4. Fotocopy

17 7 0
                                    

"La, nanti temanin gue fotocopy kartu keluarga sama KTP orang tua."

Arla sedang memakai seragam sekolahnya sambil berkaca. "Buat?"

"Di suruh sama orang yang tadi malam nelpon gue."

"Emangnya itu guru ya?"

Elfa mengedikkan bahunya sambil mengingat nama yang menelponnya tengah malam tadi.

"Kalau gak salah namanya Indra, Indra gitu."

Arla menghentikan kegiatannya yang sedang memasang dasi. Indra, ya, dia seperti familiar dengan nama itu. Tetapi tidak mungkin. Sekarang Arla berpikir kalau Indra yang Elfa maksud adalah dia—mantannya. Untuk apa mantannya menelpon Elfa dan menyuruhnya membawa fotocopy kartu keluarga sama KTP orang tua?

Entah kenapa jika Arla mendengar nama itu dia akan terdiam sejenak sambil membulatkan mata. Masalahnya Arla mempunyai suatu kejadian yang tidak kuat untuk diingat dengan Indra-Indra itu.

Pikiran Arla pagi ini sedang tidak sehat sepertinya dan tak lama handphonenya berbunyi.

"Halo?"

Sebelum Arla ingin mengucapkan salam, seorang di sebrang sana sudah langsung menerobos.

"Nanti kamu bawa fotocopy kartu keluarga sama KTP orang tua ya."

"Buat?"

"Punya kamu gak ada di dalam berkas."

"Ber-"

"Masing-masing bawa 2 lembar, terus langsung taruh di meja saya. Ini hari pertama kamu masuk sekolah di SMK Angkasa Yudha kan?"

"Iya, tapi Bapak siapa ya?"

"Nama saya Indra Mahreza, nanti kamu langsung taruh di meja ruangan saya ya."

"Iya, tap-"

Tut tut tut

"Siapa?" Elfa sudah tidak sabar ingin tau siapa yang menelpon Arla pagi-pagi begini.

Arla mendengus. "Gak ngucapin salam lagi, langsung main riject aja."

"Arla! Siapa?" Elfa terus ingin tau.

"Guru kaya'nya, gue disuruh bawa fotocopy kartu keluarga sama KTP orang tua terus disuruh taro di mejanya."

"Kasus lo sama kaya' kasus gue, disuruh fotocopy."

Arla duduk di kasur sambil membenarkan seragamnya yang sedikit tidak rapi. Begitupun dengan Elfa, dia mengikuti Arla dan duduk di sampingnya.

"Terus nanti kita fotocopy di mana?" tanya Arla.

"Depan itu sekolah kan ada toko, bisa fotocopy kok."

Pagi pertama sekolah hari ini begitu membingungkan. Di antaranya, di suruh fotocopy kartu keluarga sama KTP orang tua. Yang jelas mereka berdua awalnya bingung mendengar perintah itu. Karena barang yang asli tidak ada sama mereka. Kemana? Ya dibawa oleh pemiliknya.

Untung saja masih ada fotocopy-annya yang lain walau hanya 1 lembar. Tetapi tidak mungkin mereka memberikannya yang itu, pasti mereka fotocopy terlebih dahulu. Tuh kan, pagi-pagi sudah bikin repot.

***

"Akhirnya sekolah yang gue inginkan berhasil didapatkan." ucap Elfa yang melihat gedung SMK Angkasa Yudha dari kejauhan.

Arla dan Elfa menaiki taksi online. Semenjak mereka tinggal di rumah itu, semua keadaan berubah drastis. Mulai dari kendaraan, makan, ingin jalan-jalan tetapi tidak tau mau naik apa, dan sebagainya. Meskipun begitu mereka masih beruntung, masih ada uang yang senantiasa membantu dalam hal sesulit apapun.

Sakarim KakelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang