—Dan aku rasa— aku sudah dari dulu menyukaimu, Ji."Setelah mengatakan itu, Yoongi mengajak Yeji untuk berdiri. Ia tersenyum simpul penuh makna. Pun juga mulai menghapus sisa air mata yang masih membasahi pipi gadis manis itu.
"Ta-tapi k-kau menyukai-ku hanya sebagai teman..." Yeji mulai memberanikan diri untuk berbicara— menyuarakan isi di dalam hatinya selama ini.
"Ya mungkin itu benar. Aku memang menyukaimu— sangat menyukaimu hanya sebagai teman," jeda, "namun sekarang aku merasakan ini jauh berbeda dari sebelumnya." Yoongi kemudian menundukan kepalanya sembari menyunggingkan senyum kecutnya, "t-tapi aku juga tidak yakin tentang semua ini... "
Dan, hening.
Yeji hanya bisa menghela napas panjangnya, ia berusaha mengatur kembali emosinya karena melihat Yoongi yang seperti itu lagi— putus asa.
Yeji terlalu lemah akan Yoongi jika sudah seperti ini ceritanya. Ia akan kembali teringat beberapa tahun yang lalu ketika Yoongi bercerita kepadanya untuk pertama kalinya dengan tangisan yang mengiringi ceritanya. Itu benar-benar membuat hati Yeji ikut patah, tersayat benda tajam padahal ia hanya mendengarkan ceritanya saja tanpa ikut terlibat.
"Pakai helm ini."
Yoongi pun langsung mengeryitkan alisnya ketika Yeji tiba-tiba saja memberinya sebuah helm.
"Kemana?"
"Makan. Aku sudah terlalu lapar untuk bisa mencerna hal-hal berat seperti itu." katanya yang langsung menyuruh Yoongi untuk mengendarai motor vespa tuanya.
"A-aku di depan?"
Yeji mengangguk, "Ya. Hanya 15 menit dari sini. Tidak terlalu jauh."
"T-tapi— ah kenapa tak menggunakan mobilku saja? Sudah malam dan ini juga cukup dingin, Ji." rayu Yoongi yang belum juga mau menggunakan helmnya.
"Cih," gadis itu malah berdecih, "aku tidak suka pamer. Mobilmu itu pasti akan membuat mata mereka sakit karena terlalu mengkilat. Aku benar-benar tidak ingin ada kehebohan disana."
Yoongi menambah volume kerutan di dahinya, "mereka siapa? Kita akan kemana?"
"Ck, sudahlah. Jika kau tak mau ikut, pulanglah, aku bisa pergi send—" Yeji itu benar-benar labil sekali. Beberapa menit yang lalu ia menangis tersendu, sekarang ia sudah mulai mengeluarkan ocehannya lagi seperti tak terjadi apa-apa sebelumnya.
"Aku tetap akan ikut denganmu! Aku h-hanya tidak bisa menjalankan motor ini, Ji... " kemudian Yoongi memalingkan pandangan sembari memakai helmnya sendiri, ia cukup malu karena tidak bisa mengendarai vespa tua milik Yeji, "lagipula pembicaraan kita juga belum selesai. Aku masih ingin berbincang denganmu."
Sebenarnya Yeji ingin tertawa— mengejek. Tapi menurutnya, ini bukanlah waktu yang tepat karena hatinya masih begitu abu-abu perihal perkataan Yoongi beberapa menit yang lalu. Ia terpaksa memotong pembicaraan serius itu. Ia tidak ingin ada orang lain yang mendengar berita yang entah itu akan baik atau buruk untuknya.
Dan sekarang, mereka berdua sudah setengah perjalanan. Yeji yang mengendarai motornya di depan sedangkan Yoongi berada di belakangnya; membonceng dengan kikuk.
"Dari siapa kau tahu rumahku?" Yeji memecah keheningan mereka.
"Hanbin si bocah penjaga kasir itu, aku memaksanya." Yoongi diam sebentar, "aku jadi iri kenapa dia lebih tahu banyak hal tentang kau dibanding aku." sambungnya.
Yeji tertawa remeh, "karena kau tidak pernah bertanya tentangku, tentang semua yang kulakukan, tentang hidupku" sindirnya.
"A-ah benar. T-tapi kau kan tahu aku terlalu sibuk untuk berta—"
"Kau hanya menyibukkan diri, Gi. Pekerjaanmu selama ini hanya kau jadikan pelarian— obat paling ampuh agar kau bisa sembuh dari masalalumu."
Kali ini Yoongi yang terkekeh malu ketika omongan Yeji tepat sasaran, "ternyata kau memang tahu aku sebegitu hebatnya, Ji. A-ah sialan, aku jadi malu dengan diriku sendiri jika seperti ini ceritanya!" gumannya yang enggan sekali untuk Yeji jawab lebih lanjut.
"Sebenarnya jika kau ingin tahu, ada satu lagi obat mujarab yang paling membuatku bisa bertahan selama ini."
Sukses membuat Yeji penasaran, "apa?"
"Kau, Ji. Keberadaanmu benar-benar luar biasa untukku."
Dan Yoongi tersenyum senang ketika Yeji tiba-tiba saja mengerem motornya secara mendadak. Gadis itu benar-benar lucu ketika hatinya lagi-lagi terserang perkataan manis yang keluar dari mulut pria berhati dingin tapi sialnya sangat ia sayangi.
"K-kau berhutang banyak penjelasan padaku, Gi." ucap Yeji dengan hati yang tak karuan.
Hari ini, entah itu jujur atau tidak. Semua perkataan Yoongi kepada Yeji itu sukses kembali membuat hati Yeji goyah untuk kesekian kalinya. Tentang kecupan super kilat di bibir Yeji tadi, dan semua yang dilakulan Yoongi benar-benar membuat Yeji menggila. Tapi untung saja Yeji terlalu pintar menyembunyikan rasa senangnya yang akan meluap-luap jika ditumpahkan semuanya.
Ya karena mau bagaimana lagi jika sudah seperti itu?
Min Yoongi yang ia kenal ternyata mempunyai 2 obat mujarab, yaitu; pekerjaannya sebagai produser terkenal dan kehadiran Yeji yang sudah jelas membuatnya lebih terasa hidup setelah ia terhantam badai yang begitu besarnya.
Jadi Min Yoongi, apa kau sudah siap dan yakin untuk berlabuh dihati gadis lain selain mantan terindahmu— Han Seona?
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Love Me Now.
Fanfiction[COMPLETED] [SEQUEL OF IF ONLY] "Kita ini, teman." ©Nandd_ , Maret 2019.