05

12.1K 233 0
                                    


Happy reading

Titan melangkah perlahan menuju gerbang sekolah. Sekolahnya memiliki gerbang yang menjulang tinggi serta pagar beton yang tak kalah tingginya. Saat pertama kali ia menginjakkan kakinya disini satu kata yang hanya keluar dari bibir mungilnya. Menakjubkan.

Hanya beberapa langkah lagi dan ia akan sampai di gerbang sekolah. Namun suara gaduh berhasil membuat Titan di serbu rasa penasaran. Titan berjalan sedikit mendekat pada gerbang sekolah , dari sini ia bisa melihat sebuah Jeep tengah terparkir di samping gerbang sekolah. Dan suara gaduh itu terdengar semakin jelas.

Seiring dengan rasa penasaran yang menghantui pikiran nya. Titan memberanikan dirinya berjalan ke luar gerbang dan apa yang ia lihat berhasil membuatnya berdiri mematung. Termasuk orang yang membuat suara gaduh itu. Mereka menghentikan aktivitas mereka.

------ dan pandangan mereka bertemu

🍁🍁🍁🍁🍁

Maha meninju telak rahang Jaka yang membuat Jaka langsung tersungkur. Jaka memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan cairan merah. Matanya menatap nyalang ke arah maha.

Dengan santai Jaka berdiri dan menatap maha dengan tatapan meremehkan. Emosi maha langsung tersulut ketika ia menangkap ekspresi Jaka. Yang seakan mengatakan 'cuma segini kekuatan Lo?'

Tanpa menunggu waktu lama , Jaka langsung menyerang maha dengan pukulannya namun segera di tangkis oleh maha. Dan.. terjadilah baku hantam antara Jaka dan maha.

Baku hantam antara Jaka dan maha masih berlangsung, hingga Jaka yang merasa kewalahan dengan serangan maha langsung mengisyaratkan kawannya untuk menyerang maha.

Maha tersungkur ketika seseorang menentang punggung nya dari belakang. Lalu disusul oleh pukulan bertubi-tubi oleh rekan Jaka yang lainnya. Namun bukan maha namanya jika tak bisa mengendalikan situasi . Maha segera bangkit menyerang telak pada ke empat rekan Jaka yang menyerangnya tadi.

Dalam satu kali pukulan , maha bisa menumbangkan salah satu rekan Jaka hingga orang itu pingsan. Begitu juga dengan yang lainnya. Maha menyerang mereka satu persatu hingga hanya tersisa Jaka yang kini menatap maha dengan tajam.

"Kacung Lo udah pada tepar" ucap maha sambil mendekat ke arah Jaka. Sementara Jaka menatap ke empat temannya. Nampak salah satu dari mereka ada yang tak sadarkan diri , sementara yang lainnya terduduk lemas di atas tanah.

"Brengsek" maha hampir terjungkal ke belakang saat Jaka meninju rahangnya. Yang dengan cepat bisa balas oleh maha tak kalah berangnya.

Hingga maha berhasil membuat semua kendali ada padanya. Hingga tangan maha yang hendak melemparkan pukulan telak di wajah Jaka terhenti begitu saja ketika ia melihat arah pandang mata Jaka yang mengarah ke arah samping kanannya. Jaka sontak menoleh dan ia  menyadari ada seseorang yang lain selain mereka di sini.

Maha bisa melihat seorang gadis memakai seragam identitas sekolah yang sama dengan Jaka dengan dua tongkat yang di apit di antara kedua ketiak nya sebagai penyangga tubuhnya.  tengah menatap mereka dengan mata bulatnya. Bukan.. lebih tepatnya ke arah Jaka , lalu gadis itu mengarahkan pandangannya ke arah maha. Pandangan mereka pun bertemu , cukup lama hingga maha tak sadar tangannya telah turun dari udara. Dan di saat itulah Jaka mendorong dan menendang perut maha hingga maha terlempar ke arah gadis yang tak jauh darinya.

Bugh

"Ahh" pekikan itu terdengar nyaring ketika Jaka melempar tubuh maha yang secara tak langsung mengenai salah satu tongkat yang di kenakan gadis  yang tak lain adalah Titan.

Titan yang tak bisa menjaga keseimbangan dengan salah satu tongkat pun limbung. Namun maha yang menyadari itu segera mengambil posisi duduk dan menyangga pinggang ramping milik Titan. Yang seketika membawa Titan di posisi dimana ia berada di pangkuan maha.

Sementara Titan yang masih syok akan apa yang terjadi masih setia menutup matanya. Tak lama kemudian Titan mulai membuka matanya dan mengernyit ketika ia merasakan tangan besar yang menyangga pinggangnya.

Titan sontak menoleh ke arah maha yang ternyata tengah menatapnya juga.

Dari sorot matanya, maha bisa melihat jelas raut terkejut dan ketakutan yang muncul pada wajah Titan. Dan entah datang darimana pemikiran itu , maha segera berdiri dan menggendong Titan dengan gaya bridal style.

Titan sontak terkejut dan merasa panik ketika ia menyadari maha membawanya ke arah mobil Jeep yang tak jauh dari mereka.
Sekuat tenaga Titan meronta untuk lepas dari gendongan maha, namun terasa sia sia mengingat tubuh maha yang besar.

"Turunin!!" Pekik Titan yang jelas jelas tak di hiraukan oleh maha. Sementara Jaka yang mulai menyadari bahwa maha akan bertindak melebihi batas segera bergerak mencegah hal hal yang di inginkan.

"Berenti" ucap maha dingin ketika Jaka baru saja ingin melangkah kan kakinya.

"Lo mau apain dia?!"

"Bukan urusan Lo" jawab maha dingin. Sementara Titan menampilkan tatapan memohon pada Jaka agar bisa menolongnya.

"Jaka  Tolo-"

"DIAM!!" Titan tersentak ketika maha membentaknya. Perlahan kristal bening pun mulai turun dari pelupuk mata gadia itu.

"Lo turunin dia dan gue bakalan ganti rugi buat mobil Lo!" Maha menoleh lalu senyum meremehkan pun tercetak jelas di wajah tampannya.

"Sayangnya duit gue udah banyak" tekan maha dengan pandangan mata yang tak lepas dari Jaka. Maha pun segera bergerak membuka pintu mobil dengan sudah payah lalu mendudukkan Titan yang tengah terisak di kursi depan. Maha bisa merasakan tubuh Titan yang semakin bergetar hebat.

"Denger ya.. kalo Lo coba teriak dan berontak lagi.. gue pastiin Lo gak akan bisa jalan lagi" tekan maha dengan nada penuh ancaman. Sebelum maha menutup pintu mobilnya. Maha menyempatkan diri memasangkan sabuk pengaman pada Titan.

Namun tanpa di duga oleh maha , Jaka menarik bahunya ke belakang dan kembali hendak memukulnya namun kalah cepat dengan gerakan maha yang langsung mengelak serahkan Jaka dan menendang perut Jaka dengan keras hingga Jaka kembali tersungkur.

Tanpa membuang waktu lama , maha segera berlari ke arah mobilnya dan menjalankan nya dengan kecepatan tinggi.

Sementara di sisi lain , Jaka mencoba berdiri dengan sudah payah , ia benar-benar tidak tau harus berbuat apa sekarang.

Saat Jaka menolehkan kepalanya ke belakang. Ia melihat seseorang yang melihat kejadian tadi. Jaka menatap orang tersebut lalu mengarahkan telunjuknya di bibirnya.

Orang yang tak lain adalah penjaga sekolah hanya bisa mengangguk patuh mengiyakan.


Semakin penasaran?

Ikuti terus kelanjutannya

Salam bunga sepasang 🙏🙏🙏

BAD BOY and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang