Ten

2.5K 198 14
                                    

Author POV

Hinata hanya bisa memejamkan matanya, dia  ketakutan bisa dilihat dari tubuhnya yang sedikit bergetar. Sasuke makin senang melihat keadaan Hinata sekarang.

Ternyata kau hanya gadis lemah.
Dalam hati Sasuke meremehkan Hinata.

"Buka matamu dan tatap aku ketika aku sedang bicara Hinata." kalimat Sasuke bagaikan sihir untuk Hinata, seketika mata amethyst itu terbuka.

"Nona Hyuga, Dad pasti sangat kecewa melihat putri kesayangannya menari seperti semalam, apalagi dengan pakaian yang sangat tidak pantas itu. Dan jangan lupakan kalau dia mabuk hingga tak sadarkan diri." Sasuke seolah mengingatkan kembali kesalahan Hinata semalam.

"A... Ak.. Aku hanya me... meminum satu gelas saja. Itu pun aku tak sengaja." Hinata menjawab dengan tergagap. Dia merutuki kebodohannya yang terlihat sangat lemah didepan Sasuke.

Sasuke mengangkat satu alisnya.
"Apa Dad akan percaya padamu? Aku yakin dia lebih percaya padaku Nona Hyuga."

"Apa maumu nii-san? Aku mohon jangan katakan ini pada Dad." Hinata menatap manik sehitam malam itu.

"Turuti semua kemauanku." Hinata mengangguk setelah mendengar ucapan Sasuke, yang ada dipikirannya sekarang hanyalah tak mau melihat Hiashi kecewa, Hinata yakin Hiashi pasti akan sangat marah dan Hinata khawatir jika itu akan mempengaruhi kesehatan Hiashi.

Sasuke menjauh, Hinata lega karena terbebas dari posisi yang sangat tidak menguntungkan untuknya. Diposisi seperti itu Sasuke terlihat berkali-kali lipat lebih berbahaya dan menakutkan.

"Keluarlah." Hinata bergegas pergi mengikuti ucapan Sasuke. Dia tak mau berlama-lama diruangan itu.

"Ini akan menyenangkan." Sasuke menyeringai.

______________________________

Didalam kamar Hinata kembali teringat perkataan Sasuke.

"Teruti semua kemauanku."

Kalimat itu terus saja terngiang-ngiang ditelingan cantik Hinata. Berputar-putar diotaknya yang tiba-tiba saja tak bisa berfikir jika berhadapan dengan Sasuke.

"Huh bodohnya aku, kenapa aku tadi mengangguk. Padahal aku tak tau apa kemauannya. Dan kalau dia mau yang aneh-aneh bagaimana. Haish Hinata kamu memang bodoh bodoh bodoh." Hinata memukul kepalanya sendiri.

"Ini semua karena minuman sialan itu. Aah bagaimana ini?" Hinata merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar. Dia tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Semoga saja nii-san nya itu hanya bercanda.

Tok
Tok
Tok

"Nona, teman-teman anda ada dibawah." perkataan Ayame membuat Hinata langsung bangun dan bergegas membuka pintu.

"Apa Sakura-chan dan Ino-chan?" Hinata bertanya pada Ayame dan dibalas dengan anggukan.

Hinata segera turun dan tersenyum senang saat melihat kedua sahabatnya.

"Ayo naiklah ke kamarku." Hinata memerintah kedua sahabatnya itu tapi mereka berdua kompak menggelengkan kepala.

Hinata menautkan kedua alisnya.
"Kenapa? Terus mau dimana? Aku tak mau suara berisik kalian mengganggu ketenangan dimansionku." Hinata sedikit tersenyum karena melihat kedua sahabatnya cemberut.

"Ayo kita ketaman belakang saja Hinata-chan." penuturan Ino disetujui langsung oleh Sakura.

"Baiklah." Hinata hanya bisa menurut saja dengan kedua sahabatnya, dia terlalu lelah untuk melawan mereka berdua.

"Hinata-chan apa Sasuke-san melapor pada paman Hiashi? Dan kenapa kau tidak membalas pesan dari kami?" Sakura sedikit berbisik.

"Maaf Sakura-chan Ino-chan. Aku lupa dimana terakhir kali aku menaruh handphone ku. Dia tidak mengatakan apapun, dia hanya bilang pada Dad kalau aku tertidur saat kau antar pulang Sakura-chan." Jelas Hinata. Terlihat Sakura dan Ino menghela nafas lega.

"Kita berdua sangat khawatir Hinata-chan. Dan juga merasa tidak enak dengan paman Hiashi." Ino terlihat merasa bersalah.

"Tak apa, nii-san ku itu orang yang baik. Maafkan aku juga, karena telah merepotkan kalian dan membuat kalian khawatir." Hinata memeluk kedua sahabatnya. Mereka bertiga tertawa bersama.

"Apa kau tau Hinata-chan, semalam nii-san mu itu menggedongmu dengan mesra. Ah aku saja sampai iri melihatnya." perkataan Ino membuat Hinata sedikit merona.

Jadi semalam nii-san menggedongku? Ah aku sangat malu, apa aku tidak berat? Ah bagaimana ini.
Hinata menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Hey Hinata-chan. Kau kenapa hah?! Apa kau masih mabuk?" Sakura sedikit cemas melihat tingkah Hinata.

"Tidak, aku tak papa." Hinata menunduk untuk menutupi wajahnya yang kembali merona.

"Apa kau tau Hinata-chan, semalam Sasori juga terlihat sangat cemburu dengan nii-san mu itu. Ah tapi aku juga cemburu padamu. Aku juga mau digendong seperti itu." Ino berkata sambil memukul-mukul kecil lengan Hinata.

"Hentikan Ino-chan. Ini sakit." Hinata menarik lenganya agar tidak kembali dipukul si blonde itu.

"Apa kau tau Hinata-chan. Ternyata club yang semalam itu adalah milik nii-san mu." Hinata terlihat kaget mendengar ucapan Sakura.

"Jangan bilang kau tak mengetahuinya Hinata-chan?" Sakura bertanya.

"Sepertinya sahabat kita ini memang tak tahu Sakura-chan. Lihat saja wajah terkejutnya itu."

"Aku benar-benar tak tahu. Dan dari mana kalian tahu?" Hinata bertanya kepada kedua sahabatnya.

"Hah kau memang payah Hinata-chan. Bukankah kau lihat nama club semalam adalah d'uceha." Hinata hanya manggut manggut mendengar penjelasan Sakura.

Pantas saja semalam dia disana. Ternyata tempat itu miliknya. Kenapa semalam aku tak terlalu memperhatikan nama club itu. Ah bodohnya aku.
Hinata merutuki kebodohannya sendiri.

"Dasar kau ini." Ino menoyor kepala Hinata.

"Ino-chaaaaaan." Hinata mengelus kepala cantiknya.

"Makanya kau harus lebih teliti Hinata-chan." kini Sakura ikut menoyor juga.

"Ih apaan sih kalian berdua." Hinata cemberut.

"Kabarilah Sasori, aku bisa gila jika dia terus saja menelponku. Lihat ini sudah 25 panggilan." Sakura menunjuknya handphone nya pada Hinata.

"Iya nanti aku kirim pesan padanya. Huh merepotkan sekali."

"Kau keterlaluan Hinata-chan!!!" Ino terlihat jengkel.

"Memangnya aku kenapa lagi Ino-chan?" Hinata bingung karena sepertinya dia tak melakukan kesalahan apapun.

"Dasar tidak peka!" kini giliran Sakura yang protes.

"Kalian berdua ini kenapa sih. Jangan membuatku bingung, aku pusing." Hinata makin kebingungan dengan tingkah kedua sahabatnya.

"Mana ada tamu tak diberi makanan atau minuman apapun seperti ini Hinata-chan. Kami juga hauuuuuus." Ino berteriak kencang dan Hinata hanya tertawa.

"Maafkan aku teman-temanku yang cantik-cantik aku benar-benar lupa." Hinata merangkul kedua sahabatnya itu.

"Jangan cemberut gitu dong ah. Sebentar aku ambilkan." Hinata berdiri bergegas menuju dapur.

"Yang banyak Hinata-chan." Sakura berteriak.

Hinata tersenyum melihat kelakuan kedua sahabatnya itu. Dan dia juga merasa tidak enak karena lupa memberi mereka sesajen, Hinata terus tersenyum tanpa dia sadari Sasuke sedari tadi memperhatikannya.

TrickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang