10.

49 17 5
                                    

Selamat membaca

☁️☁️☁️

Bukanya aku tidak bisa berpenampilan mewah. Hanya saja gayaku seadanya, bukan semaksanya.

***

Sesampainya di J'M company rosa langsung memakai masker dan kacamata yang ia bawa. Saat berjalan masuk semua orang yang melihat rosa menatap dengan tatapan meremehkan. Dan diam diam mengumpat dibelakang Rosa.

'siapa dia, kenapa anak kecil ada disini.'

'dimana orangtuanya apa dia tidak punya sopan santun.'

'apa dia tidak malu hanya memakai kaos lengan panjang dan levis.'

'jika ada aku jadi dia, aku akan menangis dan pulang karena malu.'

Cihh. Mereka hanya berani mengumpatku di belakang kalianlah yang memalukan. Hah dasar pecundang. Jika saja mereka tidak lebih tua darinya. Mereka sudah pasti babak belur ditempat oleh rosa.

"Sabar rose, dia ngga tau lo yang sebenarnya." Diana menenangkan rosa dengan menepuk nepuk bahunya.

"Kau benar. karena seorang pencundang adalah pecundang." Rosa melanjutkan perjalanannya tanpa memperdulikan umpatan yang orang lain lihat darinya. Menurutnya umpatan yang orang lain berikan adalah motivasi agar dia bisa lebih maju kedepan.

Semua orang yang mengikuti rapat berkumpul dalam satu ruangan yang sama. Orang yang tadi sempat mengumpat rosa akan penampilanya, tertegun saat melihat rosa masuk dalam ruang yang sama.

Rosa berjalan dan duduk disebelah direktur D'R company. Rapat pun dimulai direktur dari J'M company memasuki ruangan dan memimpin rapat.

"Sebelum rapat dimulai, perkenalkan saya samuel james martin anak dari yudha james martin." Rosa membulatkan matanya tidak percaya. Apa dia benar samuel si anak aneh, tak ambil pusing rosa pun duduk dengan memasang wajah datarnya.

"Dan sekarang bisa kita berkenalan terlebih dahulu." Ucapan samuel pun diangguki oleh semua orang kecuali rosa. Perkenalan pun dimulai dan berakhir pada rosa, dia pun berdiri menatap dengan datar.

"Perkenalkan. saya rose elisa saunders dari RE'S company." Rosa kembali duduk setelah memperkenalkan dirinya. Dia melirik kesalah satu orang yang mengumpatnya tadi, wajahnya terlihat pucat dan tubuhnya gemetar. Rosa tahu bahwa dia salah satu orang yang berkerjasama dengan perusahaannya, namun rosa tidak gegabah dengan membatalkan kerjasama mereka karena egonya.

Rapat pun selesai semua orang yang berada di ruangan itu keluar untuk pulang. Rosa berjalan menuju tempat diana dan mengajaknya ke DG'S company untuk memeriksa semua berkas disana. Sesampainya disana rosa menghampiri indri yang sudah selesai makan siang.

"Rose?. Tumben kesini, ada apa? Apa ada yang kau perlukan?." Rosa pun melepas masker dan kacamatanya hanya menggeleng dan tersenyum sambil meninggalkan Indri yang kebingungan. Rosa berjalan kearah ruangan pribadinya dengan santai. saat rosa membuka pintu dia melihat seseorang yang tak dikenal sedang duduk di kursi kekuasaannya.

"Hei siapa kau?. Beraninya kau masuk tanpa ijin!." Dia berteriak pada rosa. Rosapun hanya mengangkat alisnya bingung, seharusnya rosalah yang bertanya memang aneh.

"Hei! Kenapa kau masih disini?! Cepat keluar dasar bocah!" Dia menghampiri rosa dan mendorongnya keluar pintu. Tidak pernah diperlakukan yang tidak pantas oleh bawahannya, rosapun menyentakan tangan perempuan itu dan mendorong tubuhnya sehingga terjatuh dan membuatnya merintih kesakitan.

"Sial." Pekiknya

"Siapa lo?." Tanya rosa padanya dengan nada datar.

"Oh kenalin. Gue erika davis jones pemilik perusahaan ini." Ucapnya dengan nada sombong membanggakan diri. Wah dia salah mencari musuh, dia tidak tau bahwa pemilik perusahaan DG'S sedang berada dihadapannya.

"Erik. Ternyata karyawan baru. Dasar jones." Rosa menyunggingkan senyum meremehkan dan duduk dikursi kekuasaan miliknya.

"Hei! Siapa yang nyuruh lo duduk di kursi gue hah!" Erika berjalan mendekati Rosa dan menarik rambutnya. "Dasar bocah yang tidak tau sopan santun. Penampilan burik kaya gini berani beraninya ngelawan gue hah!." Ucapnya murka dengan wajah yang sudah memerah.

Rosa pun tidak terima akan perlakuan yang Erika lakukan. Dia mencengkram tangan Erika dan mencakarnya.

"Ah sial." Umpatnya sambil melepas jambakan dirambut rosa.

"Kau!" Erika benar benar geram. Gigi atas dan bawahnya menyatu seakan akan ingin memakan rosa habis habisan. Rosa yang melihat itu hanya tersenyum sinis kearah erika. Tidak puas dengan kelakuannya, Erika menarik rambut Rosa dengan kedua tangannya. Tak lama kemudian pintu ruangan pun terbuka, munculah seorang Indri yang membawa berkas ditangannya.

"Rose gu– Erika! Apa apanya lo hah! Lepasin cepet!" Indri yang melihat kejadian itu langsung menghampiri mereka berdua dan menarik tangan Erika agar terlepas dari rambut Rosa. Indri takut Rosa marah dan membuat Erika kenapa napa.

"Lo apa apaan sih hah?!" Tanya Indri dengan nada membentak dengan nafas tersengal sengal.

"Bocah ini berani beraninya ngelawan gue ndri." Erika menuding kearah rosa. Sementara Rosa hanya menunjukan wajah datarnya.

"Lo tau siapa orang yang Lo sebut bocah?!" Tanya Indri, sementara Erika hanya menggeleng tanda tidak tau. "Dia adalah rose elisa saunders pemilik perusahaan ini." Mata Erika sukses membulat dan sedetik kemudian tubuhnya gemetar karena ketakutan.

"Ta–tapi"

"Lo dipecat." Belum selesai Erika berbicara, Rosa memotongnya dan pergi meninggalkan indri dan erika berdua. Rosa menuju parkiran dan menancapkan gas munuju rumahnya untuk pulang.

Sesampainya di rumah, rosa langsung menuju kamar mandi membersihkan badannya yang lengket. Setelah ritual mandinya Rosa merasa mengantuk dan lelah, dia membanting tubuhnya diatas kasur dan menutup matanya untuk menemui kedua orangtuanya dialam mimpi.


__________

Tbc

ROSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang