Ruang kerja itu masih sangat gelap, tirai besar itu masih tertutup rapat menghalangi sinar matahari masuk.
Dengan perlahan pintu ruangan itu terbuka menampakan wanita tua yang masih sangat cantik. Dengan perlahan Katelyn mengedarkan pandangannya sebelum menuju meja kerja cucunya.
Katelyn menarik laci meja itu bermaksud mencari informasi dari Emerald yang dimiliki cucunya.
"Aku tahu kau menyimpanya disini." Ucap Katelyn sembari membelah tumpukan berkas itu.
Tangannya terhenti kala menemukan berkas yang dia cari. Tak pikir panjang Katelyn membuka berkas itu dan membacanya sekilas.
"Ternyata kau tak lebih banyak memiliki informasinya." Ejek Katelyn.
Katelyn membuka amplop kecil yang juga ada disana, ada beberapa foto gadis itu disana.
"Kau tak lebih dari wanita gila yang tak tahu diri." Tambah Emerald.
Baru Emerald hendak beranjak, tapi sebuah buku sketsa diatas meja kerja cucunya membuat Katelyn mengurungkan niatnya.
"Aku tidak tahu Xander gemar menggambar." Ucapnya.
Dia membuka buku itu, di halaman pertama tertulis nama Emerald. F.
Katelyn membuka buku itu, buku rancangan milik gadis itu.
"Tak terlalu buruk." Ucapnya sembari tetap membuka halaman-halaman disana.
Gerak tangannya terhenti saat dia berada tepat di halaman belakang. Sebuah rancangan gaun pernikahan yang indah, dan ada tulisan di samping gaun itu.
"Aku berharap, aku akan mengenakan gaun rancangan ku saat aku menikah." Begitu tulisannya.
Dengan cepat sebuah ide muncul di kepalanya membuat Katelyn tersenyum penuh makna.
💍
Xander menyisir jambulnya dengan jemarinya sendiri sebelum mengetuk pintu rumah Emerald.
"Untuk apa kau kemari?"
Xander mengdarkan pandangannya, tapi dia tidak menemukan Emerald dimanapun.
"Aku disini bodoh." Seru Emerald lagi.
Xander mengambil beberapa langkah mundur dan menadahkan wajahnya menatap jendela yang berada di lantai dua.
Kepala Emerald muncul keluar jendela balik menatap Xander, gadis itu tetap cantik walau masih terlihat mengantuk.
"Bisa kau bukakan pintu untuk ku?" Tanya Xander.
"Untuk apa?" Tanya Emerald.
"Untuk ku." Ulang Xander.
"Untuk apa aku repot-repot membukanya untuk mu?" Balas Emerald dengan senyum ejekannya.
"Bukalah, aku perlu membicarakan sesuatu dengan mu." Ucap Xander.Xander dapat melihat Emerald memutar malas matanya sebelum hilang dari sana. Tak berselang lama pintu di depannya terbuka menampakan sosok Emerald dengan wajah malasnya.
"Kemarilah, aku suka wajah kesal mu itu." Xander membawa gadis itu kedalam dekapannya.
Emerald hanya diam, dia tidak menolak tapi tidak menyukainya juga.
"Ayo masuk." Xander menarik tangan Emerald begitu saja.
Alis pria itu menyerit, karena tak biasanya Emerald mau begitu saja menurutinya. Dan yang paling membuat Xander heran, saat dia meminta Emerald mengambilkan soda untuknya. Karena lagi-lagi gadis itu mengambilkan soda untuknya tanpa ada penolakan atau wajah kesal.
"Hei kau baik-baik saja?" Tanya Xander.
"Kenapa?"
"Aku seperti berinteraksi dengan boneka penurut, bukan dengan gadis keras kepala yang suka membangkang. Kenapa apa kau ada masalah?"
"Aku kira jika aku menuruti mu maka kau akan segera pergi dari rumah ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Dance
Historical FictionMereka dipertemukan saat pesta dansa, dan dipermainkan oleh takdir. TRILOGI MARRIAGE MY PRINCE. DAPAT DIBACA TERPISAH, WALAU DISARANKAN UNTUK BACA DARI AWAL. TERIMAKASIH💕