Part 3

1.6K 204 55
                                    

Gracia menatap Boby yang sedang fokus menonton. Ini sudah hari kedua Boby dirawat, sebenarnya kakaknya itu sudah meminta pulang sejak kemarin tapi tentu saja sang Mama tidak memberikan ijin.

"Bang, keluar, yuk!" Ajaknya karena merasa bosan hanya duduk di dalam ruangan.

"Sama Mama gak boleh keluyuran dulu." Tolak Boby tanpa menoleh.

Gracia memincing. "Sejak kapan Abang jadi nurut sama Mama."

"Kemarin."

"Abang!" Gracia memukul lengan Boby.

"Sakit, Ge."

"Bodo!" Renggut Gracia. "Kita gak keluyuran diluar kok. Emang Abang gak bosen di kamar terus?"

"Enggak."

"Bang, keluar, yuk." Gracia mulai merengek. "Bentar aja. Ketemu sama dokter yang mau aku kenalin ke Abang trus balik lagi ke kamar." Ujarnya.

Boby mendengus, alasan sebenarnya ia menolak ajakan Gracia untuk keluar ya karena ia tidak ingin menemui dokter yang ingin dikenalkan kepadanya. Sejujurnya ia juga bosan harus diam di atas bangsal rumah sakit seharian.

"Aku gak mau tau. Abang harus ketemu sama Ci Shania, mumpung Abang di rumah sakit." Keukeuh Gracia.

"Ci Shania?"

"Iya. Dokter yang mau aku kenalin ke Abang tapi selalu Abang tolak. Dokter yang kemarin ngejahit luka Abang."

Dahi Boby berkerut. "Dokter Shania yang punya tahi lalat di dagunya?"

"Iya. Cantik, kan?" Gracia menggerakkan alisnya naik turun.

"B aja." Boby kembali menata layar televisi.

"Denial aja terus." Sungut Gracia.

Boby mengangkat bahunya acuh. "Kok kamu manggil dia Cici, sok akrab banget." Cibirnya.

"Emang akrab!"

"Sok akrab kali."

Gracia berdesis. "Akrab! Terserah Abang kalau gak percaya."

Boby berdehem mengiyakan.

"Yaudah, yuk. Kita cari Cici."

"Abang kan lagi mencoba menjadi anak baiknya Mama, nih. Trus filmnyalagi seru, sayang kalau ditinggal."

Boby menunjuk televisi dengan remote. Gracia yang tau kalau semua itu hanya akal-akalan Boby merampas remote yang dipegang sang Kakak dan mematikan televisinya.

"Udah aku matiin. Ayo!"

Boby berpura-pura menguap lalu berbaring, ia kemudin menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya.

"Tiba-tiba Abang ngantuk, kayaknya pengaruh obat."

"Astaga Tuhan." Gracia mengepalkan tangannya penuh emosi. "Aku doain Abang jomblo seumur hidup!"

"Hmm."

"Ab,-"

Sret!

HealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang