Bima Mahendra

945 209 103
                                    

Bima Mahendra, biasa dipanggil Bima. Remaja berumur 18 tahun.
Ia duduk di bangku kelas 3 SMA. Dua bersaudara dengan kakak pertamanya perempuan.

Bima, anak kedua dari keluarga Mahendra yang di kenal dengan kekayaannya. Memiliki keluarga yang kaya dan terpandang, namun tidak membuatnya bersifat arrogant.

Siapa yang tidak akan kenal dengan Bima Mahendra. Anak donatur terbesar SMA Garuda yang memiliki wajah tampan dan juga ketua dari tim basket SMA Garuda.

Sifatnya yang ramah membuat para siswi ingin menjadi kekasih dari seorang Bima Mahendra. Apalagi dengan statusnya yang jomblo sekarang.

Tapi, tidak seorang pun siswi di SMA Garuda yang dapat menjadi kekasih Bima.

Bima bukannya ngak ngerti masalah pacar-pacaran. Tapi Bima ingin mencari wanita yang tepat untuk dirinya dan masa depannya nanti. Cukup satu wanita saja. Wanita pertama dan juga terakhir dalam hidupnya.

-------

Bima hanya tersenyum kecil saat kayla memutuskan kontak mata mereka.

Ia sangat tau seorang Amanda Kayla Firmansyah. Gadis yang berparas cantik yang memiliki sifat dingin pada semua orang.

"Kayla makin cantik ya bim?!" kata Dicky dengan mata yang tak lepas dari Kayla

Bima tidak menjawab pertanyaan Dicky. Bukan, lebih tepatnya itu penyataan yang di lontarkan Dicky kepadanya.

"Kantin yuk"

Bima langsung beranjak dari bangkunya. Saat melewati meja Kayla ia memberikan kertas kecil tepat di hadapan Kayla.

"Eehh...  Nanti gurunya masuk gimana? "

"Guru lagi rapat dan kita free sampai pulang sekolah" kata Bima setengah teriak yang hampir sampai pada pintu kelas.

Dicky yang ditinggal Bima hanya bisa pasrah. Tapi sebelumnya dia penasaran apa yang isi kertas yang di kasih bisa pada Kayla.

---------

"Hai"

Itulah isi dari kertas yang diberikan Bima pada Kayla tadi.

Entah apa maksud dari kata "hai" tersebut.  Yang pasti sekarang Kayla mati-matian menahan debaran jantungnya saat ini.

"Apaan tuh? " tunjuk Amira dengan dagunya.

Dan detik itu juga surat tersebut sudah berpindah tangan ke tangan Amira.

"Dari siapa Kay? "

"Bima" jawab Kayla pelan

"Cieeee cieee Kayla

"Diam ih!" serka Kayla yang kesal pada Amira yang terus saja menggodanya dengan surat tersebut.

"Kantin kuy"

Dan di balas anggukan oleh Kayla. Suasana kantin cukup ramai bahkan semua tempat duduk penuh oleh siswa/i Garuda.

"Kay tempat duduknya penuh nih. Gimana dong? Kan ngak lucu kalau kita balik lagi ke kelas"

"Ya gimana lagi? "

Sebenarnya Kayla juga malas untuk balik ke kelas lagi. Udah capek-capek ke kantin, eh tempatnya udah penuh.

"Amira " teriak Dicky sambil melambaikan tangannya untuk menyuruh Amira dan juga Kayla duduk dengan dirinya dan Bima.

Bahkan teriak Dicky membuat semua pasang mata melihat kearah dia.

"Kay, kita duduk di tempat Bima dan Dicky aja ya. Cuma itu yang kosong Kay"

Kayla seperti berpikir untuk menerima tawaran Dicky yg mengajak dirinya dan juga Amira duduk dengan mereka. Oh bukan, lebih tepatnya mengajak Amira.

"Gue ke perpus"

"Ngak! Lo harus temenin gue. Please"

"Ra... "

Belum selesai Kayla ngomong. Gadis itu telah menarik pergelangan tangannya untuk menuju tempat duduk Bima dan juga Dicky.

"Duh jantung gue. Kay lo harus rileks ok" batin Kayla.

"Hai Kay, Ra"

Kayla hanya bergumam saja menjawab sapaan Dicky. Beda lagi dengan Amira

"Hai juga Dicky, Bima" balas Amira

Mereka duduk saling berhadap-hadapan. Kayla-Bima dan Amira-Dicky.

"Kalian mau pesan apa?  Sekalian biar gue aja yang pesan" tawar Dicky

"Gue bakso sama teh manis aja deh. Lo Kay?"

"Samain aja"

"Ok. Kalau lo Bim? "

"Gue jus alpukat aja"

Dicky langsung beranjak dari tempat duduknya. Tapi sebelum itu

"Gue ikut. Sekalian bantu lo untuk bawa pesanannya nanti" timpal Amira pada Dicky

"Yaudah yuk"

Dan sekarang suasana diantara Bima dan Kayla hanya hening. Tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Ekhm"

"Gue tau sebenarnya lo itu bukannya orang cuek dan dingin. Lo cuma malas untuk berbasa basi aja sama orang lain kan? " lanjut Bima sambil menaikkan satu alisnya

Kayla hanya diam saat Bima berbicara seperti itu padanya. Jujur saat ini dia tidak tau harus berbicara apa.






Maaf kalau banyak typo nya.

Maaf ya kalau ceritanya membosankan.

Terimakasih buat kalian yang sudah vote dan comment nya juga.

Aku minta support dari kalian semua. Supaya ceritanya bisa sampai END dan ngak gantung.

Ig; trisissy

MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang