kemarin, bisa dibilang semua orang hampir berbahagia. gue yang lumayan Bahagia dengan sore yang menyenangkan, taehyung yang Bahagia menikmati sorenya Bersama gue, dan maybe yoongi yang juga berbahagia disana.
disaat seperti ini, masih ada pikiran, Jungkook sedang berbahagia juga tidak ya? apa dia sedang sedih karena semua hal ini harus terjadi?
ah tidak mungkin Jungkook sedih, mana pernah ia sedih dan menyesali semuanya kan?
hari ini sudah malam, maaf banyak yang tidak sempat aku ceritakan. malam ini, gue sudah siap dengan dress maroon. malam ini, taehyung dan yoongi mengajak gue untuk makan. how sweet right?
"hey princess, sudah siap?" tanya yoongi dengan senyum manisnya yang merekah. semenjak beberapa tahun lalu, gue sudah jarang melihat senyumnya. gue mengangguk lalu meregangkan tangan, mencoba memeluk badannya yang tidak jauh beda dari badan gue. dia membalas pelukan gue dengan erat "please, jangan nangis gara gara hal bodoh lagi oke?"
gue mengangguk, mencoba menahan tangisan yang sebenarnya sudah memaksa keluar. dia tersenyum tipis lalu mengangkat kunci mobil, "gue tunggu dimobil"
gue mendengar suara orang berbincang didepan, tapi nggak gue ambil pusing. gue kira yoongi berbincang di telpon dengan seseorang. tetapi pada saat gue melangkahkan kaki berniat keluar dari rumah dan mengunci pintu, ada seseorang dengan jeans sobek dan hoodie hitam berdiri didepan pintu. menatap gue dengan senyum pedihnya, dan dengan wajahnya yang begitu sayu. seakan akan segala kebahagiaan sudah hilang terenggut dari hidupnya. seakan akan kebahagiaan sudah tidak lagi mau berpihak padanya
jeon jungkook orangnya
"ada apa, jung? ada yang lupa disampaikan?" tanya gue sambil cepat cepat berbalik badan. menahan air mata, lagi.
"n-nggak" jawabnya terbata, dengan suara seraknya yang nggak biasa gue dengar. gue masih belum berani berbalik badan, menatap kedua mata sayu dan sendunya yang membuat hati gue selalu sakit
"ada? sampaikan aja, mumpung gue masih disini. belum pergi"
"kamu memang belum pergi dari sini, tetapi sepertinya kamu sudah pergi dari hidupku ya ska?"
ucapannya membuat gue tertegun. baru saja ingin mengeluarkan suara, dia sudah menyela "tolong tatap mata orang yang sedang berbicara ska, kamu tau itu nggak sopan kan?"
mau tidak mau gue membalikkan badan, masih menunduk kebawah. tidak berani menatap wajahnya, hanya berani menatap converse lusuhnya yang selalu ia pakai jika bersama gue. entah, gue masih ingat bagaimana dia bisa mendapatkan converse itu. membelinya bersama gue disalah satu mall pada saat kita masih bahagia bahagianya.
"matanya ska, bukan kaki atau sepatunya"
gue menghela nafas "jung kamu tau aku nggak—"
dia meraih dagu gue, mengangkatnya agar mata kami bertatapan. mata indahnya yang memudar bertemu dengan mata gue yang entah memancarkan aura apa. dia tersenyum getir "kamu tau aku suka melihat kamu bahagia kan? kenapa aura kamu masih sedih?"
"jung kamu tau aku—"
"iya karena aku, lantas kenapa belum dilupakan juga kesedihannya? aku juga nggak mau loh ikut ikutan terpuruk"
"aku nggak ngajak!" bantah gue. dia tertawa pelan. "masih aja suka membantah kayak anak kecil. sadar, kamu sudah dewasa"
"jung sadar, kamu pun begitu. bagaimana kalau karmanya ke anak kamu?"
"aku sudah mendapatkan karmanya, alaska"
dia menyelipkan anak rambut gue ke belakang telinga. gue memejamkan mata sebentar, menikmati sentuhannya yang selalu memabukkan. "jung kamu tau?"
"aku tau segalanya, alaska. berapa tahun kita bersama? apapun yang kamu ucapkan tentang kebencian kamu sama aku semuanya bohong kan?"
gue terdiam, skakmat. tidak tau lagi harus menjawab apa. pada akhirnya gue mengambil tangannya, lalu menariknya dari dagu gue
"maaf kali ini aku harus pergi, yoongi dan taehyung sudah menunggu"
gue berjalan, meninggalkan dia didepan pintu. mencoba menahan tangisan. ya tuhan, alaska cape menangis.
"alaska"
gue berhenti, menengok dan memasang wajah bahagia seakan akan semuanya benar benar baik baik saja
"you're my home, anyway"
---
double update, spesial soalnya hiatus kelamaan!✨
