10.08 AM KST."H-hei, apa Min Yoongi hari ini tidak berangkat? Kalian sudah melihatnya?"
Yeji bertanya kepada semua orang yang berada di dalam kantor. Ia berjalan memutari semua penjuru ruangan dan menanyakan kalimat yang sama pada semua orang. Tapi sayangnya jawaban mereka tidak ada yang bisa memuaskan Yeji sama sekali, malah beberapa ada yang meledeknya sampai membuatnya emosi.
"Tidak tahu. Kau kan kekasihnya. Dan jika memang dia tidak ada, kau bisa mencariku saja, aku akan selalu ada untukmu," tak lain dan tak bukan ini adalah jawaban dari Kihyun si penggoda ulung.
"Aku tahu dia ada dimana!" kata salah seorang yang juga menyebalkan.
"Dimana?!"
"Di mimpiku tadi malam!"
Jelas tambah membuat Yeji emosi.
"Sepertinya dia tidak akan masuk hari ini," tiba-tiba Jaebum datang diantara Yeji dan yang lainnya, "kopi panas— agar kepalamu tidak tambah pening memikirkan lelaki itu," ia lalu memberikan salah satu kopi panas yang ia bawa untuk Yeji.
"A-ah terimakasih," Yeji mulai meniupi kopi panas tersebut— lalu menyeruputnya pelan-pelan, "ah sialan, kenapa ia tidak menelponku sejak kemarin!" kesalnya kemudian, yang hanya direspon dengan ucapan;"kau harus lebih bersabar" dari rekan-rekannya.
Pasalnya, sejak sore itu ketika Min Yoongi berkata akan pergi ke apartemen Yeji setelah menyelesaikan urusannya dengan wanita cantik yang sepertinya adalah teman lamanya. Ternyata Min Yoongi tidak datang. Padahal malam itu, Yeji sudah menyiapkan makan malam untuk mereka berdua. Mencoba menelpon pun percuma; ponsel lelakinya tidak aktif. Ah, malam itu benar-benar membuat kepala Yeji ingin meledak— khawatir berlebih sehingga terus membuat otaknya berpikir yang tidak-tidak tentang apa yang telah dilakukan oleh lelakinya. Terkadang Min Yoongi itu memang; sialan.
"Tak usah terlalu dipikirkan, kekasihmu itu memang sering sekali bertingkah seperti itu. Mungkin sekarang ia sedang banyak masalah. Tunggu sebentar lagi, ia pasti akan langsung menemuimu," ucapan tak terduga dari Jaebum itu sukses membuat mata Yeji dan yang lainnya membelalak. Ah, mereka musuh yang manis ternyata!
.
.
.22.49 PM KST.
Sepertinya apa yang dikatakan oleh Jaebum siang tadi cukup akurat karena orang yang seharian ini telah memenuhi pikiran Yeji telah muncul begitu saja bak drama drama romantis yang sering ia lihat di tv.
Min Yoongi— kekasihnya, yang baru saja resmi berpacaran selama beberapa minggu itu sekarang sedang berdiri di depan pintu apartemennya. Yeji awalnya tak percaya, namun ketika lelaki itu tiba-tiba melempar senyuman manis padanya, ia buru-buru berlari dan memeluk lelakinya dengan erat.
"Kenapa kemari? Pulang saja sana!" usirnya yang tetap memeluk Yoongi dengan erat. Kadang apa yang diucapkan memang tak pernah sesuai dengan isi hati. Inginnya memeluk, tapi sebal setengah mati.
"Jika maumu seperti itu, ok, aku akan pulang" Yoongi juga sama, dia tidak melepas pelukannya, ia sekarang malah menggoyangkan tubuh Yeji ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat keduanya tertawa bersama karena perbuatan mereka yang terlalu kekanak-kanakan.
Pun Yeji mempersilahkan lelakinya masuk ke apartemennya. Ini memang bukan kali pertama Yoongi berkunjung, akan tetapi ini kali pertamanya ia berkunjung sebagai seorang kekasih.
