Sepuluh

4.1K 314 29
                                    

Vote dulu ya, terima kasih 🙏

✌✌✌

Arunika mengetuk pelan jemarinya di atas paha saat mendengar lirih beberapa lagu yang terputar dari radio mobil milik Delaney.

Pria itu menepati ucapannya untuk mengantar Arunika pulang.

Kepalanya terkulai di kaca mobil yang sedang berjalan dengan kecepatan sedang.

Beberapa kali ikut sebagai penumpang di mobil Delaney ini, membuat Arunika menyadari bahwa dosen mudanya bukan pria yang suka kebut-kebutan.

Delaney cenderung melajukan mobilnya secara konstan. Tidak begitu lambat, pun tidak melaju kencang.

Arunika tidak tau seberapa perfeksionis dosen mudanya ini. Tapi melihat gaya berpakaian yang selalu rapi dan cara Delaney menata dirinya, Arunika yakin bahwa Delaney tipe pria yang suka kebersihan.

Ah, pernah sekali Arunika melihat Delaney tidak begitu rapi.

Saat pria itu tiba-tiba saja datang di supermaket ketika Arunika berbelanja.

Dan dengan santainya pria itu mengajaknya ke resepsi pernikahan kembarannya.

Arunika menerima dengan mudah karena tidak terpikirkan bahwa akan ada seluruh anggota keluarga Delaney di sana.

Setengah perjalanan menuju resepsi, Arunika baru sadar bahwa dia akan bertemu dengan kedua orang tua Delaney.

Dan kejutan!

Bukan hanya kedua orang tua Delaney, tapi juga seluruh keluarga Reuven dan keluarga Prasiarkana beserta keluarga inti mereka lainnya.

Arunika kikuk. Jelas tidak tau harus bersikap bagaimana.

Datang bersama Delaney di tengah-tengah keluarganya membuat Arunika merasa bahwa Delaney membawanya sebagai calon istri.

Terkutuklah pikiran gilanya waktu itu!

Sempat merasa tegang karena begitu ramainya keluarga Delaney, Arunika hanya bisa diam dengan senyuman tipis sambil memegang erat dompet yang dibawanya guna menghalau kegugupan.

Kejutan lainnya. Keluarga Delaney menyambutnya dengan begitu hangat. Seolah mereka sudah mengenali Arunika cukup lama.

"Kamu mahasiswanya abang?" tanya perempuan paruh baya yang masih begitu cantik padanya waktu itu.

Karutan di dahi Arunika membuat perempuan itu terkekeh pelan.

"Maksud ibu Delaney. Kamu mahasiswanya?" ulang perempuan itu melihat Arunika dengan senyuman hangat.

Jika Arunika tak salah melihat, Delaney jelas memiliki bentuk wajah kecil itu dari perempuan itu.

"I-iya. Saya mahasiswanya sir Delan," jawab Arunika terdengar canggung.

Perempuan itu kembali terkekeh. "Kalo abang nembak kamu, tolong di terima, ya?"

Arunika sudah terbatuk karena tersedak salivanya sendiri.

"Soalnya abang itu gak pernah bawa cewek ke rumah. Ibu takutnya ya dia itu gay. Tapi ngeliat dia bawa kamu sekarang di acara keluarga kayak gini, ibu jadi lega. Sebentar lagi ibu dapat mantu baru," ujar perempuan itu dengan wajah terlalu bahagia.

Mantu? Ini emaknya sir Delan? Yakin masih secantik ini?

Arunika hanya bisa menatap perempuan itu dengan cengiran yang begitu aneh.

"Ibu," panggil sebuah suara yang membuat Arunika dan perempuan itu menoleh berbarengan.

Delaney mendekat dengan wajah yang terlihat sedikit sebal.

Lecturer of Mine [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang