🐱
🐭
🐱
🐭
🌱Jaka's time
Entah kenapa ide itu tiba-tiba muncul ketika ia melihat sebuah mobil yang sangat familiar melintas persis di depannya. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang, menuju ke suatu tempat, sepertinya Jaka tahu kemana perginya mobil itu.
Jaka segera berbalik menuju mobilnya dan dengan segara menyusul nya. Tak perlu terburu-buru untuk tidak tertinggal mobil itu, sebab Jaka tahu mobil itu hanya akan berhenti di satu tempat, dan pastinya akan berhenti sesaat di sebuah tempat.
Dan tebakannya benar mobil itu berhenti di depan sebuah supermarket , Jaka memberhentikan mobilnya di belakang mobil itu. Kemudian ia keluar setelah melihat-lihat bahwa keadaan aman, pemiliknya sedang sibuk berbelanja.
Jaka segera keluar dengan beberapa pilox di tangannya, sisa kemarin ia mencoret-coret pagar rumahnya sendiri. Sedikit cerita saja, ia sebal dengan tukang kebun yang dengan tak sengaja 'katanya' menjatuhkan sendok semen ke mobilnya yang akhirnya menimbulkan bekas berupa lecet sepanjang tiga centimeter.
Jaka tentu saja tak bisa meminta ganti rugi begitu saja, uang dari mana? Lagipula balasan membuat pagar kotor sudah cukup baginya. Melihat orang sinting itu mengecat kembali pagar rumahnya dari pagi sampai siang saja sudah membuat Jaka senang.
Hal itu bukan sekali dua kali Aris, tukang kebun yang sedikit memiliki gangguan jiwa merusak beberapa property di rumahnya yang nahasnya hanya miliknya. Ia sempat bingung kenapa Jonathan ayahnya, tidak memecatnya.
Kembali ke topik awal, Jaka berjalan dengan cepat menghampiri mobil itu kemudian ia mulai menyemprotkan pilox itu ke sebagian mobil itu, tak perlu sepenuhnya, separuh saja sudah cukup baginya.
Setelah selesai membuat karya seni yang tinggi Jaka segera memasuki mobilnya kembali dan menyalakan mesinnya, bersiap menunggu mangsanya keluar. Cukup lama mungkin lima menit. Hingga orang yang di nantinya keluar dengan menenteng kantong kresek, berjalan ke depan berhenti, bersiap menyebrang dan..
Brummmmm
Jaka melaju dengan kencang persis di depan maha. Jaka tersenyum bangga ketika melihat wajah terkejut maha, musuh bebuyutan nya. Ia benci dengan maha, Sangat benci.
Sudah sejak mereka memasuki bangku SMP , di mulai dengan masalah-masalah sepele hingga semuanya menjadi berantakan, bukan hanya hubungan pertemanan mereka, hubungan keluarga mereka juga ikut berantakan, hingga keluarga maha memutuskan untuk tinggal di luar negri.
Meskipun sampai sekarang Jaka masih bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi antara dua keluarga yang hidup berdampingan. Ia tak berani menanyakan pada orangtuanya ia pikir itu bukan urusannya.
🍃🍃🍃🍃🍃
Jaka sampai di sebuah rumah tempat ia dan teman-teman nya berkumpul. Terlihat beberapa mobil terparkir dengan rapi di pelataran rumah itu. Rumah itu milik salah satu anggota yang tinggal sendirian sementara orang tuanya berada di desa . Katanya kedua orang tuanya ingin menjauh dari hiruk pikuk perkotaan dan memilih membeli rumah di desa.
Cukup menguntungkan, mereka tak perlu membayar sewa perbulannya untuk rumah itu semuanya free, kecuali untuk makanan dan minuman perbulan atau perminggu mereka akan mengumpulkan uang untuk membeli makanan dan minuman.
Jaka memasuki rumah itu dengan sumringah, menampilkan deretan giginya di depan teman-teman nya yang kini menatapnya dengan pandangan penuh tanya.
"Lo kenapa?" Alih-alih menjawab pertanyaan Aksa, jaka malah mengambil rokok milik Aksa dan menghisapnya perlahan dengan penuh pesona.
"Tebak" Jaka masih mempertahankan gayanya yang seolah-olah seperti orang yang baru saja mendapat keberuntungan ganda.
"Lo dapet gebetan?" Maha menoleh pada tuan rumah yang kini menampilkan ekspresi wajah seperti 'benerkan?'. Jaka berjalan mendekat ke arah Rio sembari terus memainkan perannya sebagai cowok gentleman yang baru saja mendapatkan hari beruntung.
"Salah" Ucap jaka dengan siku yang di sandarkan pada bahu Mario.
"Jawabannya... Gue abis bikin sebuah karya seni di sebuah mobil" Jaka kembali menghisap rokoknya, menikmati ekspresi bingung teman-temannya hingga salah satu dari mereka menyadari sesuatu.
"Lo apain mobil maha?" Mario mengernyit kepada Jaka yang sampai kini masih menampilkan senyum sumringah.
"Gue bikin karya" Jaka mulai berakting seperti seorang yang bekerja di bidang marketing yang menampilkan ilustrasi pada klien nya.
"Lo apain?" Tanya mario sekali lagi, yang di jawab Jaka dengan enteng.
"Ya.. sama kaya mang aris" Mendengar itu semua yang ada di ruangan itu terkejut bukan main, bagaimana tidak?! Jaka sudah semakin berani mengobarkan api permusuhan di antara keduanya.
"Lo parah, kalo lo kaya gitu terus sama maha, kapan damainya!?" Ucap Mario dengan nada kesal pada Jaka. Selama ini memang Jaka lah yang selalu memulai masalah di antara keduanya.
Mereka akan saling balas membalas satu sama lain. Di manapun mereka berjumpa pasti selalu berkelahi, dimana pun mereka memiliki kesempatan, maka kesempatan itu tak akan di lewatkan dengan sia-sia.
"Tinggal tunggu tanggal mainnya" Celetuk vero santai yang dibalas Jaka tak kalah santainya.
"Ya.. Seenggaknya kalian cuma jadi penonton"
_____________________________________________
💥GAMBAR DI ATAS HANYA ILUSTRASI💥
______________________________________________
Hai semuaaa
😘
Hari ini cukup spesial
12 July 2020B
E
S
T
😍
D
A
YBtw ini kali pertamanya aku dapet kue ulang tahun + dapet kado makanya aku seneng banget dan pengin sharing ke kalian 😘
✨✨✨
Hari ini double up
Nantikan part berikutnya yaaa🐱Di publikasikan pada:
11 July 2020 pukul 00:00
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY and I
Romance"lepas baju Lo!" "apa?!" "gue bilang, lepas baju Lo!" "Gak mau!" "mau lepasin sendiri apa gue yang lepasin dengan cara yang gak bakal Lo suka" ∆ TITANIA ZAELGA ∆ ∆ MAHAWIRA A ∆ 3️⃣1️⃣ MARET 2️⃣0️⃣1️⃣9️⃣