Meskipun Arla, Elfa, Dila, dan Putri tinggal di sebuah rumah tanpa adanya keluarga, mereka terlihat sangat biasa-biasa saja. Malahan mereka sangat bahagia sekali mendapatkan takdir dunia yang seenak itu.
Dengan keadaan yang seperti itu, bukan berarti mereka bisa bebas pergi kemana pun tanpa adanya izin dari orangtua. Tidak, mereka tidak seperti itu. Mereka juga masih ingat waktu jika ingin bepergian.
Hal ini merupakan sebuah kenyataan yang harus mereka hadapi untuk menjadi lebih baik lagi.
Selama 3 tahun di SMP, Arla dan Putri tidak memiliki kegiatan lain di sekolah selain belajar. Maksudnya, mereka berdua tidak memiliki ekskul sama sekali.
Awalnya Arla mengikuti ekskul PMR, lalu berhenti dan beralih ke green generation. Tak lama dia pindah lagi ke PIK-R. Bosan disitu dia kembali ke PMR. Setelah beberapa minggu dia malah mengikuti ekskul mengaji. Ekskul mengajinya itu juga tidak bertahan lama, hanya sehari saja lalu besoknya tidak ikut lagi. Sangat ribet memang.
Sedangkan Elfa mengikuti ekskul pramuka. Dia pernah bercerita, sewaktu pengukuhan pramuka dia pernah dikentutin oleh teman tidur sebelahnya yang tidak dia kenal. Guling yang Elfa gunakan juga diambilnya, selimut ditariknya, dan badan Elfa ditindih oleh kakinya. Tak lama setelah itu, dia berhenti dan mengikuti ekskul mengaji. Saat itu Arla dan Elfa bertemu namun tidak saling kenal karena belum satu kelas. Ketika mereka kelas 8, mereka menjadi saling akrab. Dari situlah pertemanan keluarga mereka dimulai, hingga menjadi partner kerja.
"La, jilbab panjang gue warna coklat yang ada bordiran nama gue di mana?"
Baru saja masuk ke dalam kamar, Arla sudah diteriaki oleh Elfa yang sedang mencari-cari di dalam lemari.
"Ya mana gue tau, emang gue yang make'."
"Huh." Elfa mendengus dan tetap terus mencari.
Hari ini mereka berdua akan pergi ke sekolah untuk menghadiri 'Awal Pembukaan Anggota Baru Rohis SMK Angkasa Yudha'. Sedikit tambahan, Rohis merupakan singkatan dari 'Rohani Islam' yang isinya adalah muslimah-muslimah remaja SMK Angkasa Yudha yang ingin menuju ke jalannya yang benar atau sebagai pendamping untuk melaksanakan hijrahnya agar tidak berhenti di tengah jalan.
"Udah ketemu belum?" Tanya Arla yang sedang memakai gamis.
"Belum, gue taro' di mana sih itu kok bisa hilang."
Tok tok tok
"Bentar." Teriak Elfa.
"Lo sana bukain, gue masih pake' baju."
Elfa langsung pergi membukakan pintu. Di sana terdapat Dila yang membawa sebuah kain berwarna coklat muda.
"Ini gue kembaliin jilbab yang lo pake' waktu itu terus lo tinggal. Gue pikir lo lupa sampe' gak ingat buat ambil."
"Oh, iya, hehe, makasih ya Dil."
Arla yang melihat hal itu dari dalam pun berkata, "dasar pikun."
***
Masing-masing memesan go-jek, karena berangkat menggunakan go-jek sangatlah lebih murah ketimbang go-car.
Ini hari minggu, harusnya mereka tidak kemana-mana. Seperti melakukan aktivitas rutin remaja-remaja yaitu bangkong hingga siang. Karena minggu itu waktunya istirahat.
"Nggak papa, siapa tau kita ketemu cowok ganteng." Ucap Arla ketika bangun pagi tadi.
Arla dan Elfa sudah sampai di sekolah. Setelah membayar, mereka berdua langsung masuk ke dalam gerbang sekolah.
Sangat bosan, tidak ada siapa-siapa di dalam sekolah ini. Kecuali seorang guru dan 2 temannya yang entah guru juga atau bukan, tengah memperbaiki mobil. Heran juga kalau dipikir-pikir jika memperbaiki mobil di sekolah, sepertinya bengkel sudah tidak laku.
"Coba lo cek grup, kita kemana ini. Kaya' orang ling-lung aja begini."
Elfa mengecek handphonenya dan dia berkata bahwa langsung masuk ke dalam aula.
Sesampai di aula, pandangan yang terlihat yaitu para kakak-kakak kelas 11 dan anggota baru Rohis memakai jilbab panjang dan lebar yang berbeda dari biasanya.
"Gak ada cowoknya?" Bisik Arla ketika tengah menandatangani daftar hadir.
Elfa menyenggol paha Arla. "Hus." Arla nyengir. Sebenarnya pembukaan anggota baru Rohis ini dihadiri oleh laki-laki juga. Namun nama kumpulan mereka berbeda, yaitu Bamas (Bubuhan Anak Masjid).
Setelah menandatangi daftar hadir, mereka berdua duduk di kursi yang telah disediakan dan sambil memakan konsumsi yang telah dibagi. Asal kalian tau bahwa Arla tadi tidak sarapan, kalau Elfa sudah mengisi perutnya dengan sereal, jadi tidak terasa lapar walau hanya sedikit.
"Gue tau nama kembarannya Faqih." Ucap Elfa setelah mendengarkan pengumuman bahwa acara akan dimulai 15 menit lagi.
"Siapa?" Tanya Arla sambil mengunyah bolu.
"Namanya itu Arfan, Arfan Dwi Saputra."
"Kok lo tau?"
"Iyalah, gue cari di instagramnya osis SMK Angkasa Yudha di followersnya. Gue nyariin sampe' mata gue berair tau gak."
"Kok lo ngestalk gak ngajak-ngajak gue?"
"Ngapain, gak nikmat ngestalk ngajak-ngajak lo."
Arla memajukan bibir, dia memperbaiki posisi duduknya karena acara akan segera dimulai.
Awal acara disambut oleh seorang guru yang diyakini adalah pembina Rohis, kemudian sambutan kepala sekolah, lalu dilanjutkan oleh ketua Rohis sendiri. Setelah itu, menyaksikan penampilan grup nasyid oleh sekumpulan anggota Bamas.
"Mukanya yang nyanyi kaya' gak asing."
Arla memajukan kepalanya ke depan, ingin melihat wajah yang sedang bernyanyi itu.
"Dia itu kan osis."
"Bagus eh suaranya, adem dan menyejukkan hati." Elfa tersenyum-senyum sendiri.
"Pas waktu pendaftaran dia cowok ganteng yang pertama kali gue liat di sekolah ini."
Elfa membulatkan matanya. "Oh, jangan-jangan lo suka sama dia."
"Awalnya memang suka, tapi lama-lama kaya' aneh gitu liat mukanya. Aneh aja pokoknya, gue aja bingung sendiri kenapa bisa suka sama dia."
1 jam berlalu, akhirnya acara ini selesai. Arla sudah menguap beberapa kali saja tadi, hingga Elfa juga ketularan. Setelah acara selesai, para hadirin langsung keluar dari aula dan menuju ke rumah masing-masing.
Tetapi tidak dengan Arla dan Elfa, dia masih berfoto ria dan secara tidak sadar dilihat oleh beberapa cowok-cowok bersongkok tinggi.
"Gue dulu nah foto kaya' gini, cepatin nanti diliatin orang."
Elfa mendengus. "Gak ada orang, aman aja."
"Udah-udah ayo kita pulang."
"Makan bakso dulu, gue laper. Tadi pagi gue cuma makan sereal, mau makan konsumsinya, eh udah lo habisin."
Arla terkekeh, ternyata dia serakus itu. Padahal isi konsumsinya lumayan banyak, ada 5 kue yang kalau dimakan 2 saja sudah kenyang.
Mereka berdua langsung menuju ke sebuah kedai bakso di depan sekolah. Arla mencari tempat duduk dan Elfa memesan makanan.
"Lo cari tempat yang ada kipasnya kenapa." Ucap Elfa sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan dada.
Arla menunjuk kipas angin yang berada tepat di atasnya. "Itu nggak kip-"
"Aduh!"
Iya! Tidak sengaja telunjuk Arla terkena wajah seorang cowok yang tengah mengambil kursi di samping Arla. Elfa yang melihatnya malah merasakan ngilu.
"Ma-maaf, gue gak sengaja." Ucap Arla sambil megamati bagian wajah cowok itu, berharap tidak ada yang luka.
"Gak papa."
Spontan dada Arla lagsung berdebar sekencang-kencangnya. Itu cowok yang nyanyi tadi, yang gue suka pas pendaftaran waktu itu. Ya ampun! Elfa tolongin gue, gue mau terbang nih! Kaya'nya gue suka lagi sama itu cowok!

KAMU SEDANG MEMBACA
Sakarim Kakel
HumorHIATUS !!! "Itu mirip mantan gue." -Elfa "Kan itu gulungan yang pake jaket ping." -Arla "Montana datang, montana datang." -Dila "Ihh kakak imut, tapi gue udah punya pacar." -Putri