1 minggu liburan telah usai. Tinggal beberapa minggu lagi, Arla dan Elfa mempersiapkan diri untuk masuk sekolah. Sayangnya Arla belum tau dia harus masuk sekolah di mana. Sebagai sahabat yang baik, Elfa tetap menyarankan agar masuk di SMK yang dia maksud kemarin.
Andi dan Salma—orang tua Arla—tiba-tiba datang bersama Diah—Mama Elfa, sebelumnya mereka saling kenal karena memiliki sebuah usaha yang dilakukan bersama. Mereka membawa banyak barang, seperti ingin camping saja. Ada tas yang isinya snack, karpet lipat untuk tidur, dan beberapa banyak barang lainnya.
"Mama kok ke sini? Sama siapa, Mama bisa bawa motor sendiri ya?" Elfa bertanya secara beruntun.
"Sama Papa kamu."
Elfa mengangguk.
Entah kenapa Arla tidak terlalu peduli dengan kedatangan Andi dan Salma kali ini, tidak seperti biasanya. Dia malah melamun sambil memasang wajah datar.
Salma menyodorkan roti tawar dan teh kotak untuk Arla. "Kamu belum makan kan?"
Seperti dihipnotis, Arla langsung meraih roti itu dan langsung menghabiskan tehnya. Hal itu sudah menjadi kebiasaan sehari-hari Arla dari dulu.
"Mas Bayu sudah selesai keluarin barang-barangnya Mbak?" tanya Salma pada Diah.
Bayu—Papa Elfa—juga ikut ke rumah Arla. Pernyataan itu membuat Elfa semakin bingung.
"Tadi Mama ma-"
"Papa ikut Ma?" Elfa memotong cepat ucapan Mamanya.
"Iya Fa, nanti deh kita kasih tau."
Elfa memilih untuk tidak menggubris ucapan Mamanya. Dia lebih memilih duduk di samping Arla—sebelumnya dia berada di dekat Mamanya dan Salma. Sebenarnya ini ada apa?
"Jadi kita mulai aja ya." Andi tiba-tiba datang dan duduk bersebelahan dengan Salma. "Mas Bayu mana?"
"Di sini!"
Semua orang yang sedang duduk di sofa ruang tamu itu menoleh ke arah pintu. Elfa menepuk dahinya karena tingkah Papanya yang menurutnya sangat lucu. Bayu kemudian datang dan langsung duduk di sofa yang masih kosong.
"Kita mulai ya." ucap Andi.
"Kenapa sih Pa? Ini mau rapat apa mau debat?" Arla bingung dengan semua keadaan ini. Apalagi dengan Elfa yang hanya bisa bertanya jawab sendiri di dalam hati.
"Begini Arla, Papa kan ada hubungan kerja sama Mas Bayu, Papanya Elfa, jadi kita akan pergi ke luar kota selamanya." jelas Andi.
"Kita juga gak mau kalau kalian kita bawa dan bersekolah di kota itu. Soalnya sekolah di sana sering terjadi bully." Bayu menambahkan.
"Jadi?" tanya Arla dan Elfa serentak.
"Kalian harus bersekolah di sekolah yang sama dan harus sekelas." jawab Diah.
"Sekelas atau enggaknya itu sudah diatur dari sananya Ma. Masa kita mau protes kalau gak sekelas?"
"Nanti masalah itu kita yang urus kalau memang kalian gak sekelas. Terus, kalian juga akan tinggal di kos-kosan. Kalau masalah uang sangu dan yang lainnya jangan khawatir. Kalian juga aman di sana." ucap Andi panjang lebar.
Arla menopang dagunya, malas. "Iya, terserah Papa."
Senyum Andi terpampang di wajahnya, begitu juga dengan Bayu. Mereka senang karena rencana yang telah dibuat beberapa hari lalu berhasil juga. Salma dan Diah pun turut senang.
Walaupun sebenarnya rencana itu Arla tidak suka, tapi bagus juga lah. Jarang-jarang anak SMA ditinggal orang tuanya terus tinggal di kos-kosan berdua sahabat. Biasanya yang kaya' begituan hanya anak-anak kuliah saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/183342168-288-k234772.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakarim Kakel
HumorHIATUS !!! "Itu mirip mantan gue." -Elfa "Kan itu gulungan yang pake jaket ping." -Arla "Montana datang, montana datang." -Dila "Ihh kakak imut, tapi gue udah punya pacar." -Putri