North Rooftop

594 64 3
                                    

"Yoongi-ya hari ini aku latihan sampai jam 8 malam. Jadi kau tidak usah menungguku di lapang tenis." ujar Seokjin pada Yoongi, keduanya sedang berjalan beriringan keluar dari asrama. Menuju ke tempat latihan masing-masing.

Yoongi menganggukan kepalanya terdapat sedikit senyum miring di sudut bibirnya, benar-benar sedikit bahkan cenderung samar. "Baiklah, sepertinya aku juga punya agenda lain jadi tidak bisa pulang bersama."

Seokjin miringkan kepalanya menatap Yoongi, "Oh benarkah? Ada apa?" tanyanya penasaran.

Yoongi mengedikan bahunya singkat, "Hanya masalah kecil. Tidak usah khawatir."

Seokjin kemudian merangkul bahu Yoongi yang mempunyai badan lebih kecil darinya, "Aku percaya padamu Min Suga."

Yoongi mencoba menghindar dari rangkulan kuat Seokjin, apa-apan mereka sedang berjalan ditempat umum dan Seokjin dengan santainya merangkulnya, "Ya Seokjinnie lepaskan! Kau tidak malu dilihat orang-orang? dan jangan panggil aku Suga!"

Seokjin hanya tertawa kecil menanggapi protes Yoongi, roommate nya ini memang susah sekali diajak skinship, dari dulu, "Kau masih memanggilku Seokjinnie! Kita impas!"

Setelah memastikan Seokjin masuk ke tempat latihannya, Yoongi merubah arah jalannya. Alih-alih berjalan lurus menuju tempat latihannya yang berada tepat di samping club tenis, Yoongi justru berbelok ke arah kiri. Menuju area barat sekolah.

Semalaman Yoongi telah memikirkan bagaimana caranya memberi pelajaran pada si anak baseball yang ia ketahui bernama Jung Hoseok. Namun, ia teringat ucapan Seokjin barusan. Maka Yoongi kemudian merubah rencananya. Mungkin hanya akan bermain-main sedikit. Ia tidak akan merusak kepercayaan Seokjin padanya, tidak lagi.

Sebelum sampai di area latihan club baseball Yoongi menggunakan masker dan topinya kemudian menaikan kupluk jaketnya. Tidak ingin ada yang mengenalinya.

Yoongi bersembunyi dibalik tembok, matanya mencari sosok pemuda bermarga Jung tersebut.

Dapat! Jung Hoseok terlihat baru saja keluar dari ruang ganti berjalan sendirian menuju lapangan.

Dikeluarkannya ketapel dari tas yang sengaja ia bawa. Kemudian Yoongi mengambil batu yang sudah dibungkus kertas dari saku jaketnya. Matanya menyipit sebelah tanda sedang membidik sasaran. Tepat! Batu tersebut mengenai belakang kepala Hoseok.

"Ahhh." Hoseok refleks berteriak saat merasakan lemparan tersebut. Tangannya dengan cepat mengusap-usap bagian belakang kepalanya. Ia kemudian berbalik mengedarkan pandangannya mencari penyebab rasa sakitnya.

Yoongi sengaja membuat tubuhnya sedikit terlihat dibalik tembok. Dilihatnya Hoseok yang memandangnya penuh tanda tanya. Yoongi dengan sengaja menunjukkan ketapel di tangannya. Memberi isyarat bahwa dia adalah pelakunya.

Yoongi tersenyum miring dibalik maskernya saat melihat kekesalan di mata Hoseok. Umpan pertama masuk! Yoongi menunjuk kedua matanya dengan jari telunjuk dan jari tengahnya seperti huruf V, kemudian bergantian mengarahkannya kepada Hoseok.

"Sunbae-nim!" seorang anak memanggil Hoseok yang sedang menatap kesal kearah Yoongi. Hoseok melihat salah satu adik tingkatnya, "Iya?" tanyanya dengan menaikan satu alis, "Ditunggu Jaebum Sunbae di lapangan."

"Oh baiklah, aku segera menyusul." Hoseok kemudian melihat kembali ke arah tembok tadi. Sudah tidak ada! Sialan siapa sebenarnya yang yang tadi ia lihat?

Hoseok kemudian tidak sengaja menginjak batu yang tadi mengenainya. Penasaran karena batu tersebut dibungkus sebuah kertas. Maka ia segera mengambilnya.

sore ini di rooftop gedung c6 jam 5.30!

****

"Jung kau mau kemana?" Jaebum mengerutkan alisnya melihat Hoseok yang terburu-buru berganti baju saat latihan sudah selesai. Biasanya mereka akan berkumpul di kantin sekedar melepas lelah setelah latihan. "Aku ada perlu di gedung utara. Aku pergi." pamitnya.

Hoseok melangkahkan kakinya menuju utara sekolah rooftop gedung c6 sesuai yang tadi ia baca di kertas. Terlalu penasaran dengan orang tadi padahal bisa saja ia mengabaikannya. Mungkin hanya orang iseng. Namun, lagi-lagi ia penasaran apa motif orang tadi sebenarnya.

Saat membuka pintu atap Hoseok tidak menemukan siapapun. Ia memutuskan untuk menunggu, tidak mau sia-sia sudah datang kesini.

Tidak sampai lima menit pintu tadi kembali terbuka. Yoongi melihat Hoseok yang berdiri menyandar di pagar pembatas dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku jaket. Ia kemudian berjalan dan berdiri di depan Hoseok menyisakan jarak sekitar dua meter saja.

Hoseok masih belum mengenalinya karena Yoongi masih menggunakan masker dan topi serta kupluk jaket yang menutupi sebagian wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hoseok masih belum mengenalinya karena Yoongi masih menggunakan masker dan topi serta kupluk jaket yang menutupi sebagian wajahnya. Yoongi mengeluarkan bola baseball dari dalam tasnya kemudian melemparkannya pada Hoseok.

Hoseok menangkap bola yang tiba-tiba terlempar ke arahnya. Ia langsung mengenali bola baseball tersebut. Bola miliknya yang tak sengaja ia lempar ke punggung Min Yoongi.

Sial! jadi orang didepannya ini adalah Min Yoongi!

"Milikmu Jung Hoseok?" suara Yoongi terdengar berbahaya menurut Hoseok, sangat dalam.

"Iya ini punyaku. Tunggu Min Yoongi-ssi aku bisa menjelaskannya." Hoseok mencoba tenang. Toh mereka sama-sama makan nasi kan? kenapa harus takut? bodoh! yang di depanmu adalah Min Yoongi kau tau siapa dia! hati kecilnya membisik.

Yoongi membuka maskernya, saat dirasa Hoseok sudah mengenalinya. "Oke, silahkan." katanya singkat.

"A-Aku waktu itu akan melempar bola pada Jaebum. Tapi, lemparanku malah meleset tidak seperti biasanya. Lalu tiba-tiba kau jalan di koridor dan bolanya kemudian mengenai punggungmu. Sungguh aku tidak sengaja Min Yoongi-ssi. Maaf."

"Oh begitu." Yoongi mengangguk-anggukan kepalanya. Memasukan kedua tangannya di saku celana training yang ia pakai sambil memainkan kaki kanannya memutar-mutar dengan sengaja. Min Yoongi mempermainkan permintaan maaf Hoseok!

Hoseok menelan ludahnya melihat tanggapan Yoongi. Sial sial sial. Tamat riwayatnya! Yoongi kemudian menatap tepat di matanya, "Lantas kenapa kau malah lari? bukannya meminta maaf padaku?"

Gangbuk High School [BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang