Six

2.4K 195 9
                                    

Pernikahan Hiashi dan Mikoto telah berjalan selama setengah tahun, keluarga mereka harmonis bahkan mereka selalu terlihat romantis. Hinata pun mulai dekat dengan Mikoto, sifat Sarada juga sedikit demi sedikit mulai berubah padanya. Tapi entahlah dengan Sasuke, dia masih tetap sama atau berubah Hinata tak tahu, karena terakhir kali mereka bertemu adalah saat pesta pernikahan kedua orang tua mereka. Sasuke memang tidak tinggal dimansion Hyuga karena dia memiliki apartemen sendiri dan memilih tinggal disana.

Hinata turun menuju ruang makan, dia sedikit kaget saat melihat kakak tirinya itu berada dimeja makan yang sama dengan keluarganya.

Apa aku bermimpi? Tumben sekali dia pulang.
Batin Hinata.

"Pagi Hinata-chan, duduklah dan makan yang banyak ya." Mikoto menyodorkan piring berisi makanan dan satu gelas susu.

"Terimakasih Mom." Hinata menyantap makanannya dengan tenang.

"Bagaimana kuliah kalian?" Hiashi bertanya kepada kedua putrinya.

"Baik Dad. Semua berjalan lancar, bahkan sangat lancar. Bukan begitu Hinata-chan?" Sarada melirik ke arah Hinata.

Tidak, semua tidak baik Dad.
Jawab Hinata dalam hati yang tentu saja tak akan pernah keluar dari bibir mungilnya.

Hinata tersenyum.
"Tentu saja Sarada-chan, semua baik baik saja."

Kenyataannya tidak, kendamaian Hinata terusik karena akhir akhir ini ada pemuda gila yang terus saja mengganggunya.

"Baguslah kalau begitu. Dan kau Sasuke bagaimana perusahaan cabang?" giliran Sasuke yang mendapat pertanyaan dari Hiashi.

"Ada sedikit masalah, tapi aku akan cepat mengurusnya Dad." jawab Sasuke.

"Baguslah, aku percaya padamu. Dan jika kau terus meningkat bersiap siaplah untuk mengganti posisiku diperusahaan inti Sasuke. Maaf jika aku memberi beban yang sedikit berat dan menyuruhmu pulang. Karena Mommy-mu menyuruhku untuk beristirahat." jelas Hiashi.

"Hn. Baiklah." Sasuke menganggu dan kembali meneruskan sarapannya.

"Istirahat? Apa Dad sakit?" Hinata bertanya.
Hinata sedikit cemas mendengar kata istirahat dari mulut Hiashi.

"Tentu tidak Hinata-chan. Daddy-mu ini sangat sehat. Hanya saja jika ada putranya yang bisa diandalkan kenapa dia harus bekerja siang malam mengingat Daddy-mu ini sudah tua. Aku hanya menyarankannya untuk sesekali menghabiskan masa tuanya dengan bersantai." Mikoto mengelus lengan Hiashi.

"Oh begitu. Aku hanya mengkhawatirkanmu Dad, lebih seringlah beristirahat Dad. Dan aku berangkat dulu." Hinata telah menghabiskan semua sarapannya.

"Tunggu dulu Hinata-chan. Bagaimana kalau kamu berangkat dengan Sasuke-kun? Mom ingin meminjam Taka untuk mengantarkan Mom dan Sarada-chan kebutik. Tak apa kan Hinata-chan?" perkataan Mikoto menghentikan aktifitas Hinata yang sedang memakai jaketnya.

Apa? Kenapa harus dengan Taka, bukankah mereka berdua mempunyai supir pribadi sendiri? Dan kenapa harus Sasuke yang mengantarkan aku. Huh menyebalkan!
Hinata membatin ingin sekali dia menolaknya tapi dia tak akan bisa.

"Tak apa Mom, Oya Sarada-chan apa kau tak kuliah?" Hinata bertanya pada Sarada.

"Nanti, karena aku masuk siang."

"Terimakasih Hinata-chan. Apa kau meninginkan sesuatu? Nanti biar Mom bawakan."

"Tak perlu Mom" Hinata tersenyum pada Mikoto kemudian berdiri dari kursinya.

"Ayo kita berangkat sekarang." Hinata melirik kearah Sasuke. Sasuke berdiri, berjalan mendahului Hinata.

"Berhati hatilah." suara teriakan Hiashi diabaikan oleh Hinata yang sedang tertegun ketika Sasuke membukakan pintu mobil untuknya.

"Masuklah, apa kau akan terus melamun seperti itu?" perintah Sasuke.

Hinata menggelengkan kepala dan segera masuk kedalam mobil.

Sunyi. Tak ada percakapan diantara keduanya, baik Sasuke maupun Hinata mereka sama sama tak mau membuka suara dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Hinata sesekali melirik kearah Sasuke.

"Apa kau suka sekali melirik laki-laki?" tanya Sasuke dengan satu alis terangkat.

Hinata yang ketahuan pun langsung membuang muka kearah luar.

"Ti tidaak, hanya saja... Ah lupakan kita sudah sampai. Dan terimakasih nii-san." Hinata tergagap menunduk malu.

Hinata membuka pintu mobil dan bergegas keluar, namun Sasuke menarik tangannya.

"Apa kau akan melupakan tasmu Nona Hyuga?"

"Ah... I iya... Sekali lagi terimakasih nii-san." Hinata merasa sangat gugup dan merona karena kontak fisik antara dirinya dan Sasuke, dia bergegas keluar dari mobil.

Baru saja berjalan dua langkah Hinata dikagetkan dengan kehadiran si pengganggu. Siapa lagi kalau bukan pemuda gila itu.

"Morning sweety. Apa tidurmu nyenyak semalam?" sapa sang pemuda.

"Nyenyak. Sangat nyenyak, terimakasih karena kau tak menggangguku semalam." balas Hinata.

"Itu karena kau mematikan ponselmu Hinata. Untung saja aku masih sedikit waras dan tidak mengendap-endap  memasuki mansion Hyuga." jawabnya sambil tersenyum lebar.

"Dasar sinting. Minggirlah kau menghalangi jalanku. Aku bisa terlambat jika kau masih menghadangku seperti ini." ketus Hinata sambil mendorong tubuh pemuda itu kesamping dan melewatinya.

"Hey Hinata-chan tunggu aku." pemuda itu berlari dan berjalan berdampingan dengan Hinata.

Tanpa Hinata sadari Sasuke masih berada disana dan mengamati interaksinya dengan pemuda itu.

______________________________

Halooooo lagi...
Masih setia kan sama TRICK hehehe. Maaf yah agak lama dan maaf jika banyak typo. Maklum author newbie 😊
Semoga kalian enjoy dengan chapter ini dan kiss jauh dariku 😘

Kira kira siapa yah yang gangguin Hinata? Jawab via komen.
Dan terimakasih atas vote kalian.

TrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang