"Hyung temani aku sebentar eoh? Aku harus mengambil komik dari anak tenis temannya Tae. Dia seenaknya meminjamkan komikku pada temannya." Park Jimin menarik lengan Namjoon yang lebih besar darinya dengan susah payah menuju lapangan tenis yang berada di sebelah area panahan.
Namjoon hanya menurut pasrah mengikuti langkah Jimin. Ia sudah sering masuk ke area lapang tenis untuk bertemu Taehyung. Lain dengan Namjoon dan Jimin yang memilih basket, Taehyung memang merupakan altet tenis.
"Hyung kau tunggu saja disini ya. Aku akan berkeliling mencari Minhyun dulu." Jimin lalu menuju ke ujung lapangan dimana banyak anak tenis berkumpul.
Namjoon mendudukan dirinya di tribun. Hari Minggu begini kenapa mereka semangat sekali untuk berlatih dan si nakal Taehyung malah enak-enakan pacaran, batinnya heran.
Pandanganya melihat ke seluruh area. Netranya menangkap seseorang yang berdiri di pinggir lapangan yang sedang melakukan pemanasan. Sepertinya bersiap untuk berlatih.
Benar saja, dua menit kemudian ia sudah memasuki lapangan. Mengayun-ayunkan raketnya sambil menunggu parternya datang.
Topi hitamnya sangat kontras dengan wajah putihnya. Tampan. Tanpa sadar Namjoon berucap pelan saat si pemain tertawa menanggapi omongan sang lawan.
Lima menit berlalu Namjoon masih betah menonton latihan tersebut. Namun, matanya hanya fokus pada wajah si pemain sebelah kiri. Tidak menghitung sama sekali berapa score yang diperoleh.
Selama ini ia cukup sering berkunjung ke tempat latihan tenis namun, ia rasa baru kali ini Namjoon melihat anak tersebut. Atau selama ini ia saja yang tidak memperhatikan sekitar?
Park Jimin masih belum terlihat batang hidungnya. Biarkan saja, toh Namjoon masih betah berada disini. Semoga Jimin masih lama, batinnya berharap.
"Namjoon hyung? sedang apa kau disini?" Kim Taehyung baru datang dengan tas raket yang ia gantung di punggung sebalah kanannya. Menatap heran pada Namjoon yang sedang duduk di tribun tempat ia latihan.
"Kau baru datang jam segini Tae? saat teman-temanmu sudah berlatih dari tadi? Astaga!" bukannya menjawab, Namjoon justru sibuk berkomentar melihat kelakuan temannya.
Taehyung menampilkan cengirannya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tertangkap basah. Ia kemudian mendudukan dirinya disamping Namjoon. "Stttt aku baru sempat datang tadi ketiduran." bisiknya pada Namjoon.
"Ck bohong. Kau habis dari kolam renang kan? menemui Jungkook." skak mat. Taehyung tidak bisa berkutik. Terbongkar sudah kartu AS nya.
"Pasti mulut ember Jimin yang memberitahumu!" bahunya terkulai pasrah, Park Jimin dan segala mulut gosipnya memang tidak bisa dipercaya. "kau belum jawab hyung. Sedang apa disini?"
Namjoon menujuk ke ujung lapangan, "Jimin sedang menemui Minhyun. Mau mengambil komiknya yang kau pinjamkan."
"Ah sial. Aku lupa! baru akan aku ambil hari ini. Malah Jimin tahu duluan." Namjoon mengibaskan tangannya didepan wajah "Ah terserah itu urusan kalian. Yang mau aku tahu. Dia yang dilapangan sedang main siapa namanya? Kok aku baru lihat?"
Tae ikut melihat ke lapangan, matanya menyipit silau, "Yang pakai topi itu? Dia Kim Seokjin atlet pindahan dari Gwacheon."
"Pindahan?"
Tae mengangguk, "Iya baru dua minggu. Prince of Tennis. Begitu julukannya saat di Gwacheon. Baru mendapat medali emas Nasional di event yang sama dengan Jungkook."
Namjoon mengangguk paham, kemudian tersenyum lebar menampilkan lesung pipinya, "Kenalkan aku padanya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangbuk High School [BTS FF]
FanfictionGangbuk High School adalah sekolah menengah atas khusus untuk mencetak para atlet muda.Terdapat berbagai kisah yang terjadi disekolah tersebut. Misalnya, Namjoon si kapten basket yang naksir Seokjin si Prince of Tennis. Ada juga Taehyung si troublem...