Lima

4.6K 305 10
                                    

Vote dulu yah, terima kasih 😇
Betewe suara Delaney enak banget gak syiiiicchhh??? 😍😍😍

✌✌✌

Gadis yang sekarang mencepol sembarangan rambutnya itu, sedang asik bersenandung lirih sambil memilih beberapa camilan di rak.

Pagi weekend yang menyenangkan. Tanpa harus memikirkan pekerjaan yang sudah dia selesaikan sebelum weekend.

Juga tanpa gangguan dari Trison dan Danan yang sibuk dengan acara organisasi yang mereka ikuti.

Biasanya, kedua manusia itu akan datang pagi-pagi sekali hanya untuk sekedar berceloteh ngalur-ngidul di rumahnya sampai malam.

Arunika benar-benar butuh me time. Kepalanya menjadi sering pening karena tugas kuliah yang juga mulai bertumpuk.

Belum lagi masalah lain di luar kampus.

Lupakan! Arunika sedang tidak ingin mengingat hal-hal yang membuatknya tertekan.

Tangan gadis dengan sweater yang sedikit kebesaran di tubuhnya itu dengan cekatan memasukkan camilan-camilan ke dalam trolley belanjanya.

Arunika sengaja pergi ke supermarket di dekat rumahnya untuk belanja bulanan. Meski berakhir dengan lebih banyak jajan yang dibelinya.

Setelah sekali lagi berkeliling, Arunika akhirnya ikut mengantre di depan kasir.

Sesekali gadis itu menggeliatkan badannya setelah menguap. Jam tujuh pagi. Sejarah Arunika bisa bangun lebih awal di akhir pekan.

Arunika menoleh sesaat merasakan ada seseorang yang berdiri di sampingnya.

Mata gadis itu langsung membola.

Pria dengan topi, jaket, kaos tipis dan celana training yang semuanya serba hitam itu jelas membuat Arunika terkejut.

Dengan wajah tanpa ekspresi, pria itu menoleh ke arah Arunika yang menganga.

"Gak maju? Dua orang lagi sebelum kamu," tanya pria itu sedikit memiringkan kepalanya. Memberitahukan bahwa seseorang di depan Arunika sudah menggeser tempatnya berdiri.

Pria itu mendorong trolley belanjaan Arunika karena tidak mendapatkan jawaban apa pun dari gadis itu.

Arunika yang masih melongo, langsung tersadar dan ikut maju.

"Sir ngapain di sini?" Arunika jelas terang-terangan memperhatikan wajah dosen muda itu.

"Mau jemput kamu, kan?" suara Delaney bahkan tak berintonasi.

Mata gadis itu menyipit. "Ha?"

"Ajakan saya beberapa hari yang lalu itu serius, Runi. Makanya saya jemput kamu."

Mereka kembali maju ke antrean yang semakin sedikit.

"Tau rumah saya dari siapa?" tanya Arunika curiga.

"Danan," jawab pra itu singkat. Memasukkan kedua tangannya di dalam saku jaket.

Arunika mendengus. Danan! Gue bunuh lo ketemu nanti, ya!

Tanpa menunggu Arunika yang masih berdiri dengan kekesalaannya, Delaney sudah mengeluarkan barang-barang milik Arunika di meja kasir.

"Duh, pacar baru, ya, Run?" suara si kasir yang seumuran dengan Arunika membuat gadis itu terkaget dan mendekati Delaney yang masih memilah barang di trolley dengan wajah datar. Seolah tidak terganggu dengan lirikkan centil dari kasir di depannya.

"Dosen gue, Tut!" sergah Arunika mendelik.

"Ganteng, Run," bisik kasir yang bernama Tuti itu.

Arunika mendekatkan diri ke arah Tuti sambil melirik sekilas ke arah Delaney.

Lecturer of Mine [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang