Weekend 2

32 7 0
                                    

New Civic Turbo terparkir cantik di salah satu mall Ibu kota dengan body kinclong dan terlihat elegan.

"Mau makan dulu gak ?" tanya Raihan

"Mau."

"Salah ya gua nanya, harusnya tanpa nanya gua tau jawabannya." ujar Raihan

"Yaudah gak usah ngomul." saut Jessica

Ngomul : Ngomong mulu

Raihan lagi dan lagi merangkul Jessica. Tapi bedanya, kali ini ia mengecup pucuk kepala Jessica .

Sebenarnya gadis itu auto istigfar dalam hati, berusaha mengendalikan diri dan manahan rasa karena takut sayang sendiri.

"Apaan si ah." kesal Jessica langsung menoleh ke wajah Raihan yang lebih tinggi dari nya.

Pria itu mencubit pelan pipi Jessica. Hobby baru mungkin ?

"Yaudah gak usah merah gitu pipi nya." ledek Raihan

"Ini pake blush-on makanya merah." kata Jessica mencari alasan

"Emang lu bisa pake blush-on ? Kan gak bisa dan-dan ?"

"Gua les dan-dan di Aqila."

"Niat banget ya mau jalan sama gua ?"

Sial, alasan nya membuat ia terpojoki sendiri.

Gadis itu langsung mencubit perut Raihan dan pria itu merengek kecil.

"LEMAH !"

Raihan hanya terkekeh kecil.

Di tempat makan, Diam-diam Lelaki remaja itu mengambil jepretan wajah Jessica yang sebenarnya gadis itu sadari.

"Tolong ya tolong itu yang moto diem-diem nanti kena azab." kata Jessica

Raihan terbungkam.

"Azab nya apa ?" tanya Raihan

"Azab orang moto diem-diem matinya di foto sama wartawan dan diliput dulu baru dikubur."

"Astagfirullah, jahat."

"Iya gua kan jahat, pake banget."

"Iya kebangetan jahat nya."

"Kalau gua jahat kenapa lu mau main sama gua ?"

"Ya soalnya lu gak baperan."

Tolong itu digaris bawahin. Gak baperan maksudnya apa yak tolong ?

Apa hanya ingin bersikap seenak jidat tapi tidak berniat memberi kepastian ?

Atau hanya sekedar bercanda tapi Jessica yang terlalu membawa suasana menjadi serius ?

Tidak, untuk saat ini harus positif thinking. Mungkin itu hanya omongan asal.

Bodoh, sudah sedikit menaruh rasa malah dibuat bercanda. Ini masalah hati bukan lelucon lagi.

Sampai akhirnya kedua diantara mereka tidak ada yang membuka suara sampai makanan habis.

"Langsung ke bioskop aja, apa gimana ?" tanya Raihan

"Langsung aja."

Pria itu langsung menggengam tangan Jessica.

***

"Lu berani banget ke rumah gua ? Niat banget kayak nya ?" tanya Helfi

"Iyalah niat, orang gak ada temen main lagi." jawab Aqila

"Temen ? oh temen."

"Iya temen." Aqila hanya terkekeh.

"Ini sekarang mau kemana ?" tanya Helfi

"Gua lagi gembel banget untung tadi satpam lu gak ngusir gua."

"Yaelah, mau gua tampol-tampolin kalau mereka mau ngusir lu ?" ucap Helfi

"Halahhhh, Ngomong !"

"Topi buka napa, gak ada panas juga." kata Helfi dan Aqila mengikuti perintah tersebut

Langsung, Helfi mengacak pucuk kepala Gadis dihadapannya.

"Ih rambut guaaa." rengek Aqila

"Kenapa ?"

"Belum keramas."

"Dih, kirain kenapa. Untung gak bau apek rambutnya."

Aqila memukul pelan lengan Helfi.

"BAMBANG !"

"Mending sekarang anterin gua nyuci mobil." kata Helfi

"Yaudah, kemana aja dari pada gabut."

"Kirain, kemana aja asal sama gua."

"KEPENGEN ?"

Steam mobil tidak terlalu jauh dari rumah Helfi berada dan untungnya di sebrang steam tersebut terdapat Burger King , langsung saja mereka menuju kesana dan memilih di luar ruangan

"Burger sama fanta float aja, irit." kata Aqila

Irit adalah prinsip hidup Aqila

Ntah kesambar setan jenis apa, setelah makanan datang Aqila makan burger begitu lahap dan tinggal tersisa float yang masih utuh.

"Eh Qil, gua pake sendal baru merek swallow." pamer Helfi yang sebenernya tidak terlalu mebanggakan apa yang dipamerkannya itu.

Mata yang fokus melihat kebawah sampai tak sadar lengannya menyenggol dua minuman yang jatuh secara bersamaan.

"Yah" pasrah Helfi

Float milik Aqila sisa ¼ lagi sedangkan milik Helfi habis total.

Gadis itu langsung memegang minumannya dan menyeruput sedikit demi sedikit.

Sedikit kesal tapi harus ditahan. Marah pun tak ada gunanya, tidak membuat minuman itu kembali utuh.

"Qil, haus." rengek Helfi

Sebenarnya Aqila pun haus, tapi karena ekspresi wajah Helfi yang berubah menjadi melas seakan-akan menjadi orang paling menderita sedunia akhirnya gadis itu dengan berat hati memberi minumannya.

Padahal, apa susahnya beli lagi ?

"Kenapa gak beli lagi ?" tanya Aqila setelah melihat minumannya diminum habis.

"Mobil udah mau selesai dan itu antrian BK makin panjang." jawabnya

Benar, antrian semakin panjang sedangkan mobil sudah di bersihkan dengan kanebo.

"Yaudah yuk, ntar beli lagi dah, kalau inget." ajak Helfi

"Ya inget lah, masa gak inget."

"Ya ingetin makanya."

"Pasti, gua haus gini pasti inget terus. Gara-gara lu si ah."

"Ya maap atuh dak."

***

HEART BEATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang