Bukan hal asing lagi jika keluarga kerajaan menjadi sorotan dunia. Khususnya untuk seluruh warga Inggris. Mereka sudah memenuhi jalanan sejak pagi ini. Bahkan ada diantara mereka yang berkemah di depan Buckingham.
Xander berdiri di depan pendeta menunggu pengantinnya tiba. Tidak butuh waktu lama mobil hitam yang membawa Emerald tiba di pelataran Katedral itu. Emerald terlihat sangat cantik walaupun wajahnya masih tertutup kain tule putih yang juga menutupi mahkotanya.
Emerald berjalan dengan anggun beriringan dengan Arthur. Tak kalah gugupnya dengan Xander, Emerald juga merasankan semua yang dirasakan Xander.
Hari ini dia menikah dengan pria yang dia cintai dan mencintainya, dan dia menggunakan gaun rancangannya sendiri. Semua ini terlalu sempurna.
Xander tak bisa mengalihkan pandangannya dari penganntinnya yang masih berjalan di depannya. Haru dan senang begitu mendominasi membuatnya tak pernah melunturkan senyumnya.
"Hai." Sapa Emerald dengan gugup saat dia sampai tepat di hadapan Xander.
"Hai." Xander membantu Emerald dengan menggenggam tangannya saat gadis itu msnaiki dua anak tangga.
"Kau sangat cantik." Bisik Xander yang hanya dibalas senyum tipis dari Emerald.Emerald tidak percaya dia berada di sini, di depan pangerannya sebagai pengantinnya. Semua terasa begitu lambat apalagi saat mereka saling menatap dalam dan mengucapkan ikrar mereka.
Xander membuka kain yang menghalangi wajah gadis yang kini sudah menjadi istrinya, dia tidak bisa melepas pandangannya dari Emerald. Dia begitu sempurna untuk dilewatkan.
Emerald menautkan tangannya pada lengan Xander saat berjalan keluar dari katedral itu.
"Aku sangat senang, akhirnya aku bisa menjadikan mu sebagai milik ku." Ucap Xander, senyumnya tak pernah luntur sejak Emerald di dekatnya.
"Aku yang paling beruntung menjadi istri mu." Balas Emerald.Gaun putihnya menyapu karpet merah yang dibentang hingga kereta kencana yang sudah menunggu mereka di ujung sana.
Sorak sorai menyambut resminya mereka sebagai suami istri, pasangan baru kebanggaan keluarga Inggris.
"Bagaimana perasaan mu? Tanya Xander saat mereka sudah berada di atas kereta.
"Aku tidak bisa mengungkapkannya kau tahu? Semua ini sangat sempurna." Emerald menggenggam tangan suaminya ditambah dengan senyum manisnya.Terberkatilah pernikahan mereka, dua manusia ini sekarang sudah menjadi satu dihadapan Tuhan. Tidak ada yang bisa memisahkan mereka kecuali Tuhan sendiri.
**
Emerald menaut dirinya pada cermin besar di hadapannya, dia masih tidak percaya kepalanya berhiaskan mahkota turun temurun milik kerajaan. Gaun putihnya masih melekat di tubuhnya sebentar lagi pakaiannya akan disimpan di dalam kotak kaca di ruangan khusus bersama baju-baju pengantin yang lainnya.
"Kau belum melepas gaun mu?" Tanya Xander yang sudah berdiri di belakang sana.
Emerald menatap suaminya dari cermin sebelum tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Mari, aku bantu." Ucap Xander.
Xander berdiri tepat di belakang Emerald, tatapan mereka tak pernah lepas walaupun mereka saling menatap lewat cermin.
Xander melepas kain tule di kepala Emerald dan melemparnya kesembarang arah membuat mereka tertawa.
"Kau harusnya menaruhnya dengan baik." Protes Emerald.
"Akan aku rapihkan nanti." Xander mengangkat bahunya acuh dia kembali pada pekerjaannya.
"Kau akan melepasnya sendiri?" Tanya Xander tatapannya mengarah pada mahkota di kepala istrinya.
"Kau keberatan?" Balas Emerald
"Tentu tidak." Xander melepas mahkota itu dan menyimpannya diatas meja rias itu.
"Berdirilah." Xander membantu Emerald untuk berdiri dari kursinya.Jantungnya berdetak kencang, Emerald merasa telapak tangannya mendingin saking gugupnya. Dia menatap Xander yang berdiri di belakangnya dengan telaten membuka satu persatu kancing yang berjejer rapat di belakang gaunnya.
"Bagaimana kau memilih kancing yang sangat banyak untuk gaun mu?" Protes Xander.
