Hal pertama yang dilakukan Shania begitu keluar kamar pagi ini adalah membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Beberapa hari ini Boby tidak mengajaknya sarapan lagi, lelaki itu mengaku sangat sibuk. Shania memaklumi, karena dari cerita yang Boby sampaikan, lelaki itu sedang mengerjakan kasus yang lumayan pelik membuatnya harus menginap di kantor. Bahkan untuk bertukar kabar dengannya saja lelaki itu jarang melakukannya.
Shania memakluminya.
Shania membuka lemari pendingin, melihat sarapan apa yang bisa ia buat dengan bahan-bahan yang ada di dalam sana. Setelah berpikir sebentar ia memutuskan membuat roti panggang dilapisi sayuran dan telur mata sapi beserta segelas susu coklat.
Ia baru selesai mencuci piring beserta gelas bekas sarapannya ketika ponselnya berdenting. Ia menarik tissu untuk mengeringkan tangannya.
Boby
Selamat pagi dokter Shania
Apaansih
😄
😉
Kok sekarang genit?
Diajarin Kinan
🙄
Hahaha
Sarapan bareng?
Yah, aku baru selesai sarapan
Oh,
Gimana klau makan siang?
Aku ada operasi
makan malam?
Ditempat aku.
Boleh
Jadi ketemu di tempat kamu aja, ya
Iya
See U
See U
Shania tersenyum, ia meletakkan ponselnya ke dalam tas. Ia tidak berbohong, ia merasa senang karena mendapat pesan dari Boby sepagi ini. Setelah berhari-hari lelaki itu menghilang.
***
Ting tong!
Shania menghentikan kegiatannya yang sedang memotong sayuran, ia mengelap tangannya dan bergegas membuka pintu karena yakin itu adalah Boby. Ia mengulas senyum begitu saja ketika melihat Boby berdiri di balik pintu sambil memeluk kantong kertas yang ia yakini berisi buah-buahan yang tadi ia pesan.
"Hai," Sapa Boby.
"Hmm, ayo masuk."
Boby membuka sepatu dan mengikuti Shania sampai ke dapur.
"Itu letakin di situ aja." Shania menunjuk meja makan, ia sudah kembali sibuk dengan kegiatan memotong sayurnya yang sempat terhenti karena membukakan pintu untuk Boby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing
RandomTidak ada pertemuan yang tidak disengaja, semuanya adalah rencana.