Tiga

4.5K 289 8
                                    

Vote dulu sebelum membaca ya. Arigatou 😁

✌✌✌

The Sick Rose

William Black

O' rose, thou are sick!

The invisible worm,

That flies in the night,

In the howling storm.

Has found out thy bed

Of crimson joy

And his dark secret love

Does thy life destroy

Arunika menutup mulutnya yang terbuka lebar karena terus-terusan menguap.

Jam baru saja menunjukkan pukul setengah dua siang. Dan Arunika sudah menguap hampir lima kali dalam tiga puluh menit mereka belajar.

Dosen muda itu bahkan masih asik menjelaskan puisi yang ditulisnya untuk disangkutpautkan dengan mata pelajaran mereka, Classroom Action Research.

Setelah minggu lalu bermasalah dengan dosen yang sekarang sedang mengajarnya itu, Arunika akhirnya bisa menyelesaikan perintah yang sudah dibebankan padanya.

Tepat sepuluh menit sebelum dosen muda itu masuk, Arunika sudah meletakkan setumpuk materi yang akan mereka gunakan hari ini dan sudah dicopy sebanyak dua puluh rangkap.

Sesuai dengan jumlah mahasiswa di kelasnya.

Setelah melihat ruangan ditinggalkan oleh penghuni yang sebelumnya, Arunika tidak lagi menunggu untuk segera masuk ke kelas itu.

Alhasil, seperti sebuah sejarah, Arunika datang lebih cepat tujuh menit dari teman-temannya yang lain.

Arunika menggerakkan badannya untuk melemaskan otot, sampai sesuatu di samping membuatnya terkejut.

Trison dengan kaca mata tebal sudah melihat ke arahnya dengan wajah yang tidak bergairah hidup.

Cowok itu sedang menahan kantuknya. Sama seperti Arunika.

Segera Arunika mengalihkan pandangan dari penampakan yang mengerikan dari Trison.

Mata gadis berambut panjang itu membola sesaat setelah melihat ke arah sisi tubuhnya yang lain.

Danan sedang asik membersihkan hidungnya dari upil-upil sialan yang mengering di pinggiran hidung bagian dalam miliknya.

Dengan kuat gadis itu menyenggol Danan yang terkejut.

"Jorok, stupid!" bisik Arunika, jijik.

Danan menyipitkan matanya sekilas lalu medengus tak suka karena Arunika sudah mengganggu kegiatan mengasyikkannya.

"Ru," bisikkan dari Danan membuat Arunika mendekatkan lengannya ke arah pria itu. "Ini kita lagi belajar CAR apa poetry sih?" tanya pria itu.

"Tauk!" Arunika menghendikkan bahu. "Malaikat maut mah kalo ngajar suka melenceng. Lagian beliau orang Linguistics ngapain nyasar ke education sih?"

"Mencoba hal baru kali," jawab Danan masih berbisik.

"Tapi jadinya kagak nyambung. Lah CAR diajarinnya peotry si rose, nyambungnya ke literature lagi. Jadi kebayang muka Mem Reni gue." tiba-tiba Arunika menerawang jauh. "Kangen ih sama Mem Reni."

Arunika tersenyum saat membayangkan wajah salah satu dosen literature nya yang sangat baik.

Danan kembali mencoba fokus ke papan tulis yang menampilkan beberapa slides pelajaran yang bercampur dengan tulisan tangan yang sangat rapi dari dosen muda itu, Delaney.

Lecturer of Mine [Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang