1√

20.8K 1.4K 235
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


         Singkatnya begini. Jarang ada atau bahkan tidak ada sama sekali yang namanya teman diantara lelaki dan perempuan. Berteman dekat, selalu melakukan apapun berdua, bertemu setiap hari, dan sudah pasti nyaman satu sama lain ketika menjadi teman pencerita. Salah satu dari mereka pasti ada yang kalah dengan perasaannya sendiri. Memilih untuk jatuh cinta, tapi diam-diam. Tidak ingin sama sekali mencari pembenaran atas perasaannya. Hanya bisa menunggu, tapi entah kapan akan terbalas.

Begitu pun dengan hubungan dua anak manusia ini— Yoongi dan Yeji. Keduanya rekan kerja, menjadi akrab ketika kisah masa lalunya sama-sama terungkap. Mereka berdua itu orang yang sangat rumit untuk dipahami, dan hanya mereka berdua-lah yang bisa menjadikan kerumitan itu menjadi hal sederhana ketika bersama— menjadi teman pencerita yang baik.

Dipertemukan saat keduanya terluka parah— tepat dihati mereka. Menjadikan keduanya pribadi yang sulit untuk dipahami, terlalu tertutup karena begitu dalam luka di masalalu.

Dan, pertemuan pertama mereka pun cukup membuat malu jika diingat kembali. Cukup membuat keduanya menyesal telah dipertemukan sebegitu buruknya karena citra mereka di tempat kerja menjadi hancur. Namun, jika tidak seperti itu jalannya, mereka tidak akan pernah menyederhanakan yang rumit. Tidak akan seperti ini jalan ceritanya.

©Nandd_

"Hei, cepat angkat teleponnya. Nada deringmu itu membuat konsentrasiku buyar!"

Siang ini, diruangan ber-ac yang tidak terlalu besar— Yeji dan Yoongi sedang sibuk menciptakan lagu. Ya, mereka berdua adalah produser musik di agensi yang cukup terkenal di korea selatan— Jinhit ent. Musik garapan mereka berdua selalu berhasil menguasai posisi tangga lagu dunia, dan juga tak berhenti menguasai posisi teratas. Mereka berdua memang telah sukses menjadi produser hebat di negaranya berkat usaha dan bakat para penyanyi di agensi itu juga.

Dan Yoongi memilih diam sembari mematikan panggilan itu untuk kesekian kalinya. Ia sama sekali tak ambil pusing pada omelan Yeji yang sedari tadi tak juga berhenti. Ia cukup tersenyum dan berkata, "suaramu bahkan lebih berisik daripada nada deringku, Ji." dan sukses membuat gadis itu melemparkan kertas bekas yang sudah ia remasi terlebih dahulu.

"Yaaa! Apa kau belum puas menyiksaku— gigitanmu dilenganku saja masih sangat membekas!" protes Yoongi yang langsung memperlihatkan lengannya yang memerah.

Yeji berdecih, "Salahkan saja kulitmu yang terlalu putih itu!"

Mereka memang seperti itu jika berdua. Selalu bertengkar karena masalah sepele, namun juga langsung berdamai lagi ketika salah satu mengalah— my bersalaman untuk meminta maaf.

Beberapa detik kemudian pun, ponsel Yoongi kembali berbunyi. Membuat Yeji langsung merebut ponsel itu— melihat nama di layar itu untuk memastikan siapa yang telah mengusik ketenangan mereka.

"Jungkookie? Ternyata dari tadi yang meneleponmu itu hanya adikmu sendiri?"

"Jangan diangkat!"

"Hm? Kenapa? Kalian bertengkar lagi?" tanya Yeji bingung.

"Tidak."

"Lalu kenapa?"

"Ck," Yoongi merebut ponselnya lagi dari tangan Yeji, langsung menonaktifkan ponselnya, "Tentang pernikahan wanita itu. Jungkook menyuruhku untuk datang." jelasnya tanpa mau menatap manik mata Yeji.

"Wanita itu? Siapa?" 

"Seona. Ia menikah hari ini."

"A-ahh, Seona ya—" setelah mendengar nama wanita itu, Yeji menghela napas panjangnya, menutup layar laptopnya dan berdiri untuk mendekati Yoongi yang akan menghidupkan sebatang rokoknya.

"Bodoh. Ini ruangan ber-ac. Kau tidak seharusnya menghidupkan rokokmu disini!" Yeji lalu merebut semua rokok milik Yoongi— melemparkannya ke tong sampah.

"Ck," Yoongi kemudian berdecak sebal, "kenapa kau tidak pernah mengerti aku sama sekali, Ji? Aku butuh itu agar kepalaku tak sakit!" keluhnya.

Yeji pun hanya tertawa remeh, ia lalu mengambil lolipop di dalam tasnya— menyodorkannya ke dalam mulut Yoongi, "Ini sebagai gantinya. Lolipop rasa strawberry."

Dan setelahnya, Yoongi hanya bisa pasrah mengemuti lolipop itu sampai habis— berdiam diri seakan banyak sekali yang sedang pria itu pikirkan. Pun Yeji juga sama, ia berpura-pura sibuk berkutat dengan laptopnya lagi, padahal sedari tadi ia hanya mengetik asal dan menghapusnya terus menerus.

"Kenapa kau tidak datang saja ke pernikahan Seona?" tanya Yeji akhirnya. Ia masih sangat penasaran setengah mati akan wanita itu.

Yoongi menatap Yeji sebentar, baru kemudian ia berpindah untuk duduk di sofa empuk yang ada di studio mereka, "jika aku datang— aku yakin akan mengacaukan pernikahannya. A-aku tidak ingin Seona membenciku lagi. Aku benar-benar tidak bisa melihatnya tersenyum bahagia untuk lelaki lain.... " ia kemudian menunduk— mengusap wajahnya dengan kasar. Matanya ikut memerah karena menahan tangis. Tenggorokannya terasa sangat kering. Hatinya kembali terluka lagi.

"Ini sudah 3 tahun, Gi. Tidak seharusnya kau masih seperti—"

"Bisa kau peluk aku sebentar saja?" Yoongi memotong perkataan Yeji, "aku sangat membutuhkan pelukanmu, Ji... "

Dan akhirnya, Yeji mengangguk, duduk mendekati Yoongi dan langsung menghamburkan pelukannya sembari menepuk-nepuk punggung Yoongi seakan untuk menguatkannya.

"Menangislah. Pelukanku akan selalu ada untukmu." 

[]

✔️ Love Me Now.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang