[2] : Reaksi Rino

11 1 0
                                    

Pram memasuki kelas dengan wajah sumringah. Ia kemudian memutar kursi kebelakang dan duduk menghadap sang sohib yang sibuk main game online.

Merasa ada orang didepannya, Rino menghentikan kegiatannya. "Sumringah amat, Bro?" Dia Rino, sohib Pram yang memiliki otak berbanding terbalik dengan Pram. "Lo kenapa sih?"

"Gue seneng banget."

"Seneng kenapa? Bokap lo ngasih uang jajan lebih?"

"Bukan itu."

"Ya terus apaan, Pram? Lo hobi banget bikin anak orang penasaran." Rino mengeluarkan cokelat dari dalam tas nya.

"Eh stop! Cokelat lo buat gue aja, No." Pram merebut cokelat milik Rino.

"Enak aja, sini belinya pake duit, lha kok situ tinggal minta." Rino kembali merebut cokelat miliknya.

"Pelit amat sama sohib sendiri."

"Mending lo kasih tau gue dulu deh, kenapa muka lo sumringah banget pagi ini?"

"Surat gue dibaca sama Elok."

"Oh.." Reaksi Rino tidak sesuai harapannya. Tidak adakah jawaban lain selain oh?

"Gitu doang reaksi lo, No!" Pram geram dengan reaksi Rino.

"Ya terus gue harus ngapain?" Rino bertanya dengan wajah polosnya, pura-pura tidak mengerti.

"Nyesel gue cerita sama lo, No." Pram bangkit berdiri meninggalkan Rino dan mengambil cokelat milik Rino.

"Pram lagi PMS apa gimana ya, gitu doang langsung pergi." Rino geleng-geleng kepala, ia melanjutkan bermain game online yang sempat tertunda karena kedatangan Pram.

Rino melirik cokelat di mejanya. Tidak ada.
"Woiiii... Kurang ajar, lo! Cokelat gue!" Percuma Rino berteriak, Pram sudah berlalu dari hadapannya.

Cuma cokelat satu batang Rino, ikhlaskan untuk sahabatmu.
.
.
.

****

Secret Admirer√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang