"Woi lo mau makan apa?" Tanya Elfa sambil membalikkan badan ke belakang—meja Arla dan Putri.
Pada hari pertama bertemu kemarin, mereka saling tukar tempat duduk. Arla duduk dengan Putri di belakang dan Elfa duduk dengan Dila di depan. Itu semua juga atas kemauan mereka.
"Terserah." Jawab Arla dan Putri serempak, diikuti juga dengan Dila.
Ini bukan waktunya istirahat, tetapi ini masih pagi. Ketika bel masukan berbunyi mereka berempat langsung pergi ke depan gerbang sekolah. Dan asal kalian tau bahwa bel masukan kali ini berbunyi seperti sirine ambulans yang sedang membawa jenazah.
Bilangnya akan ada acara jalan santai pagi jum'at ini. Seluruh murid dan mereka berempat juga baru tau setelah seorang guru mengumunkan lewat microphone barusan.
Jalanan menuju gerbang sekolah membludak, dikarenakan semua siswa-siswi keluar dari kelas masing-masing. Begitu juga dengan para guru, wajah yang awalnya tidak pernah terlihat pun menjadi terlihat.
Arla berjalan bersampingan dengan Elfa. "Itu mirip mantan gue, itu faqih?!"
Arla terkejut dan langsung mengikuti arah telunjuk Elfa. "Mana?""Itu nah, kaya' Faqih ya kan?"
"Mana sih?"
"Itu nah."
Akhirnya Arla menemukannya, seorang cowok yang berdiri bersama teman-temanya itu betul-betul mirip Faqih—mantan Elfa 3 tahun yang lalu.
"Faqih kan di banjar, kok bisa sekolah di sini?" Tanya Arla bingung.
"Ya makanya itu gue aja gak tau. Kelas berapa lagi itu, harus gue cari pokoknya."
Arla medesah dan langsung menarik Elfa untuk berjalan ke depan gerbang sekolah untuk melaksanakan jalan santai. Mereka berdua tidak sadar kalau sedari tadi tidak bersama dengan Dila dan Putri, padahal tadi saat keluar dari kelas barengan.
***
"Eh sumpah tadi tuh mirip sama Faqih." Ucap Elfa membuka pembicaraan.
"Faqih di banjar."
"Ya itu masa jelmaannya Faqih?"
"Sepupunya kali."
"Perasaan sepupunya Faqih itu cewek semua deh."
Arla dan Elfa menghentikan pembicaraan tentang Faqih itu dan lanjut untuk memakan nasi campur yang mereka beli.
"Faqih-faqih, siapa sih Faqih?"
Arla dan Elfa menganga, kenapa Putri menanyakan seserius itu.
"Biasa aja dong mukanya, gak usah sampe' ngerut gitu keningnya." Ledek Arla, Putri pun menghilangkan kerutan di keningnya.
"Iya, jadi Faqih itu siapa? Dari tadi Faqih ter-"
"Faqih yang sekolah di SD Darul Islam itu ya?" Tanya Dila memotong ucapan Putri.
Elfa tersedak, lebih tepatnya tersedak es batu. Karena dia sedang meminum es tehnya.
"Uhuk uhuk, pala batu bikin gue keselek aja. Lo kok tau Faqih sekolah di SD Darul Islam?"
"Itu adek kelas gue dulu, dia anak baru, gue juga suka sama dia. Terus ada yang marah sama gue karena gue suka sama dia, gue juga gak tau di mana yang marah sama gue itu sekarang. Pokoknya mukanya mirip kaya' lo El."
Elfa tersedak yang kedua kalinya, kini dia tersedak es batu lagi. "Uhuk uhuk, uhuk uhuk."
Arla menepuk-nepuk punggung Elfa, berharap es batu itu keluar dari tenggorokan Elfa. "Lain kali kalo Dila ngomong lo jangan minum." Tak lama rasa tersedak Elfa hilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sakarim Kakel
HumorHIATUS !!! "Itu mirip mantan gue." -Elfa "Kan itu gulungan yang pake jaket ping." -Arla "Montana datang, montana datang." -Dila "Ihh kakak imut, tapi gue udah punya pacar." -Putri