Part 8

1.6K 223 85
                                    

Kupikir aku sudah siap, ternyata belum.

🙂

***

Shania keluar dari lift sambil menggeret koper berukuran sedang miliknya. Badannya terasa rontok setelah duduk selama berjam-jam di dalam kereta, salahkan dirinya yang tiba-tiba sok ide pulang dengan kereta padahal bisa saja ia pulang dengan pesawat beserta dengan rombongan dokter lainnya.

"Lemes amat, buk?"

Shania yang sedang memencet password pintu unitnya tersentak. Tanpa bisa ia cegah tangannya mendarat di bahu kanan Kinan dengan kencang.

"Lu bisa gak sih gak usah muncul tiba-tiba kayak setan." Sungutnya.

"Yee, lu aja yang lagi ngelamun, orang gue daritadi ngikutin lu."

Shania berdecak, ia masuk ke dalam tanpa mempedulikan Kinan yang tetap mengekorinya. Ia melepas sepatunya begitu saja di dekat rak sepatu, menggantinya dengan sandal lalu masuk ke dalam kamar. Sedangkan Kinan, tanpa dipersilahkan sudah berada di dapur, memeriksa isi lemari es.

Beberapa menit kemudian Shania keluar dari kamar dengan wajah yang lebih cerah, rambutnya terbungkus handuk.

"Kak Ve kapan datang?" Tanyanya pada Kinan yang duduk di meja makan dengan dua piring berisi nasi goreng.

"Minggu depan. Duduk sini, temenin gue makan."

Shania menarik kursi di depan Kinan dan memakan nasi goreng yang dibawa Kinan.

"Seminar lu gimana?"

"Seperti seminar pada umumnya."

Kinan mendengus, "Lemes amat, padahal baru jadian."

Alis Shania bertautan, ia menghentikan suapannya, memilih memusatkan pandangannya pada Kinan. Lelaki itu ikut menelan nasi goreng yang ada di dalam mulutnya.

"Kalian beneran udah jadian, kan?"

"Ya menurut lo aja."

Shania kembali memakan nasi gorengnya.

"Ya kalau menurut gue udah. Kecuali lu emang hobi nyosor ke siapa pun, lain ceritanya kalau gitu."

Shania melotot, "Lu pikir gue cewek apaan."

Kinan terkekeh, "Jadi udah jadian, ya."

Shania bergumam. "Dia ngajak pacaran, gue pikir gak ada salahnya gue coba. Gak bisa bohong. Gue mulai tertarik sama Boby semenjak kejadian di IGD waktu itu."

Kinan mengangguk. "Gue mau ngasih tau lu sesuatu."

"Apa?"

"Boby udah sepuluh tahun gak punya hubungan sama perempuan."

Alis Shania bertautan. "Dia gay?"

Dengusan kasar keluar dari mulut Kinan. "Ya enggaklah!"

"Trus?"

"Ya gak kenapa-kenapa, gue cuma mau ngasih tau lu aja. Gue tau lu gimana, gue juga tau Boby gimana. Kalian itu berbeda, tapi gue harap kalian bisa langgeng. Itu aja."

"Gak jelas lu."

"Emang." Jawab Kinan.

***

Shania menatap ponselnya tanpa berkedip, terlalu kaget membaca pesan -atau lebih tepatnya nama pengirim pesan- yang masuk lima menit yang lalu ke ponselnya.

HealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang