Tujuh

4.6K 299 15
                                    

Vote dulu sebelum baca, ya... matur suwun 😇

✌✌✌

Arunika duduk di kantin sendirian. Danan dan Trison sepertinya benar-benar sibuk akhir-akhir ini.

Danan bahkan belum sempat diberinya pelajaran karena sudah memberitahukan alamat rumahnya pada malaikat maut.

Di luar hal itu, Arunika merasa kesepian saat ini.

Setelah menghabiskan mie tek-tek yang dipesannya, Arunika kini menatap lekat ke layar ponselnya.

Melihat sebuah video yang muncul dipencarian akun youtubenya.

"Serius amat nontonnya, Ru," suara itu membuat Arunika mendongak dan langsung mendapati kedua sahabatnya yang langsung duduk di bangku kosong di sekitar meja Arunika.

"Baru nongol lo berdua." Seperti tak acuh, Arunika kembali melihat ke ponselnya.

Tanpa meminta izin, Trison langsung merebut ponsel Arunika dan melihat apa yang sedang ditonton oleh Arunika.

Alis Trison mengernyit. Melirik Arunika dan layar ponsel bergantian.

"Something wrong with us?" tanya Trison menatap sekilas pada Danan yang baru saja kembali setelah memesan makanan.

"Ha?" Arunika benar-benar tidak mengerti dengan pertanyaan Trison.

"Lo nonton puisi galau soal persahabatan, apa ada yang salah sama kita selama ini? Sahabat lo ini pernah nyakitin elo? Ngomong, Ru, beneran bakal gue denger," ujar Trison membiarkan Danan mengambil ponsel Arunika dari tangannya.

Danan mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik.

"Jangan keseringan nonton begituan, Ru. Cepet baper entar," ujar Danan, lalu tersenyum ke arah pelayan kantin yang membawakan pesanan makanannya dan Trison.

"Tiba-tiba aja sih tadi kebuka, kagak gue sengaja kok," aku Arunika mengatakan yang sebenarnya.

"Hidup lo udah berat, Ru. Beneran deh gue juga tau. Jadi gak usah ngeliatin ato dengerin hal-hal yang buat lo makin ngegalau. Jujur aja, gue sama Danan gak suka." Trison menyeruput cappucinno cincaunya.

"Gue sama Trison bakal buat lo seneng terus, Ru. Jangan dibanting sama hal-hal yang begitu. Gak keren banget kita sebagai sahabat lo kalah sama video puisi alay begitu," tambah Danan setelah menelan satenya yang sudah terkunyah.

"Iya-iya sahabat-sahabat yang selalu sayang sama gue. Lo berdua itu adalah salah satu hal yang paling gue syukuri dalam hidup yang penuh cobaan ini," ujar Arunika dengan senyum tulus.

"Kayaknya minggu ini gue bener-bener harus ke gereja. Gue mau terima kasih karena Tuhan udah nyiptain gue dengan tujuan penting. Membahagiakan sahabat gue."

Ucapan Trison kontan membuat Arunika dan Danan terkekeh.

"Rajin-rajin ke gereja gak papa kali, Son. Waktu lo buat tobat udah tiba," seloroh Danan yang langsung mendapat umpatan tanpa suara dari Trison.

Arunika hanya tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu.

"Liat nih, gue sebel ya sama postingan yang begini. Ngakunya dewasa, tapi masih ngegalauin hal yang gak ada faedahnya sama sekali."

Trison menunjukkan sebuah postingan dari seseorang yang dia kenali pada kedua sahabatnya yang langsung membaca berjamaah.

Sebuah postingan dari penulis terkenal yang kata-katanya tidak salah sama sekali. Mengenai keprioritasan berdasarkan rasio usia.

Namun caption dari sang pengunggahlah yang membuat kutipan tersebut seolah tak benar.

Lalu yang udah 20 tahun ke atas, ngapain? Begitulah tulisan di bawah kutipan itu.

Lecturer of Mine [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang