Part 12

2.1K 214 109
                                    

Boby memarkirkan sepedanya di belakang mobil SUV milik Gracia yang dicuci. Ia mengeluarkan sebungkus rokok dari tas selempangnya dan memberikannya pada Mang Ucup, supir yang sedang mencuci mobil Gracia.

"Pagi, Mang." Ujarnya. "Ini ada rokok."

"Pagi, Mas. Makasih rokoknya." Laki-laki berusia 50-an itu membungkuk sopan.

"Iya, sama-sama."

"Gak bawa motor, Mas?"

"Enggak, sepedaan biar sehat." Jawab Boby tersenyum, lalu menepuk bahu Mang Ucup. "Yaudah, saya masuk dulu."

Boby mendorong pintu besar di depannya dan berjalan masuk, melintasi ruang tamu yang dan ruang keluarga yang sepi. Hanya dua orang asisten rumah tangga yang tampak membersihkan pajangan yang berjejer rapi di lemari kaca. Ia baru akan bertanya keberadaan orang-orang ketika suara menggelegar milik Gracia terdengar.

"Abaaaaang!!"

Boby mendongak, terlihat Gracia menuruni tangga sambil berlari.

"Hati-hati, Ge."

Boby memberikan peringatan, kedua tangannya terentang, ia membenarkan posisi berdirinya karena tahu pasti apa yang akan terjadi selanjutnya.

Hap!

Dan Gracia melompat masuk ke dalam pelukannya.

"Kanjeng ratu di mana?" Tanya Boby setelah melepas pelukannya.

Gracia mengangkat bahunya, bibirnya mencebik. "Aku marah sama Abang."

"Kenapa tiba-tiba marah, deh." Boby tertawa, tangannya terangkat hendak mengacak rambut Gracia tapi adiknya itu lebih dulu menghindar. "Lah, beneran ngambek."

"Abang kok gak pernah bilang kalau Abang sama Cici udah pacaran?" Tanya Gracia tanpa mengubah mimik wajahnya.

"Kamu kan gak pernah nanya."

"Waktu itu aku nanya, ya." Gracia menunjuk wajah Boby. Sedangkan Boby langsung menggenggam telunjuknya dan menurunkannya.

"Gak sopan nunjuk muka orang kalau lagi ngomong."

"Auk, ah! Pokoknya aku ngambek." Gracia menghentakkan kakinya ke lantai.

Bukannya merasa bersalah, Boby justru semakin gemas. Kali ini ia mencubit pipi Gracia.

"Gemesh!"

"Abang! Sakit!" Gracia menarik tangan Boby dari pipinya.

"Ahaha, maaf. Mama mana?"

"Lagi berenang di belakang."

"Kok kamu gak ikut berenang?"

"Males."

"Pantesan makin gendut."

Plak!

"Abang mending pulang ke rumah Abang lagi, deh!" Ujar Gracia setelah menampar bahu Boby, bibirnya makin maju. Punya Kakak seperti Boby memang cobaan tersendiri.

HealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang