Jangan lupa VOTE dulu ya!
Follow Instagram :
@mandayntaa_
•
•
•
HAPPY READING!•••
"Tidak masalah temanku hanya sedikit, yang terpenting mereka menerimaku apa adanya, bukan karena ada apa-apanya."
-Cliva Raswa Lazzuardy-
Hari sudah menunjukkan pukul enam pagi, Ravka sudah siap dengan seragam sekolahnya begitupun dengan Rayfan. Keduanya sudah duduk manis dimeja makan, ditemani Mommy dan Daddy-nya.
Rayfan sibuk merapikan jambulnya agar ketampanan nya tak berkurang. Sedangkan Ravka sibuk dengan benda pipih di tangannya.
"Mom, Ray udah ganteng belum?" tanya Rayfan pada sang Mommy-Shanti.
Shanti terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya. "Belum, masih jelek."
Rayfan membulatkan matanya kaget. Demi apa dirinya dibilang jelek?
"Hah? Serius, Mom? Kurang apa? Wangi? Perasaan udah banyak tadi Abang nyemprotin minyak wanginya." Rayfan jadi penasaran sendiri, apanya sih yang kurang. Dengan cepat dirinya melihat-lihat penampilannya dari atas sampai bawah. Rasanya tidak ada yang aneh dan kurang deh.
Shanti dan Ferdi hanya tertawa kecil melihat tingkah Rayfan yang terkadang seperti bocah.
"Kurang itu," Shanti melirik bibir merah Rayfan sejenak. "Pake lipstik!" Sambung Shanti.
"What? Mom pikir Ray cewek apa." Rayfan bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika dirinya benar-benar memakai lipstik. Dapat dipastikan jika semua itu terjadi, semua perempuan yang menyukai Rayfan akan menjauhinya dan bahkan fansnya pasti berkurang. Apa kata dunia? Dan Rayfan tidak akan membiarkan semua itu terjadi, sungguh tidak.
"Kayak badut anjir," gumam Rayfan.
"Haha sudah, kamu ada ada aja deh bang. Nanya yang begituan, ya pasti nya anak Mommy ganteng semua lah. Tapi sayang satu panas dan satunya dingin, kayak minuman," ujar Shanti seraya melirik Ferdi sedikit sendu.
"Panas? Dingin? Oh, tau tau!" Rayfan terkekeh sambil memijat keningnya.
"Sebenarnya sih gue gak tau apa maksud Mommy tadi. Cuma pura-pura tau aja dah, biar dibilang cepet loading." Batin Rayfan.
"Bilang aja kalo gak tau mah, gapapa kok. Intinya satu panas satu dingin."
"Gue lagi." Batin Ravka. Sepertinya hanya Ravka yang mengerti. Biasalah.
"Kalian sarapan dulu, nanti keburu telat." Ucap Ferdi akhirnya.
"Bang, kamu bawa mobil atau bawa motor masing-masing?" tanya Shanti.
Rayfan menelan roti yang ada di mulutnya dengan cepat sebelum menjawab pernyataan Shanti.
"Naik motor aja deh, Mom." Jawab Rayfan sambil memasukan semua roti di tangannya sekaligus dalam satu suapan.
"Kamu dek?"
"Sama."
"Oh, ya udah."
Hening. Tidak ada yang berbicara lagi, semua sibuk dengan makanannya masing-masing.
••••
Raswa tersenyum tipis saat melihat penampilan dirinya didepan cermin. Terlihat cantik dan rapih. Setiap hari Raswa selalu memakai atribut sekolah lengkap. Raswa juga paling anti yang namanya telat. Ia sering datang ke sekolah pada pukul enam lewat lima belas menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVKA & RASWA
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU, BARU BACA-!! Aldrich Ravka Willyard, dia cowok yang sangat jutek, dingin dan cuek, namun bukan berarti dia jarang berbicara. Dingin itu tatapannya, cuek dan jutek ekspresinya. Dipertemukan dengan seorang gadis yang sangat ajaib dan suli...