk ke kelasnya masing masing. Namun lain dengan rosa dan ody. Mereka berdua malah santai ditaman dan memutuskan untuk membolos pelajaran sampai pulang.
____________
Tbc
Annyeong haseyo im back gan
Ada yang kangen gue ngga, pasti ngga lah wkwk:
Jangan lupa voment ya:)
Salam dari 'Jeon Arum'
KAMU SEDANG MEMBACA
ROSA
ActionAku tersesat di jalan yang bernama kehidupan_ ROSA Kau adalah jenius dalam kerja keras_ SAMUEL Untuk mencapai tujuan akhirmu kamu harus bersabar_ JIAN Selamat membaca kisah kehidupan seorang rosa:>