Jadi, Yeji harus menyuguhkan apa untuk Yoongi?
Secangkir kopi panas,
Atau,
Seluruh hatinya saja?
Wah, benar-benar pilihan yang sulit!
"Kemana saja kau kemarin malam? Kenapa ponselmu tidak aktif? Kenapa kau tidak jadi kemari? Ah sialan, padahal aku sudah membuatkan makanan kesukaanmu! Tapi kenapa kau tiba-tiba menghilang? Kenapa kau sulit sekali dihubungi?!" ia bernapas sebentar, "Apa kau tahu? Aku sangat khawatir padamu, Gi!" protes Yeji yang lama-lama menjadi frustasi sendiri.
"Sudah?" respon yang benar-benar Min Yoongi sekali.
"Ck!"
"Kalau masih ada yang mau kau katakan, aku masih sanggup mende—"
"Aku merindukanmu."
"Kemari" dengan perasaan yang sudah sangat campur aduk, Yoongi lalu menyuruh Yeji untuk duduk di sebelahnya.
Setelah Yeji berpindah, mereka lalu duduk berhadapan— saling bertatapan dengan raut wajah yang sama-sama memerah. Baru kemudian, Yoongi mencium kening, hidung dan berakhir di bibir mungil kekasihnya.
Mereka berdua cukup menikmati kencan sederhana itu— hingga akhirnya Yoongi mengakhiri ciuman mereka dengan kecupan di puncak kepala Yeji.
"Sebenarnya aku datang kemari untuk memberitahumu sesuatu" ujar Yoongi tiba-tiba.
Yeji menaikan sebelah alisnya— bingung, "tentang apa? Kenapa tiba-tiba bertingkah serius?" ia pun mulai penasaran.
"tentang—" Yoongi diam sejenak, "sebuah pengakuan dosa." ia lalu menatap netra Yeji dalam-dalam.
"Pfftttttt—" bukan Yeji jika tidak tertawa, ia sekarang malah tertawa terbahak karena lelakinya itu tidak biasanya berbicara se-konyol itu, "apa? Dosa apa yang telah kau lakukan? Berselingkuh di belakangku? Atau diam-diam kau sudah menikah dan memiliki anak?" Yeji kembali tertawa terbahak, seperti menganggap semuanya adalah candaan yang super lucu.
"Jika semua itu benar, apa kau akan meninggalkanku, Ji?"
Yeji lalu terbungkam dari tawanya, "bisa iya, bisa tidak!" katanya dengan yakin.
"Apa menurutmu lucu jika seseorang tiba-tiba memiliki anak padahal ia belum menikah?"
Yeji terdiam sebentar— ia berpikir, "tidak sama sekali. Hal seperti itu tidak bisa dianggap lelucon. Menurutku, jika mereka bisa bertanggung jawab atas semua perbuatannya, itu tak jadi masalah" jeda, "jadi— apa pengakuan dosa yang akan kau katakan padaku?"
"Boleh aku memelukmu dulu?" Yoongi meminta, tentu saja Yeji memberikannya dengan sepenuh hati.
"Jika sudah siap, kau boleh bercerita padaku, apapun itu—" Yeji berusaha menenangkan Yoongi yang sepertinya sedang menangis dibahunya. Menepuk-nepuk punggung itu dengan lembut agar lelakinya kembali seperti biasanya.
"Ji?"
"Hmm?"
"Apa kau masih ingat dengan anak yang kau tolong kemarin?"
Yeji mengangguk, "ada apa dengannya?"
Yoongi lalu melepas pelukan Yeji, ia menunduk, "dia anakku... "
Deg!
"Ternyata aku telah melakukan dosa besar di masalalu, Ji. Ternyata aku masih terlalu brengsek untukmu... "
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Love Me Now.
Fanfic[COMPLETED] [SEQUEL OF IF ONLY] "Kita ini, teman." ©Nandd_ , Maret 2019.