"kurang apa ya gua kira kira?"
julia diujung sana menghela nafasnya, gue hanya tertawa menahan air mata. saat ini gue sedang video call dengan dia. sulit menghubungi disaat kita harus mengerti time zone kita. mau tidak mau, satu orang mengalah. merelakan jam tidurnya untuk mendengarkan cerita masing masing. dan itu adalah gue, ditengah kesibukan julia selesai kuliah dia tetap mau mendengar keluh kesah gue.
"gue juga bingung sih al kalau ditanya kayak gitu, lo cantik iya, pinter iya, berbakat iya, kaya juga iya"
joanna menguap, iya kami video call bertiga. "emang dianya aja kali kurang bersyukur?"
"heh, kasih saran yang baik baik jo. anaknya gampang sedih"
gue tertawa. mereka masih ada di sisi gue saat gue sudah merasa tidak punya siapa siapa.
"maybe joanna right. mungkin emang dianya yang banyak mau. tapi kenapa harus irene lagi ya?"
"banyak ketertarikan alami di tubuh irene. mungkin irene punya apa yang dia cari" jawab joanna. gue mengangguk angguk. "yaudah, gue harus ngurus rumah nih. mau lanjut kapan? besok gue libur. nanti kalo disana udah pagi gue call ya?"
gue mengangguk, joanna pun begitu. "lo tidur woi berdua, jangan malah lanjut video call. matkul banyak kali"
"iyaaa bacot. dahh" joanna mematikan video callnya duluan. julia tertawa "dah, night al"
"iya, semangat disana jul. i miss you so much. cepat cepat balik ya"
"i'll see you soon. bye!"
video call mati. sekarang gue sendirian lagi didalam rumah. pada akhirnya memutuskan untuk tidur. tapi sebelum itu, gue sempat mengirimkan pesan singkat ke taehyung.
02.00
alaska carter.
| cepat pulih ya
| hati kita berdua yang retak.♤♤♤
"he's not even listening to me! then why should i reply this useless relationship again? dia bahkan nggak pernah mau berubah!"
yoona menghela nafas. "i know al, i know. tapi kenapa nggak dicoba lagi? ini perintah dari mama"
"terserah, mau perintah dari siapapun itu gue nggak akan pernah mau mengulang hubungan ini lagi. tolong bilang ke mama maaf, lagipula kenapa dia minta lewat lo dibanding ngomong langsung? gue pulang dulu. makasih buat pertemuannya"
gue meninggalkan halaman rumah yoona dan buru buru pergi dari daerah rumah itu. aneh, ibunya mengemis meminta gue kembali bersama jungkook. apakah ibunya sudah mengetahui alasan berakhirnya? dan tidak menyetujui jungkook dengan irene? entah. mereka semua aneh.
gue menjalankan mobil gue pergi dari daerah sana dan menuju ke coffee shop terdekat. ingin menghubungi julia tetapi dia sedang sibuk, dan mungkin dia disana sudah malam. entah, gue hanya akan menunggu sampai dia yang menghubungi gue.
pada saat masuk ke cafe, ada seseorang yang familiar duduk dipojok. mengetik sesuatu di laptop, telinganya tersumbat earphone yang saat ini sedang ia kenakan. gue buru buru berbalik, keluar dari cafe itu dan langsung memasuki mobil. tanpa diberitahu kalian sudah tahu kan itu siapa? jungkook dengan mata panda dan segala kelusuhan didalam dirinya. entah, apakah dia tidak bahagia dengan pilihannya sekarang?
gue tidak perduli. alih alih berbalik, gue langsung menjalankan mobil tanpa berpikir panjang. gue tidak mau bertemu dia, meskipun hanya sekedar menatap mata menuju mata.
pikiran gue tiba tiba menjadi kosong, hanya dipenuhi oleh memori tentang jungkook. entahlah, gue merasa belum ada bahagia bahagianya meninggalkan dia. mungkin belum? gue benar benar tidak paham dengan tuhan yang mengombang ambing perasaan gue dengan begitu mudahnya. seakan akan tidak memikirkan sanggup atau tidaknya gue menahan segalanya.
