Chaeyeon Pov
Sudah seminggu sejak aku bertemu kembali dengan Nayeon, dan juga seminggu sejak aku mulai berkencan dengan Sakura. Perusahaan kami akan segera mengadakan kampanye baru dan
kami perlu merekrut seseorang untuk merancang selebaran serta template buklet yang akan kami presentasikan kepada klien. Biasanya, aku hanya akan memberitahu asistenku untuk menangani masalah kecil seperti ini, tetapi ku pikir aku bisa mempekerjakan seseorang yang sebenarnya ku kenal.“Halo? Nayeon? Apa kau free belakangan ini? Mmh aku punya pekerjaan untukmu. Aku akan memberitahumu detailnya ketika kita bertemu secara pribadi. Tentu— kita akan makan siang hari ini bersama dan membicarakannya. Baiklah sampai jumpa.”
Aku sedang berbicara dengan Im Nayeon di telepon. Aku ingat dia mengatakan kepadaku bahwa dia adalah desainer grafis freelance sekarang dan respons online-nya tidak begitu baik sehingga aku berpikir bahwa aku dapat membantu seorang teman dan memberinya pekerjaan.
Aku akan menunda keberangkatanku jika aku mendapatkan pekerjaan di sini. Aku teringat dengan apa yang dikatakan Nayeon, tapi... aku tidak menawarkan pekerjaan itu sehingga dia bisa tinggal lebih lama, aku hanya... aku hanya sangat merindukannya dan aku berharap untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya sebelum dia pergi, lagi.
Sekarang aku sedang mengerjakan dokumen dan menandatangani beberapa berkas penting. Aku menatap sejenak ponselku untuk memeriksa waktu. Sekarang sudah jam 12 siang dan sudah saatnya jam makan siang. Aku bergegas mengatur tumpukan file dan kertas di meja kerja dan beranjak menuju ke tempat parkir untuk pergi ke
kafe tempat aku dan Nayeon sepakat untuk bertemu.Aku cukup buruk untuk mengingat arah jalan, biasanya aku menggunakan Google Maps kemanapun aku ingin pergi tetapi kafe khusus ini– aku tidak memerlukan Google Maps karena itu adalah kafe tempat persembunyian favoritku dan Nayeon. Dulu.
Aku tiba di JYP Cafe lalu memarkir mobilku. Aku berjalan masuk ke kafe yang dipenuhi dengan aroma kopi dan semuanya tampak begitu akrab bagiku.
Tepat ketika aku mengenang masa lalu, aku merasakan seseorang menepuk pundakku.
“Chaeyeonna, appakah kau sudah menunggu lama?”
Nayeon ada di belakangku dan dia terlihat agak malu karena dia pikir aku sudah lama datang.
“Aku baru saja tiba, mari kita cari tempat duduk.” jawabku sambil tersenyum sambil menunjuk ke meja yang berada tepat di samping jendela. Tempat yang sama tetapi tidak ada meja lain yang
tersedia jadi aku kira kami harus duduk di sana.“Jadi, pekerjaan apa itu?” Nayeon bertanya sambil menyesap latte-
nya.“Pada dasarnya, pekerjaan ini hanya merancang halaman web baru perusahaan kami dan selebaran yang akan kami bagikan kepada klien. Perusahaan kami ingin—” aku menjelaskan kepada Nayeon tentang apa yang perusahaan kami harapkan untuk dilihat pada hasil dan produk, sementara
Nayeon sibuk mencatat persyaratan.Ia menyelipkan rambut ke belakang telinganya. Nayeon selalu melakukan ini ketika dia sedang serius.
“Bolehkah aku tahu perjanjiannya?” Nayeon bertanya saat makanan kami telah tiba. Aku agak tersanjung oleh tekadnya dan aku mengatakan padanya bahwa kita bisa makan sambil berdiskusi.
Nayeon tersenyum dan mengangguk, dia berkata, “Sebenarnya aku sudah sangat lapar.” ucapnya, mulai mengunyah makanannya.
ltu adalah sesi diskusi yang menyenangkan bersamanya ketika kami sedang mencari ide dan bertukar pikiran tentang bagaimana membuat desain terlihat lebih menarik.
Aku sangat fokus sampai notifikasi di ponselku muncul dengan pesan masuk dari Sakura.
Chaeyeon, kau dimana? Apa kau sudah makan?