Gadis itu mengerang ketika merasakan hangatnya sinar matahari menyentuh pungungnya. Tunggu, punggungnya?
Spontan dia langsung membuka matanya menghiraukan rasa sakit di kepalanya.
Matanya membulat ketika dia sadar dia berada di tempat yang asing, sangat asing. Dia terduduk di sana.
"Dimana aku?" Desisnya dalam.
Dia masih mengedarkan pandangannya pada ruangan ini, tapi dia tidak dapat sesuatu apapun.
Baiklah ruangan ini sedikit berantakan, begitupula ranjang ini. Tangan gadis itu masih memegangi selimut putih.
"Untuk apa aku memegang selimut?" Dia menengok ke dalam selimut itu dan dia memekik panik.
"Tidak, tidak mungkin." Dia refleks bangkit dari sana dengan susah payah karena nyeri yang menyerangnya.Segera dia menyibak sedikit selimut yang menutupi kasur itu. Dan saat dia menemukan noda darah disana, lututnya terasa bergetar.
"Ya Tuhan." Gadis itu menangkup mulutnya saat tubuhnya meluruh jatuh ke lantai. Tak jauh dari sana dia melihat pakaiannya.
Segera gadis itu memakai kembali pakaiannya, gadis itu panik. Dan kepanikannya bertambah saat suara gemricik air kamar mandi itu mulai hilang, tandanya orang di dalam sana sudah selesai kegiatannya.
Gadis itu mengancingkan semua kancing jaket pinknya, tak lupa mengikat rambutnya asal sebelum menyambar sepatu hak tingginya dan berlari keluar dari sana.
Dia terhenti saat dia berada di ruang tengah, dia memebak kalau ini adalah sebuah apartment. Dia mulai berjalan sebiasa mungkin, matanya diedarkan kesana kemari. Hingga dia menangkap objek yang menarik.
Sebuah foto keluarga yang dipajang diatas perapian. Alisnya tertaut menatap satu persatu wajah yang ada di foto itu.
"Princess Caroline." Desisnya saat menatap wajah wanita ayu itu.
Lalu matanya menerusur ke bawah foto besar itu, menatap foto lain yang sengaja diletakan diatas perapian.
"Prince Alexander." Desisnya panik saat dia berhasil tahu siapa pemilik apartement ini.
Suara pintu dibuka membuatnya kembali tersadar dari keterkejutannya, dia berlari semampunya mengabaikan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Hingga dia benar-benar bisa keluar dari apartemen dan gedung ini.
💍
Dia berjalan tertatih menyusuri trotoar, cukup jauh jarak apartemen milik pangeran itu dengan rumah kecilnya. Dia tidak memiliki uang, karena dompetnya tertinggal di kamar sialan itu. Jadi dia harus berjalan kaki dengan keadaan yang memprihatinkan.
Bahkan dia menangkap orang-orang menatapnya dengan tatapan geli, ini membuat dia menyeritkan alisnya. Hingga dia akhirnya bercermin di kaca besar sebuah toko pakaian.
"Sial." Umpatnya dengan kesal saat dia menemukan beberapa bekas kemerahan di lehernya.
Segera dia melepas ikat rambutnya untuk menutup lehernya.
Oh ya perkenalkan, gadis malang ini bernama Emerald Angela Fust. Gadis cantik yang sayangnya benasib malang. Gadis ini berdarah Inggris dan Irlandia. Dan baru dua minggu ini kedua orang tuanya dan dua adiknya meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat. Emerald malang harus berjuang sendirian di tengah kota besar ini.
Untunglah dia sudah dididik mandiri dari sebelum orang tuanya meninggal. Dia adalah asisten desainer yang tersohor seantero Britania Raya. Gajinya pun lumayan, setidaknya cukup untuk membayar uang kuliahnya. Tapi semenjak kepergian orang tuanya, Emerald harus mengambil kerja paruh waktu di sebuah restoran cepat saji. Dan jika akhir bulan, dia akan ikut pementasan opera yang rutin di gelar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Dance
Narrativa StoricaMereka dipertemukan saat pesta dansa, dan dipermainkan oleh takdir. TRILOGI MARRIAGE MY PRINCE. DAPAT DIBACA TERPISAH, WALAU DISARANKAN UNTUK BACA DARI AWAL. TERIMAKASIH💕