"Aku kira kau akan bersabar membukanya." Balas Emerald.Emerald menahan gaunnya dibagian dada agar saat Xander selesai gaunnya tak meluncur jatuh begitu saja.
"Aku kira kau tidak akan menahannya." Sindir Xander yang dihadiahi tatapan tajam dari Emerald.
"Aku hanya bergurau sayang." Xander terkekeh sebelum mengecup pundak kiri Emerald.
"Kau yakin bisa membuka korset mu sendiri?" Goda Xander lagi.Wajah Emerald semakin memanas, dan Xander suka saat istrinya merona karenanya.
"Baiklah aku anggap kau bisa." Tambah Xander.
"Kenapa kau begitu menyebalkan?" Ucap Emerald.Susah payah Emerald menyeret gaunnya menuju kamar mandi sementara Xander memperhatikan tingkah konyol istrinya itu.
"Aku tidak menyebalkan Yang Mulia." Balas Xander.
Dia bisa melihat pipi istrinya semakin merah padam sebelum dia menutup pintu kamar mandi.
**
Emerald menatap kosong tembok di depannya. Air di bathup nya sudah mulai dingin tapi dia masih enggan berajak. Kalian pasti tahu apa yang mengusik pikiran pengantin baru bukan?
"Kau baik-baik saja?"
Emerald tersentak kaget saat suara itu datang dari sampingnya. Xander sudah berada disana, disampingnya.
"Kenapa kau tidak mengetuk pintu?" Tanya Emerald.
Beruntung busa di bak mandinya menutupi tubuhnya sebatas bahunya.
"Itu tidak menjawab pertanyaan ku."Ucap Xander.
"Ya aku baik-baik saja." Emerald tersenyum tipis.
"Disini lebih menarik daripada bersama ku rupanya?" Sindir Xander.
"Keluarlah aku akan menyusul mu setelah ini." Emerald tersenyum kikuk pada Xander.
"Baiklah." Xander mengecup puncak kepala Emerald sebelum berlalu.**
Xander duduk sembari menatap keluar jendela di luar sana masih terasa gegap gempita seperti pagi hingga siang tadi. Suara pintu yang di buka mengalihkan perhatiannya.
Disana Emerald berdiri dengan baju bathrobe putihnya.
"Sudah selesai?" Tanya Xander dan Emerald mengangguk.
Xander merasa Emerald bertingkah aneh setelah acara mereka pagi ini, dia tahu Emerald gugup dan itu semua adalah hal yang wajar.
Xander POV
"Mereka akan mengantar gaun mu sebentar lagi mungkin." Aku berjalan mendekatinya dan memeluk pinggangnya.
"Kau jadi pendiam, ada apa?" Aku menarik dagunya agar mau menatap ku.
"Aku baik-baik saja sungguh, hanya saja agak aneh saat kau ada di dekat ku." Ucap Emerald.
"Begitu?" Tanya ku dan Emerald mengangguk.Hari ini adalah hari besar untuk kami, aku tidak ingin Emerald tidak menikmatinya.
"Anggap saja semua seperti biasa ok?"Aku mengusap pipinya yang terasa dingin di tangan ku.
"Kau tahu? Aku merasa aku tidak pantas bersanding dengan mu." Bisik Emerald.Aku mendengar nadanya sangat rendah, bagaimana dia bisa berpikir begitu? Emerald adalah gadis yang sempurna untuk ku.
"Dengar yang mulia, kau mungkin berpikir kau tidak pantas untuk ku, tapi ketahuilah itu adalah hal yang salah. Kau sangat sempurna untuk ku, tidak ada yang bisa mengubah itu. Mungkin kau tidak tahu kau sempurna, tapi aku tahu itu, dan aku memilih mu." Aku mematapnya dengan mantap aku melihat matanya berair.
"Kau tidak akan tahu betapa beruntungnya aku menikahi mu." Tambah ku sebelum mencuim dahinya dan bibirnya."Aku mencintai mu." Emerald mencium bibir ku lagi sebelum memeluk ku.
"Aku juga mencintai mu." Balas ku sembari memeluknya.Kami akan menjadi pasangan yang tak terpisahkan, aku akan menjaganya semampu ku dan tidak akan membuatnya menangis. Aku akan membuatnya terus bahagia, selamanya.
**
FINALLY🔥🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Dance
Ficción históricaMereka dipertemukan saat pesta dansa, dan dipermainkan oleh takdir. TRILOGI MARRIAGE MY PRINCE. DAPAT DIBACA TERPISAH, WALAU DISARANKAN UNTUK BACA DARI AWAL. TERIMAKASIH💕