"good morning, cantik"
gue membuka mata perlahan lahan setelah mendengar ucapan itu. yap, yoongi sudah duduk disamping tempat tidur gue. "how's your sleep, hun?" tanyanya sambil mengelus pipis gue. gue tersenyum kecil "good, kenapa udah ada disini pagi pagi?"
"bunda bilang lo ngga dalam keadaan yang baik baik aja, jadi gue kesini buat ngecek bener ngga lo dalam keadaan yang ngga baik baik aja?"
"nah, im good. udah sarapan?" gue bangkit dari tidur gue lalu mengerjapkan mata berkali kali, mencoba memulihkan pandangan gue. jujur, tidur gue jauh lebih lelap dari biasanya. mungkin karena gue sudah terlalu lelah menghadapi segalanya.
"belum, ayo sarapan. lo mau bikin, atau kita cari keluar?" tanya yoongi. gue terdiam sebentar, memikirkan apakah gue harus kembali memasak atau tidak. "iya, gue masak. tunggu bawah aja, nanti gue turun"
yoongi mengangguk, lalu mengacak rambut gue sebelum akhirnya berjalan keluar kamar gue. biasanya, tugas jungkook yang membangunkan gue dan gue buatkan sarapan. tapi sudah hampir sebulan gue dan dia dalam keadaan yang tidak baik baik saja.
alah, sudahlah. gue masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. hari ini, gue merasa jauh lebih baik. tidak terlalu banyak yang gue pikirkan saat bangun tidur. entah karena ada yoongi, atau memang sudah perlahan lahan bisa melupakan apa yang terjadi diantara gue dan jungkook. dan hal hal lain yang mungkin sempat mengusik pikiran gue sesekali.
gue turun kebawah, melihat yoongi sedang menonton tv di ruang keluarga. "bunda mana?" tanya gue. dia menengok, "pergi tadi katanya ada urusan, dia nggak kasih tau sih mau kemana kemananya" jawabnya lalu lanjut menonton tv. gue bergegas ke dapur, tidak mau membuat yoongi menunggu lama
"di kulkas ada adonan pancake sisa kemarin, mau?" teriak gue dari dapur. "iya boleh" jawab yoongi. akhirnya gue membuat pancake dan teh hangat untuk pagi ini
"oh iya, gimana kerjaan lo?" tanya gue sambil menaruh sepiring pancake di meja makan. yoongi menghampiri gue ke meja makan lalu duduk. "baik baik aja. lo gimana kuliah?"
anyway, yoongi bekerja juga. dia menulis lagu. dan gue hanya mengangkat bahu menjawab pertanyaannya "nothing happened, everything's great" gue duduk, menyuap pancake ke dalam mulut
"ya iya sih, gue liat juga emang perkuliahan dan pertemanan lo baik baik aja. percintaan lo yang ngga jelas" dia menyuap pancake juga, gue hanya tertawa menanggapi ucapannya barusan. gue berbincang sambil makan, kurang sopan memang kedengarannya. ya tapi begitulah kira kira
"gue habis dari sini mau ke cafe, lo mau ikut? gue cari cari ide aja sih buat tugas perkuliahan dan lagu baru yang mau gue tulis" katanya sambil menyeruput teh. gue menggeleng menjawab pertanyaannya "gue juga banyak tugas kebetulan, dan banyak urusan lain" jawab gue sambil tertawa kecil
"banyak gaya ya anak ini sekarang. do whatever you want, asal lo nggak sedih sedih terus" katanya. dia beranjak dari duduknya, iya kita sudah selesai makan. "lo cuci ya, buru buru nih orang sibuk"
"sekarang yang banyak gaya siapa?" teriak gue kesal. yoongi hanya berbalik lalu menaikan alis. dia mengambil hoodie nya di sofa dan berjalan keluar. tetapi dia tiba tiba berbalik lagi
"hey, take care. i love u, idiot"
gue tertawa "you too, stupid"
♤♤♤
"thankyou, ya?"
gue mengangguk kecil menjawab ucapannya barusan. "jung, just tell me what do you want" gue menghela nafas. masih tidak berani menatap matanya
"we can fix this, ska"
"no, we can't jung" gue menjawab dengan nada tinggi kali ini. "harus berapa kali gue harus bilang kalau kita nggak bisa, jung? kaca yang pecah, mau diperbaiki bagaimanapun nggak akan pernah jadi utuh lagi. berapa kali sih? berapa kali lagi harus gue perjelas? gue juga cape kayak gini terus, jung. ayo dong udahan, udahan stuck disininya"
dia agak kaget mendengar gue berbicara panjang dengan nada tinggi. gue mengusap muka, dan menghela nafas. "kita emang udah ngga bisa jung, tolong dimengerti"
"ska, im so sorry" dia menunduk, ikut menghela nafas seolah banyak rasa bersalah yang ia pendam. "simpe sorry doesn't fix anything"
"you're the one who made me stuck, jung. lo yang nyakitin gue, tapi lo juga yang bikin gue stuck. lo kira enak, setiap malem nangis dan mikirin orang yang nyakitin lo? ngga jung, ngga ada yang enak. kalau kamu maunya dimengerti terus, ya gue juga ngga bisa ngimbangin"
"ska, you think you're the one who get hurted? kalau kamu maunya dimengerti, ya gue juga ngga bisa ngimbangin. jangan apa apa maunya dimengerti dong ska?"
dia meninggikan suaranya, gue agak kaget. tapi itu membuat gue menjadi semakin marah. "hey? sadar ngga disini siapa yang menyakiti? terus kalau sudah seperti ini, dan gue menolak mentah mentah untuk kembali, itu salah gue? ya nggak ada yang menyuruh membuat kesalahan kok. lo yang salah dari awal, kenapa harus gue yang dipaksa ngimbangin?"
"ska tapi lo juga harus—"
"hah? harus apa? harus mengerti dan memaafkan orang yang membuat kesalahan? harus pura pura lupa dan kembali lagi? sadar ngga, itu yang gue lakukan selama ini? lo yang menyakiti, dan gue yang tetap menerima lo kembali"
dia terdiam. gue bahkan nggak membiarkan dia menyelesaikan kalimatnya. "terus kalo udah kayak gini, masih mau nyalahin gue? salahin diri lo sendiri. lo yang salah langkah dari awal, jung. there's no turning back for now"
gue berdiri dari duduk gue, berjalan masuk ke dalam rumah. "now, leave"
gue menutup pintu dengan kencang. air mata gue berjatuhan. baru kali ini gue benar benar menolak dia pergi dari hidup gue. terdengar suara pagar dibuka, lalu tertutup kembali. jungkook sudah meninggalkan rumah gue, dan gue tidak merasa menyesal sama sekali
it'll be better if we had just never met.
♤♤♤
hey everyone, stay safe! diusahakan jangan keluar yaa kalau nggak penting, kalau keluar juga pake masker okay? jangan lupa cuci tangan dan minum vitamin. intinya stay safee! <3