"maaf nggak pernah merubah segalanya jung, dan nggak akan pernah bisa merubah segalanya"
air mata gue menetes, begitu pula dengan dia. "try again ska, try again?"
"bisa saja diulang, tapi trauma nggak akan hilang. mau sampe kapan kayak gini? stuck di satu orang yang sama dan nggak beranjak pulih? bukan, bukan lo yang ngerasain. tapi gue. lo cuma bisa nyesel dan meminta maaf, gimana dengan sang korban?"
dia terdiam. air matanya tidak berhenti menetes. bahkan matanya sudah tidak mau melihat mata gue.
"sampe kapan kayak gini jung?"
"nggak tau ska"
gue mendesah pasrah. "relakanlah yang nggak seharusnya untukmu, jung. yang sebaiknya kau jaga, adalah dirimu sendiri"
gue beranjak, meninggalkan dia sendirian di taman dekat rumah. gue beranjak pergi dari sana secepat mungkin.
a simple sorry means everything, but doesn't fix anything.
masuk ke rumah, kembali berkabung. entah sampai kapan harus merasakan ini. segala kepedihan, apapun. apapun yang membuat gue merasa tidak berguna dan tidak diinginkan, sampai kapan harus seperti ini?
"al, darimana?"
bunda menghampiri gue, mengelus kepala gue dengan lembut seolah merasakan kepedihan anaknya. anak satu satunya. raut wajahnya terlihat prihatin dan sedih, seolah benar benar merasakan.
"bun, a simple sorry means everything but doesn't fix anything right?"
bunda mengangguk pelan, "nggak akan ada apapun yang berubah dengan kata maaf, pasti tetap akan ada luka atau apapun yang tersisa. nggak akan pernah bisa sembuh dengan semudah dan secepat itu, nggak bisa semudah mengatakan maaf"
"but it means a lot, al. itu menggambarkan perasaan bersalah, ataupun rasa sadar dari orang tersebut. kamu tetap harus menghargai permintaan maaf mereka, soal luka atau apapun yang tertinggal itu adalah pilihanmu sendiri mau menganggap rasa itu seperti apa"
"kamu bisa melupakan itu, atau bahkan mengingat itu. bisa menjadikan itu pelajaran, maupun apapun. tergantung dari dirimu sendiri mau menganggap itu sebagai apa"
"tapi yang harus kamu tau, luka tidak pernah benar benar sembuh. kecuali kamu bisa menyikapinya dengan baik"
gue menangis kencang, seolah kehilangan arah. kehilangan apapun yang gue punya. i felt lost. seolah ada sesuatu dari diri gue yang hilang. ada sesuatu yang hilang dan tidak akan pernah bisa kembali.
"mau menenangkan diri?"
gue mengangguk. membiarkan bunda pergi, dan dia akan memberi waktu untuk gue menenangkan diri, juga berpikir.
"i'll talk to u later. u can call me everyday for listening to your story, al. kamu nggak pernah sendirian, okay? jangan membiarkan pikiran itu memenuhi diri kamu"
dia meninggalkan gue, dan berjalan menuju kamarnya.
gue menangis, sekencang apapun yang gue bisa. merasakan kepedihan dan segala kesedihan yang tertanam.
pulih, atau tidak masih menjadi pilihan yang belum gue pilih. mungkin lain kali.
selamat jeon jungkook, kamu berhasil meninggalkan luka.
♤♤♤
stay safe guys. stay healthy okay?
![](https://img.wattpad.com/cover/178464560-288-k942177.jpg)