"Ah segarnya." Seokjin baru saja selesai mandi, hari ini ia sudah latihan hampir 3 jam. Cuaca panas membuat latihan semakin terasa berat. Tapi apa boleh buat, minggu depan akan ada penilaian. Ia harus giat berlatih. Jangan sampai prestasinya menurun.
Seokjin baru dua minggu pindah ke Gangbuk High School. Awalnya ia bersekolah di Gwacheon, kampung halamannya. Namun, karena prestasinya yang berhasil membawa medali emas ia kemudian disarankan untuk pindah kesini. Kata pelatihnya agar bakatnya semakin terasah. Orang tuanya juga tidak melarang, toh disini Seokjin tinggal di asrama, tidak tinggal sendiri seperti yang dikhawatirkan.
Ia merebahkan tubuhnya sejenak, terdiam menatap langit-langit kamar asramanya. Perutnya tanpa sadar berbunyi. "Berisik hey!" di tepuk-tepuknya perut tersebut. Sebaiknya aku mampir ke kantin dulu sebelum ke perpustakaan, batinnya.
Ia kemudian bangun untuk menyiapkan alat tulisnya. Memasukannya kedalam tas. Ada beberapa tugas yang harus dikumpulkan minggu ini. Seokjin akan mengerjakannya di perpustakaan sekolah.
Sekarang baru pukul 5 sore. Masih banyak waktu karena perpustakaan di hari Minggu akan tutup pukul 8.30 malam. Kalau hari biasa bisa sampai pukul 11 malam.
Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok pucat Min Yoongi, "Kau baru pulang Yoongi-ya?" tanyanya.
"Hm" balas Yoongi singkat. "Mau kemana?" tanyanya saat melihat Seokjin memasukan buku ke dalam tas.
"Aku mau ke kantin terus ke perpustakaan. Mengerjakan tugas."
Yoongi menaikan satu alisnya, "Kan bisa dikerjakan disini? kenapa harus di perpus?"
Seokjin menghentikan kegiatannya ia kemudian menatap Yoongi, "Aku butuh beberapa buku referensi."
Seokjin kemudian bergegas, ia mengambil topinya didalam lemari. Warna pink sama dengan t-shirt yang ia gunakan.
Yoongi hanya memperhatikan kegiatan teman sekamarnya itu. Kim Seokjin terlihat menggemaskan dengan pakaian serba pink serta kacamata bulatnya.
"Kalau perlu apa-apa hubungi saja aku. Atau kau mungkin mau menitip makanan nanti malam. Aku pulang saat perpus tutup. bye Yoongi-ya!" Seokjin buru-buru menggunakan sepatunya kemudian menutup pintu kamar tanpa menunggu balasan dari Yoongi.
"Ya hati-hati Seokjinnie jangan lari!" teriak Yoongi entah bisa didengar Seokjin atau tidak.
Suasana kantin cukup ramai di Minggu sore. Seokjin mengedarkan pandangannya mencari bangku kosong. Semua sudah terisi. Mungkin ada satu dua bangku yang hanya diisi satu orang saja. Tapi, Seokjin terlalu malu. Ia belum punya banyak teman disini. Hanya mengenal beberapa anak club Tenis dan Yoongi tentu saja.
Matanya menyipit melihat pemuda di meja ujung, ia sepertinya mengenal pemuda itu. Kim Taehyung anak club Tenis. Adik tingkatnya. Maka langkahnya dengan ragu menghampiri meja Taehyung. Sebenarnya ia belum terlalu mengenal Taehyung tapi apa boleh buat. Hanya Taehyung disini yang ia tahu.
"Kim Taehyung-ssi? Ah maja kau Kim Taehyung kan?" tanyanya memastikan. Seokjin tersenyum mendengar Taehyung menyebut namanya, setidaknya Taehyung mengenalinya.
"Apa aku boleh duduk disini? semua bangku sudah terisi." Tanya Seokjin masih berdiri.
Taehyung mengangguk, "Tentu. Silahkan duduk saja Seokjin-ssi."
"Terimakasi Taehyung-ssi. Ah panggil saja aku Seokjin hyung tidak usah sungkan. Lagipula kita satu club."
Taehyung tersenyum, "Baik Seokjin hyung." Kaki nya ditendang oleh Jimin, ia melihat Jimin yang seakan bertanya siapa dia?
"Seokjin hyung kenalkan ini temanku, Jimin." Seokjin menatap teman Taehyung, ia mengulurkan tangannya. "Hai Jimin, kenalkan Kim Seokjin dari club Tenis. Panggil saja Seokjin hyung sama seperti Taehyung."
Jimin membalas jabatan Seokjin, "Pak Jimin imnida."
"Hyung mau kemana atau dari mana?" tanya Jimin melihat tas yang dipakai Seokjin.
"Aku mau ke perpustakaan. Mengerjakan tugas." katanya sambil makan. Kiyowo, entah sudah berapa kali Jimin berucap dalam hati. Seokjin hyung menggemaskan sekali sih.
"Wah hari Minggu ke perpustakaan? Rajin sekali. Aku saja terakhir ke perpus tidak ingat kapan." Taehyung bertepuk tangan kecil mengapresiasi Seokjin.
"Kau kan tiap ada tugas selalu dikerjakan di kelas Tae!"
Perkataan Jimin mengundang tawa kecil Seokjin, ia pernah dengar dari anak club kalau Taehyung adalah anak nakal.
"Jin!" Seokjin merasakan tepukan di bahu kirinya. Min Yoongi. "Yoongi?"
"Ini jaketmu tertinggal." Yoongi menyerahkan jaket berwarna coklat milik Seokjin. Ah Seokjin lupa. Ia tadi menyimpan jaketnya di kasur tertinggal saat buru-buru pergi.
"Yoongi kau bisa menelponku tidak harus kesini." katanya tidak enak merepotkan Yoongi.
Yoongi hanya tersenyum kecil, "Kurasa aku sudah menelpon sebanyak lima kali tapi tidak diangkat." Sokjin mengecek ponselnya di dalam tas, "Mian ternyata di silent, heheh"
"Tidak apa Seokjinnie. Aku kembali ke kamar. Kau jangan pulang terlalu malam. bye!" ditepuknya bahu Seokjin pelan kemudian Yoongi berlalu.
Jimin dan Taehyung saling pandang melihat kejadian di depan mereka, seakan berbicara lewat pandangan mata. WHAT? MIN YOONGI MEMANGGIL KIM SEOKJIN DENGAN SEOKJINNIE?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangbuk High School [BTS FF]
FanfictionGangbuk High School adalah sekolah menengah atas khusus untuk mencetak para atlet muda.Terdapat berbagai kisah yang terjadi disekolah tersebut. Misalnya, Namjoon si kapten basket yang naksir Seokjin si Prince of Tennis. Ada juga Taehyung si troublem...