"nih" taehyung menyodorkan cokelat panas yang barusan dia beli kearah gue. gue menerima dengan senang hati "makasih" jawab gue sambil meniup asapnya yang masih mengepul. dia tersenyum tipis lalu mengelus rambut gue perlahan
"so, gimana dengan irene?"
dia terdiam, sepertinya gue salah menanyakan hal hal seperti ini. "ups, sorry. gak lagi kok tanya tanya tentang dia, chill"
taehyung tersenyum tipis lalu menggeleng "nggak kok, gak apa apa. gue bakal cerita. but not now, gue butuh waktu"
gue mengangguk, mencoba menghargai keputusannya. "btw, sebelum gue yang cerita mending lo dulu yang cerita kayaknya?" gue mengernyit, mencoba mencerna apa maksud kalimatnya. "um, soal lo dan jungkook"
"oh, simple aja sih. gue nggak diakuin lagi jadi pacarnya. dan lo juga udah tau kan soal dia berdua sama cewek lain? ya gitu gitu aja sih dari dulu kan sama aja, nggak pernah ada bedanya" jawab gue sambil menunduk. gue menyesap cokelat panas yang barusan diberikan taehyung
"dia nggak berubah ya?"
"maybe dia berubah tae, tapi untuk orang lain" jawab gue sambil terkekeh pelan. jujur, sekarang gue merindukan senyumnya dan pelukan hangatnya yang selalu dia berikan
ini bukan saatnya untuk merindukan seorang jeon jungkook sepertinya.
taehyung mengelus punggung gue dengan lembut. dia menghela nafas seakan akan ada sesuatu yang ingin dia katakan. "kayaknya ini udah waktu yang tepat buat gue ceritain tentang irene?"
gue menengok ke arahnya. tatapan matanya menatap lurus sendu. gue memahami perasaannya sekarang yang mungkin sedang tidak baik baik saja. "waktu itu gue kerumahnya, pengen ngasih hadiah anniversary kita ke satu tahun. gue ngerasa bersalah banget,karena akhir akhir itu gue nggak bisa nemuin dia. gue selalu aja sibuk dengan kerjaan part time gue"
"lah lo part time?" dia mengangguk menanggapi pertanyaan gue barusan. gue cukup terkejut mendengar seorang kim taehyung mau bekerja part time kayak gitu. setau gue, dia cukup pemalas
"sehari sebelum gue kerumahnya, gue udah bilang ke tempat kerja gue buat berhenti. alesannya simple, gue nggak mau lupa sama dunia gue yang lama. gue bela belain berhenti kerja karena gue nggak mau terus terusan ninggalin dia. gue mencoba untuk selalu ada"
sekarang dia menunduk, seakan akan itu memang kenangan buruk untuknya. "memang sih, gue sudah mengajak dia untuk keluar. tapi dia menolak dengan alasan dia harus ngerjain tugas kuliahnya. and I said yes, gue mencoba mengerti sama apapun keadaannya"
"terus lo kenapa akhirnya kerumahnya?"
"ya karena dia bilang kalo dia cuma mau kerjain tugasnya dirumah kan, so apa salahnya gue samper dia kerumah? gue cek di zenly lokasinya juga dia emang dirumah"
gue mengangguk angguk, sesekali menyesap cokelat panas gue yang sekarang sudah tidak terasa panas lagi. "pada akhirnya gue kerumahnya, mendapati didepan pintu ada mobil entah milik siapa. didepan juga ada sepatu laki laki, gue mencoba positif thinking dengan mikir itu mobil dan juga sepatu lucas yaitu adeknya. tapi gue ngerasa emang nggak asing sama mobil itu"
"gue akhirnya masuk ke dalem, tanpa mengetuk ataupun ngebel karena emang posisinya rumah nggak dikunci. pas gue masuk ke kamarnya yang juga nggak dikunci, gue melihat dia dikamar sedang berdua sama laki laki yang sebenarnya teman gue sekaligus pacar sahabat gue. dia tidur bareng, gue masuk udah nggak pake apa apa"
taehyung sedikit terisak, gue yakin kali ini dia benar benar sayang sama irene, tapi ngeliat dia dikhianatin membuat gue sedikit kesal
"siapa cowoknya tae?" tanya gue sambil mengelus punggungnya. gantian, sekarang dia yang merasa sedih
"jangan kaget. jeon jungkook, cowok yang gue lihat ada didalam sana itu adalah mantan lo yang kemarin baru saja mengakhiri hubungan dengan lo. iya alaska, dia jeon jungkook. dia bajingan, dan akan tetap menjadi seperti itu. dia jungkook yang lo sayangi, dan dia jungkook yang selalu menemani lo"