Prolog

11.2K 385 26
                                    

"Ya udah, kalo gitu kamu jadi istri saya saja."

Arunika terbatuk karena salivanya yang tersendat ditenggorokan. Dilihat ke sekeliling ruangan yang penuh dengan manusia-manusia penghuni kampus.

"Sir, kita lagi di ruangan prodi. Harus banget ngomongin begituan di sini?" Arunika merendahkan suaranya dengan mata yang membola.

Sedang manusia di depannya hanya mengangguk kecil dengan wajah datar tak peduli.

"Jadi, di mana sebaiknya kita membahas hal-hal 'begituan' ini?" tanya pria itu setelah lebih dulu meletakkan lembaran kertas di dalam map yang tadi diserahkan Arunika.

Gadis dengan wajah kecil dengan hidung yang mancung dan mata yang tertarik besar seperti bulan sabit itu, menggigit bibirnya kesal.

Arunika mendelik ke arah pria yang masih melihatnya dengan wajah menunggu.

Ditariknya map yang diletakkan oleh pria itu. Kembali membuka map untuk diperlihatkan oleh dosen pembimbing akademiknya, atau lebih sering disebut dosen PA.

"Sir. Boleh saya minta tanda tangan sir? Saya harus kembali ke akademik menyerahkan KHS ini demi memenuhi persyaratan untuk beasiswa saya. Dengan segala kerendahan hati, saya mohon sir untuk segera menandatangani." Arunika terus mempertahankan senyuman hangatnya.

Pria dengan mata sedikit sipit itu kembali menerima sodoran map dari gadis yang notabene mahasiswanya.

Lalu menandatangani ruang kosong di atas namanya. Delaney Arde Reuven, S. Pd,M. A, PhD.

"Thank you, sir. Saya permisi dulu." Arunika memeluk map berisi Kartu Hasil Studi yang sudah ditanda tangani oleh dosennya.

Membalikkan badan setelah membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat pada dosennya itu.

"Runi." Langkah gadis yang baru dua tapak itu terhenti. Arunika menoleh dengan wajah penuh tanya.

"Saya jemput kamu nanti malam setelah isya'. Kita lanjutkan pembahasan tentang hal 'begituan' tadi."

Mulut Arunika menganga lebar. Setengah perhatian dari orang-orang di ruang prodi itu tertuju padanya.

Suara pria yang sekarang kembali menunduk melihat handphone itu cukup keras untuk didengar oleh siapa saja manusia dalam ruang prodi ini.

Arunika menundukkan kepala dengan wajah berkerut kesal. Pria itu bahkan membiarkan Arunika menerima tatapan tak suka setelah ucapannya barusan.

Dosen sialan!

🐣🐣🐣

Ya ampuuuuunn, mbak Uti berasa jilat ludah sendiri. 😥

Niatnya gak ada mau buat cerita kalo cerita lain yang lagi digarap belum selese, tapi kali ini mbak Uti gak bisa nahan diri beneran. Terpublishnya cerita ini. 😆

Jangan diharepin soal apdetan yak. Kemungkinan yang bakal mbak Uti rampungin duluan itu si DAN. 😇

Btw, pada tau pria di dalam cerita ini siapa, kan? Yang udah baca 12 pada ingetkan kalo Alder sama Lova punya anak kembar tiga? Sip kalo udah tau hehe 😂

Selamat membaca 🙏. Kalian boleh kasih saran ataupun kritik buat cerita baru mbak Uti ini 😊. Terima kasih sudah menyempatkan membaca 😍

See ya 🙋

Sebenernya gara-gara manusia ini nih gak tahan mau publish ceritanya. Ganteng kebangetan coba 😫😫

Delaney Arde Reuven 💙

Arunika Aislinn 💙

Lecturer of Mine [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang